Bab 4 (Pendekatan Perlahan)

31 17 50
                                    

Haii readers!!! Ketemu lagi sama ane wkwkwk:v maaf ya kemarin gak bisa update karena kondisi masih belum fit😭 maafkan ya:"""v tapi akan saya usahakan untuk update lagi secepatnya😊
~
~
~
~
~
~
~
~
      Keesokkan harinya, di rumah Mona. Dia sedang bersial-siap untuk pergi ke sekolah dan dia tiba-tiba teringat akan saudara kembarnya yaitu Luna. Karena biasanya tiap pagi dia selalu duduk di meja makan bersama dan menyantap makanannya bersama. Bahkan sambil bersendah gurau.
   "Ma, Luna kapan pulang ke rumah?" tanya Mona kepada mamanya. "Entahlah, mungkin liburan semester tahun ini dia pulang, sama papamu" jawab mamanya. Yahh mama Mona sangat tau akan anaknya yang satu ini, karena anaknya ini tidak biasa bila makan sendirian tanpa di temani oleh Luna saudara kembarnya, lebih tepatnya adiknya karena Mona lahir terlebih dahulu dari pada Luna dan hanya selisih selang waktu 5 menit saja.

    "Kenapa?" tanya mamanya. Dan Mona pun langsung menjawab "Gakpapa, cuma kangen aja" katanya seraya tersenyum.

"Kalau begitu kenapa gak kamu telfon aja dia??" kata mamanya, dan dengan cepat Mona menjawab "iyaa ya, aku lupa kenapa gak aku telfon aja" jawab Mona.

      "Ya udah ya ma, makasih sarannya" sahut Mona sekali lagi, lalu dia menghabiskan sarapannya dan beranjak dari meja makan. Dan pergi ke sekolah, dan ia pun tidak lupa untuk menyalami tangan punggung mamanya itu lalu dia berangkat sekolah.

"Ya udah ma, Mona berangkat dulu. Assalamu'alaikum" salam Mona
     "Wa'alaikum salam, hati-hati di jalan ya" balas mamanya dengan senyuman, dan Mona pun membalasnya dengan senyuman juga.

     ' Oh iyaa hari ini gua berangkat sama siapa ya??' Batin Mona dalam hati, karena sopir Mona sedang sakit dan dia gak tau harus berangkat dengan siapa. Apalagj Aca juga hari ini gak masuk, karena dia harus ke rumah sakit sebab neneknya sekarang sedang sakit dan harus di rawat inap di sana. Dan tiba-tiba suara motor sport mengagetkannya dari belakang.

     Brrmm Brmmm

"Naiklah" kata seorang yang sedang mengendarai motor tersebut. Lalu ia membuka kaca helm full facenya. Dan berkata sekali lagi pada Mona "Ngapain bengong aja di situ, ayo cepat naik" perintahnya. Yahhh siapa lagi kalau bukan Rendy. Dan kedua bola mata mereka pun bertemu.

     "Apaan sih lo" kata Mona dengan juteknya. Dan langsung jalan ke depan gapura perumahan untuk mencari taksi. Tetapi Rendy tetap mengikuti Mona dari belakang, sambil mengendarai sepedanya pelan-pelan.

    "Sudahlah mendingan bareng gue aja" kata Rendy. Dan sebelum Mona menjawab Rendy langsung kembali bicara. "Dari pada lu telat, kan mending bareng gue. Dan lagipula lo gak lihat apa di berita banyak kasus penculikkan dengan menggunakan taksi" tambahnya lagi. Dan akhirnya Mona pun pasrah dan dia langsung naik ke motor sport milik Rendy.

   "Pegangan yang kuat ya" kata Rendy mengingatkanku. Tapi Mona tidak mau menuruti apa kata Rendy.

     "Baiklah jangan salahkan aku ya kalau jatuh" kata Rendy. Lalu dia menghidupkan sepedanya dan melaju dengan cepat, dan refleks Mona langsung memegang erat Rendy karena dia takut jatuh.
Rendy yang mengetahui itu hanya bisa tersenyum dan menahan tawanya. "Kenapa? Bukannya lo tadi gak mau pegangan?" Tanyanya sambil menggodaku. Aku pun langsung memukul helmnya sambil berkata "Dasar bodo! Lo mau bikin gua mati ya!" teriakku dengan kencangnya yahh walaupun masih kencang suara kendaraan yang ada di jalan. Dan Rendy yang mendengar itu hanya bisa ketawa karena dia sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.

     "Awas lo ya!" kataku sambil memukul helmnya lagi, dan dia hanya meringis karena helmnya ku pukul. "Sakit tau" katanya, dan belum sempat Mona menjawab dia melanjutkan kata-katanya.
  
   "Ya iya maafin gue, udah jangan kek gitu lagi. Lo mau kita celaka apa?!" jawabnya. Dan Mona pun hanya menggerutu di dalam hatinya 'Duhh nih cowok resek amat sih jadi orang, awas aja ya nanti.' batinnya.
Dan entah kenapa Mona langsung memeluk erat pinggang Rendy entah itu karena dia takut jatuh, atau memang dia merasakan ada dorongan yang kuat dari dalam dirinya. Dan dia mencium aroma tubuh Rendy terasa sangat menyegarkan, bagaimana tidak? Karena bau parfum yang di pakainya adalah parfum dengan aroma kayu manis yang tercampur dengan sedikit aroma mint yang dapat menyegarkan siapa saja yang mencium baunya. Rendy yang mengetahui itu dia hanya tersenyum, dan jantungnya pun berdetak dengan sangat kencang begitu pun Mona dia merasa ada yang aneh dengan dirinya dan jantungnya pun berdetak sangat kencang di banding sebelumnya.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang