"Maksud kedatanganku kesini untuk membawa anakku kembali." pria berjas rapi dengan tatapan angkuhnya. Ia duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya menambahkan kesan angkuh yang melekat padanya. Aku mendekap anakku dengan erat. Azka tampak kebingungan matanya menatap aku dan pria yang mengaku sebagai ayahnya bergantian.
"Apa maksudmu tuan? Azka anakku, mana mungkin dia anakmu." aku mengelus punggung anakku dengan lembut.
"Menurut hasil DNA azka anakku, dan menurut informasi yang aku dapatkan bahwa kau menemukan anakku di depan pintu rumahmu sekaligus kafemu 5 tahun yang lalu bertepatan matinya jalang yang mengaku hamil anakku." aku menutup telinga azka dengan kedua tanganku, aku harap azka tidak mendengar apapun, walau bagaimanapun azka tetap anakku walaupun alam menolak, azka tetap anakku. Aku tidak sanggup kehilangan azka, azka harta berharga yang aku punya."Walau bagaimanapun azka tetap anakku, anda tidak berhak mengambilnya dariku!! aku yang membesarkanya, aku yang menangis ketika ia sakit, aku yang terjaga ketika ia menangis di malam hari. Aku menangis ketika ia sakit, aku tersenyum ketika ia tertawa. Apa anda ada pada saat itu?tidak kan!! Walau bagaimanapun aku tidak akan pernah memberikan azka pada anda. Walaupun anda ayah kandungnya tapi aku yang merawatnya selama ini." kulihat rahangnya mengeras sehingga terdengar gertakan giginya menahan amarah.
Ia bediri dengan tatapan tajamnya, ia mengepalkan kedua tangan. Ia melihat azka yang tampak ketakutan akibatnya.
"Aku akan membawa ini ke jalur hukum, akan ku pastikan hak asuh azka jatuh ke tanganku, dan saat itu juga aku akan menghancurkanmu dan keluargamu sampai kau berlutut memohon ampun denganku!! Camkan itu!!!" ia berjalan keluar rumahku dengan angkuhnya."Bunda..." cicit azka. Aku memeluknya dengan erat mengelus kepalanya penuh kasih sayang memberikan ketenangan untuknya.
"Ngak papa ka, kaka jangan khawatir,,emmm,,,, tenang sayang."
"Kaka anak bunda kan!" azka mengangguk kecil " kalau gitu kaka ngak boleh jauh dari bunda, kaka sayang bunda kan?"
"Sayang banget."
" kalau gitu kaka ngak boleh ninggalin bunda, kalau kaka ninggalin, siapa yang ngapusin airmata bunda em? Kaka harus kuat biar bisa jagain bunda." azka menangis di dekapanku. Ya tuhan cobaan apalagi ini.. Air mataku mengalir tanpa aku perintah, rasa sesak di dadaku terlalu kuat.Ya tuhan kenapa harus begini. Aku tahu kalau hal ini egois, tapi bagaimanapun azka matahariku, dia penyemangatku, dia obat lelahku, aku yang menjaganya selama ini. Kenapa pria itu hadir? Kenapa? Kenapa dia mencoba mengambil azka dariku.
Airmataku tak henti keluar, untuk kesekian kalinya aku menyalahkan tuhan.Tangan lembut nan kecil mengelus pipiku dengan ibu jarinya yang mungil. Aku semakin menangis, siapa yang tidak mengenal trisbian agung wijaya, CEO wijaya group yang menguasai bisnis di bidang kontruksi, dan perhotelan di asia. Perusahaan yang membuka cabang di berbagai negara, pria yang sangat menguasai pasar internasional.
"Bunda kok nangis? Kaka jadi sedih lihatnya." aku meraih tangan mungilnya, mengecupnya berkali kali
"Makasih kaka udah mau ngapusin airmata bunda, bunda janji ngak bakalan nangis lagi."
"Janji?" azka memberikan jari kelingkingnya lalu manautkan jarinya ke jariku. Aku tersenyum melihat tingkahnya"Kuncinya kaka sembunyiin yaa bun..." azka tersenyum memamerkan giginya yang rapi. Aku hanya terkekeh melihat tingkahnya.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/109522268-288-k399619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Anakku (TAMAT)
Short Storykirana ramadhania perempuan berusia 23 tahun yang berusaha mempertahankan anaknya Rank #307 /08-10-2017 (shortstory) #251 /11-10-2017(ShortStory) #181/12-10-2017(ShortStory) #144/15-10-2017(ShortStory) #58/21-10-2017(ShortStory) #33/24-10-2017(Short...