Kirana sedang memeluk azka dengan erat. Di depannya terlihat pria dengan setelan jas mahal duduk dengan angkuhnya. Di sampingnya terdapat wanita yang sedang duduk dengan angkuh.
"Jadi rana, aku kesini ingin mengambil anakku." ucap bian dengan nada dinginnya. Tatapan mata tak lepas dari rana.
"Apa maksud anda tuan? Azka putra saya." bantah kirana. Kirana semakin memeluk azka dengan erat.
"Bagaimanapun hasil ini membuktikan bahwa azka anakku." bian melemparkan hasil tes DNA ke meja.
"Jika saya menolak?" tanya kirana dengan nada sinis. Bian mengerutkan dahinya lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Aku akan membawa ke jalur hukum. Akan ku pastikan hak asuh azka jatuh ke tanganku, dan saat itu terjadi kau tak akan ku izinkan melihat azka. Jadi kau mau memberikan azka dengan baik-baik atau aku akan membawa hal ini ke jalur hukum?" kirana tampak bimbang. Tak mungkin ia bisa menang melawan seorang trisbian.
"Bundaaa..." cicit azka.
Kirana menunduk kebawah melihat azka. Mata sembab di akibatkan ia menangis dalam diam.Kirana tak habis pikir setelah menghilang berbulan-bulan bian datang ke rumahnya dengan seorang wanita yang di ketahuinya sebagai kekasih pria itu, tanpa basa-basi ia langsung meminta haknya sebagai ayah azka. Jadi benar dugaan kirana, sikap baik yang bian berikan kepada kirana dan azka hanya semata-mata pendekatan dirinya dan azka.
Kirana merasa iba dengan azka.
"Saya tak akan memberikan azka kepada anda bagaimanapun azka tetap putra saya. Saya tak akan peduli jika anda membawa hal ini ke jalur hukum." ucap kirana dengan lantang.Kirana sudah memutuskan akan mepertahankan azka. Kirana akan melakukan apapun untuk mempertahankan azka, walaupun harus membawa pengacara mahal untuk memenangkan hak asuh azka.
"Baiklah!! Jika itu yang kau inginkan. Kau bisa menunggu surat panggilannya rana. Ayo bella!" bian berdiri dan juga wanita di sampingnya.
" sampai juga azka! Kau akan bertemu mommy di rumah." bella melambai tangan dengan nada angkuhnya dengan azka.
Bian dan bella melangkah pergi dari rumah kirana sedangkan di ruang tamu kirana hanya memeluk dengan erat.
" bundaaa..." cicit azka. Kirana menundukkan kepalanya, ia membelai rambut azka dengan lembut.
"Bunda ngak bakalan ninggalin kaka, kan?" tanya azka.
"Ngak ka! Bunda ngak bakalan ninggalin kaka. Kaka itu nafas bunda kalau kaka ngak ada bunda bakalan mati." kirana menangkup wajah azka dengan lembut lalu ia mengecup hidung mungil azka.
"Kaka mau ngak janji sama bunda kalau kaka ngak bakalan ninggalin bunda?" tanya kirana
"Iya bunn, kaka bakalan janji ngak bakalan ninggalin bunda. Lagipula kalau kaka ninggalin bunda siapa yang bakalan ngapus airmatanya bunda." ucap azka
Airmata kirana semakin mengalir deras. Kirana tak henti-henti mengecup ujung kepala azka.
"Iya. Kaka benar! Kalau kaka ngak ada siapa yang bakalan ngapus airmatanya bunda! Kaka harus janji sama bunda kaka ngak bakalan ninggalin bunda." azka hanya mengangguk mendengarkan perkataan kirana.
***
"Bundaaa,,,bundaaa,,,jangan tinggalin kaka,,,bunnn...." azka mencoba meraih kirana dari dalam pelukan trisbian. Azka menangis dengan keras begitu juga dengan kirana.
"Lepaskan kaka bian!! Jangan pisahkan aku dengan azka!! Aku mohon!!" kirana mencoba melepaskan diri dari bodyguard bian.
"Hak asuh azka sudah jatuh ke tanganku rana jadi aku akan mengambil azka darimu. Lagipula aku ayahnya sudah sewajarnya azka bersamaku." ucap trisbian
"Aku ibunya bian, biarkan kaka bersamaku!" ucap kirana
"Kau hanya ibu angkat rana..."
"Tapi aku ibu yang membesarkannya bian, aku yang merawatnya. Biarkan aku bersamanya bian, aku mohon!!." kirana menangis tersedu-sedu memohon agar bian memberikan azka kepadanya.Flashback on
Tok tok tok
Suara ketukan palu mengema di tempat ruangan persidangan antara kirana dan trisbian. Hakim memutuskan hak asuh azka jatuh ke trisbian. Kirana tak kuasa menahan airmatanya.
"Hak asuh azka sudah jatuh ke tanganku jadi, aku harap kau mau melepaskan azka secara baik-baik. Aku tak ingin memngambil azka dengan cara paksaan rana." trisbian kini berdiri di depan kirana, hanya sebuah meja yang memisahkan keduanya.
"Aku mohon jangan ambil kaka dariku bian, aku mohon!" kirana menatap bian dengan berlinang airmata.
"Aku akan mengambil azka bagaimanapun juga. Mau kau setuju atau tidak azka tetap akan bersamaku." ucap trisbian. Setelah itu bian pergi dari kirana yabg diam tanpa sepetah katapun.
Flashback off
.
.
.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Anakku (TAMAT)
Contokirana ramadhania perempuan berusia 23 tahun yang berusaha mempertahankan anaknya Rank #307 /08-10-2017 (shortstory) #251 /11-10-2017(ShortStory) #181/12-10-2017(ShortStory) #144/15-10-2017(ShortStory) #58/21-10-2017(ShortStory) #33/24-10-2017(Short...