ENDING - Hari Yang Berbahagia

27.9K 992 7
                                    

Trisbian kini duduk tertunduk di sofa ruang keluarga kirana, tepat di depan ada wanita paruh baya yang menatapnya dengan lekat seakan ingin menenggelamkanya ke dasar laut.
Entah kenapa nyalinya tiba-tiba menciut entah berantah. Trisbian mengira jika ibunya kirana sangat lembut mengingat perlakuanya ketika kirana depresi kala itu, ternyata trisbian dibuat tidak berkutik Didepan ibu kirana.

"Emm,,begini Mama--"
"Sejak kapan aku menjadi Mamamu, hah!!?"
See!! Baru beberapa kata saja yang diucapkan Trisbian ibu Kirana langsung membentaknya. Bagaimana ia mau memberitahukan maksud kedatanganya kemari jika ibu Kirana sangat menyeramkan bahkan lebih menyeramkan dari mommy dan daddynya.

"Baiklah, tante,,eh,, nyonya..."
"Ibu saja.." ucapa ibu Kirana yang menangkap kegugupan pada Trisbian.
"Baiklah, maksud kedatangan saya kemari ingin melamar anak anda." ucap Trisbian.
"Tidak usah terlalu formal. Kau terlihat seperti aku membawa palu baja yang siap memukulmu kapan saja. Hahaha." Ibu Kirana mengibaskan tanganya didepan wajahnya.
"Jadi kau mau melamar anak ibu yaa." ucap Ibu Kirana. "Iya bu."

Ibu Kirana berdiri berjalan menghampiri Trisbian lalu menepuk bahu Trisbian.
"Buat urusan jodoh ibu serahkan pada Kirana tapi, kalau kau menyakiti hatinya SEDIKIT saja...." ucapan ibu Kirana mengantung lalu ia mendekat ke telinga Trisbian.
"......ibu akan MEMOTONG burungmu.."
Tubuh Trisbian menengang seketika. Trisbian menelan ludahnya susah payah itu berarti hidupnya tidak akan bergairah lagi. Bagaimana ia bisa membuat adik untuk Azka jika ibu Kirana memotong burungnya.

"Bagaimana negosiasinya?" tanya Kirana menghampiri Trisbian yang sedang duduk di sofa.
"Berhasil, kamu tenang saja." jawab Trisbian sambil mengacungkan jempolnya.
"Benarkah? Apa ibu tidak mengancammu atau membentakmu, Mas?" bingung Kirana. Selama ini ibunya sangat cerewet tentang percintaan Kirana, biasanya ibunya selalu menyudutkan pria yang ingin dekat dengannya, tapi entah kenapa Kirana merasa Trisbian menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ini aneh!!" gumam Kirana.
"Tidak usah di fikirkan! Itu berarti aku beruntung ibumu mau merestui hubungan kita." ucap Trisbian. Trisbian tidak ingin Kirana bertanya terlalu jauh. Bisa jatuh harga dirinya seandai Kirana tahu  jika ia tidak berkutik di hadapan ibunya.
"Ahh,iya mas benar juga." Kirana tersenyum lembut.
"Kaka dimana?" tanya Trisbian.
"Kaka sedang tidur di kamar."

"Terimakasih karena kamu mau menerimaku menjadi suamimu. Walaupun aku pernah menyakitimu tapi kau masih mau menerimaku." Trisbian membelai lembut pipi Kirana. Kirana hanya tersenyum pada Trisbian.
"Cinta itu memiliki berbagai perasaan Mas, bukan hanya bahagia yang kita rasakan. Kita juga bisa merasakan sedih, kecewa, marah dan takut kehilangan. Cinta membuat kita merasakan berbagai rasa emosi. Di saat aku bisa membenci kenapa aku tidak bisa memaafkan. Mas bisa menerimaku apa adanya, kenapa aku tidak bisa menerima Mas apa adanya. Sekarang yang terpenting ialah masa depan keluarga kita, jangan terlalu terpaku dengan masa lalu, Mas." Kirana memegang tangan Trisbian lalu mengenggam Dengan erat tangannya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia Anakku  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang