incident

725 73 3
                                    

Hari - hari Dahyun berjalan seperti biasa di rumah keluarga Tuan. Tapi masalah datang di hari ke lima Dahyun tinggal.

Malam itu, Dahyun sedang tertidur di rumahnya dan tiba - tiba Mark datang dengan keadaan mabuk. Dahyun yang terkejut karena ada tangan yang memeluk tubuhnya pun akhirnya bangun.

"Mark, apa kau tidak apa - apa? Mark kau mabuk ya?"

"Iya aku mabuk. Apa kau tau apa yqng terjadi malam ini. Aku bertemu dengan wanita brengsek itu, dia bilang jika dia akan kembali dalam kehidupanku. Dia juga menciumku. Dia menciumku seperti ini." Kata Mark sambil menarik tengkuk Dahyun.

"Apa yanng kau lakukan Mark? Kau mabuk, jadi ayo kita tidur saja!"

"Shireo. Aku tidak ingin tidur, aku ingin memperlihatkan padamu bagaimana dia menciumku."

Mark pun mendekat pada Dahyun dan mendudukan Dahyun di pangkuannya.

"Mark, lepaskan aku! Aku akan bawakan air agar kau bisa sadar."

"Aku sudah sadar. Aku bahkan sangat sadar apa yang ku lakukan."

Mark pun mendekatkan wajahnya dengan Dahyun. Tapi Dahyun mencoba untuk menghalanginya dengan tangannya.

Mark pun langsung melepaskan lengan Dahyun dan memeganginya. Mark makin mendekat, dan itu membuat Dahyun benar - benar takut.

Dahyun tidak pernah menyangka jika Mark akan melakukan ini padanya. Mark yang dia kenal empat hari ini adalah Mark yang berbeda dengan sekarang.

Mark yang empat hari Dahyyn kenal bahkan rela tidur di sopa agar Dahyun bisa tidur di ranjangnya. dahyun menangis.

"Kenapa kau menangis hah? Aku tidak akan melukaimu. Wanita itu yang brengsek. Aku tidak ingin dia mendapatkan bibirku. Jadi jangan menangis dan diamlah." Kata Mark sambil menghapus air mata Dahyun.

Chup,
Mark mencium Dahyun dengan kasar. Mark bermain - main dengan bibir mungil itu.

Dia sangat kasar, sehingga membuat Dahyun kesakitan dan kehabisan nafas. Ini bisa dibilang ciuman yang sangat panas.

Dahyun mencoba untuk mendorong tubuh Mark agar dia menghentikan aktivitasnya memainkan bibir mungil milik Dahyun. Tapi yang dilakukan Dahyun sia - sia.

Mark malah terus mencium Dahyun dengan nafsu yang memburu. Tapi setelahnya, Mark melepaskan ciumannya karena sudah kehabisan nafas.

Dahyun yang dari tadi sudah kehabisan nafas pun dengan cepat mengambil oksigen sebanyak - banyaknya. Tapi itu tidak bertahan lama.

Mark langsung menidurkan tubuh Dahyun diatas kasur. Dan mulai membuka kancing baju miliknya.

"Mark apa yang kau lakukan? Ini semua sudah cukup. Aku tidak bisa melakukannya lagi."

"Apa maksudmu? Aku ini adalah calon suamimu. Jadi kau harus menurutiku."

"Tapi Mark...

"Tapi apa hah? Kau bilang padaku jika kau tidak pura - pura untuk menikah denganku. Kau bersungguh - sungguh kan?"

"Tapi kita belum menikah. Jadi ingat batasanmu."

"Hah batasanku kau bilang. Kita akan segera menikah dalam satu minggu lagi. Jadi itu tidak masalah lagi kan?"

"Mark.....

Ucapan Dahyun pun terpotong karena Mark mencium Dahyun lagi. Tapi kali ini Mark mulai memegang bagian yang seharusnya tidak disentuh Mark.

Dahyun pun hanya bisa menangis disela - sela ciumannya. Dahyun benar - benar takut sekarang.

Setelah menciumi bibir Dahyun, Mark pun mulai melepas pakaiannya yang sudah tidak di kancing dan mulai membuka kancing baju milik Dahyun.

"Aku mohon jangan lakukan itu Mark!"

"Hey kenapa kau menangis lagi? Ini tidak akan sakit kok. Aku berjanji padamu."

"Mark...

Kata Dahyun sambil menghentikan tangan Mark yang sedang melepaskan kancing baju Dahyun.

"Aku bilang ini tidak akan lama."

Di situ Dahyun mulai menangis lagi.

"Shut jangan menangis. Jika kau menangis terus, aku malah akan lebih brutal padamu."

Dahyun benar - benar tidak menyangka jika Mark akan melakukan hal yang seperti ini.

"Apa ini yang dibicarakan Tzuyu?" Kata Dahyun dalam hati.

Setelah melepaskan semua kancing milik Dahyun, Mark pun langsung menciumi dada milik Dahyun dan membuka bajunya.

Setelah kejadian itu, Dahyun hanya bisa terdiam dan menyelimuti dirinya dengan selimut. Dahyun sekarang menangis tanpa suara karena takut terdengar oleh yang lain.

Dahyun hanya menatap Mark dengan sendu. Laki - laki yang menurut Dahyun jahat itu sekarang tengah tertidur dengan pulas.

Sedangkan Dahyun, bahkan tidak bisa tertidur mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Keesokan harinya, Dahyun masih tertidur karena tadi malam tidak bisa tertidur.

Mark yang terbangun lebih dulu pun sangat terkejut ketika melihat dirinya tertidur di ranjang. Dan terkejutnya lagi, dia tidak memaki pakaian begitu pula dengan Dahyun.

Mark hanya bisa melihat Dahyun dengan tatapan bingung sekaligus menyesal. Mark pun langsung pergi ke kamar mandi.

Dahyun yang masih tertidur pun akhirnya terbangun karena suara berisik dari kamar mandi.

"Aku harus bertahan. Ini demi eomma dan appa. Ya aku harus bertahan dan bersikap biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu." Kata Dahyun dalam hati.

Setelah mandi, Mark pun keluar dari kamar mandi. Mark sedikit terkejut karena Dahyun sudah bangun dan berada di hadapannya sekarang.

"Apa terjadi sesuatu semalam? Mian jika...

"Shut. Jangan dibahas lagi masalah itu. Lebih baik kau memakai pakaian dan turun untuk sarapan. Aku akan menyusul." Kata Dahyun sambil masuk ke kamar mandi.

Mark yang tidak percaya jika Dahyun hanya akan bersikap seperti itu pun menatap Dahyun walau pintu kamar mandi itu sudah tertutup.

Sedangkan Dahyun sekarang membekap mulutnya yang sedang menangis agar tidak mengeluarkan suara apapun. Rasanya sangat berat bagi Dahyun untuk memerima semua ini.
#TBC

Maaf ya jalan ceritanya jadi gak pantes gini.
Soalnya aku gak tau juga apa yang aku tulis.
Maaf jika ini terlalu senonoh. Mengingat ini hanya cerita jadi jangan dipikirkan apa yang aku tulis sekarang.
Jangan lupa buat votment nya.
Gomawo

Never EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang