apartement

570 77 7
                                    

Setelah selesai, Dahyun dan Mark pun memutuskan untuk pulang. Tapi Mr. Tuan dan Mrs. Tuan tidak mengijinkan merrka pulang.

Pasalnya mereka tidak akan tinggal lagi di rumah keluarga Tuan. Dahyun dan Mark pun terkejut.

"Tapi kan eomma kita kan belum menikah. Perikahan itu sekitar satu minggu lagi. Jadi kenapa kita harus pindah hari ini." Kata Mark.

"Pokoknya harus. Karena semua baju dan barang kalian sudah eomma pindahkan semua kesana."

"Eomma." Rengek Dahyun.

Tapi lagi - lagi Mrs. Tuan sama sekali tidak menggubrisnya dan malah menyuruh mereka pulang ke apartement milik mereka. Tidak lupa juga dia memberikan kunci rumah dan alamatnya.

Dengan terpaksa, Dahyun dan Mark pun menyetujuinya. Sepanjang perjalanan pulang, baik Dahyun maupun Mark sama sekali tidak berbicara.

Mereka hanya duduk diam memikirkan pikitran mereka masing - masing. Setelah sampai, Dahyun dan Mark pun turun di gedung apartement yang benar - benar tinggi dan besar.

"Aku rasa eomma mulai berlebihan lagi." Kata Dahyun.

Mark hanya bisa mengangguk tanda setuju.

Mereka pun masuk ke dalam. Karena ruang apartement mereka berada di lantai sepuluh, jadi mereka harus menggunakan lift.

Setelah masuk lift, Mark pun langsung memencet angka 10. Lift pun berjalan seperti biasa.

Lalu tiba - tiba lift berhenti secara mendadak. Dan membuat Dahyun dan Mark jatuh.

Karena Dahyun memakai sepatu heels, jadi kakinya terkilir dan tidak bisa berjalan. Mark yang melihatnya pun langsung menolong Dahyun.

Karena Dahyun tidak bisa berdiri, otomatis Mark harus duduk di samping Dahyun. Karena lift mati dan tidak ada lampu, otomatis membuat Dahyun takut.

Pasalnya dia sangat takut pada kegelapan dan ruangan sempit. Dahyun pun hanya bisa memejamkan matanya dan memeluk erat tubuh Mark.

Mark yang merasakannya pun bisa tau jika Dahyun sangat ketakutan. Dia pun menepuk - nepuk punggung Dahyun mencoba menenangkannya.

Setelah menunggu selama lima menit, lift pun kembali terang dan berjalan. Dahyun pun mulai melepaskan pelukannya dari Mark dan membuka matanya.

Karena Dahyun tidak bisa berjalan, akhirnya pun Mark menggendong Dahyun dengan ala bridal style. Dahyun yang mendapat perlakuan itu pun hanya bisa menatap Mark terkejut.

Dahyun dan Mark pun sudah sampai di depan pintu apartement mereka dengan Dahyun yang masih di gendong oleh Mark. Karena Mark tidak bisa memasukan kuncinya ke pintu, Dahyun pun memegang tangan Mark untuk menahannya berusaha memasukkan kunci itu.

Dahyun pun mengambil kunci yang ada di tangan Mark dan memasukannya ke pintu. Setelah itu pintu apartement mereka pun terbuka.

Mark pun masih menggendong Dahyun kedalam. Dia lalu mendudukan Dahyun di ranjang kamar mereka.

"Gwenchana?" Tanya Mark.

"Emm, aku rasa aku hanya terkilir saja."

Mark pun melepas sepatu heels Dahyun dan memijat sedikit kaki Dahyun.

"Oppa. Aku bisa melakukannya sendiri. Biarkan saja!"

"Ani, nanti jika dibiarkan kakimu bisa bengkak."

Setelah memijat kaki Dahyun, Mark pun langsung menyuruh Dahyun untuk tidur.

"Tapi oppa, aku masih memakai gaun ini." Kata Dahyun sambil menunjuk gaun yang dia pakai.

"Ah, iya. Apa kamu bisa berjalan ke kamar mandi?"

"Aku rasa bisa."

Dahyun pun mulai berdiri untuk pergi mengganti bajunya. Tapi sayang karena kaki nya masih sakit jadi Dahyun terjatuh.

Mark pun langsung membantu Dahyun untuk duduk lagi di ranjang.

"Biar aku saja yang ambilkan. Kamu tunggu saja disini."

Mark pun langsung mengambil baju tidur milik Dahyun yang ada di lemari. Setelah itu memberikannya pada Dahyun.

"Aku akan keluar. Jadi kamu bisa mengganti pakaianmu." Kata Mark.

Sebelum Mark keluar dari kamar itu, Dahyun menghentikannya.

"Tunggu oppa. Bisakah oppa membantuku?" Tanya Dahyun.

Mark pun langsung membalikan badannya dan berjalan menuju Dahyun.

"Memangnya apa yang bisa kubantu?"

"Tolong buka kan ini." Kata Dahyun sambil meletakkan tangannya kebelakang.

"Maksudmu membuka sleting bajumu."

"Iya. Tanganku tidak jisa mencapainya." Kata Dahyun.

Mark pun langsung membuka sleting belakang baju Dahyun. Mark pun mulai menarik sletingnya ke bawah.

Saat melihat punggung mulus Dahyun, Mark kembali teringat akan kejadian malam itu. Dimana dia telah berbuat jahat dan menyakiti Dahyun.

Karena memekirkan hal itu, Mark pun berhenti dan tidak menarik sleting itu lagi.

"Wae oppa?" Tanya Dahyun.

Mark yang menyadari jika Dahyun memanggilnya, langsung tersadar. Dia pun menarik sleting nya lagi.

Sebelum sempat keluar, Dahyun sudah membuka gaunnya duluan. Sontak itu membuat Mark terkejut dan langsung memalingkan pandangannya ke lain arah.

Mark sama sekali tidak bisa melihat Dahyun berganti baju di hadapannya. Dahyun yang melihat Mark memalingkan pandangannya pun hanya tersenyum.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Tidak perduli apapun caranya. Karena aku mencintaimu. Walau aku tau aku akan sakit." Kata Dahyun dalam hatinya.

Setelah selesai, Dahyun pun menepuk pundak Mark. Mark pun langsung berbalik.

"Sudah?"

"Eoh. Oppa juga harus ganti baju dan segera istirahat." Kata Dahyun manis.

Inilah yang sangat di benci Mark, di saat Dahyun bersikap baik dan manis padanya. Itu hanya akan membuatnya makin sakit mengingat bahwa Mark telah menyakiti Dahyun.

Mark pun langsung melakukan apa yang di katakan Dahyun. Setelah keluar dari kamar mandi, Mark melihat Dahyun yang sudah tertidur pulas.

Mark juga memutuskan untuk tidur. Tapi tidak di ranjang.

Dia memutuskan untuk tidur di sofa yang ada di kamar itu. Setelah beberapa lama, Dahyun terbangun karena haus.

Untung saja airnya sudah ada di meja sebelah ranjang. Tapi saat itu Dahyun melihat Mark yang  tertidur di sofa dekat ranjang, tidak memakai selimut.

Dahyun pun tidak tega melihat Mark tidur seperti itu. Dia pun memutuskan untuk memberi selimut miliknya.

Dahyun dengan bersusah payah jalan untuk mengantarkan selimut itu. Walaupun kakinya masih sangat sakit.

Dahyun pun menyelimuti Mark. Saat akan berjalan kembali ke ranjang, tangan Mark mencegah Dahyun.

Dahyun yang terkejut pun langsung melirik ke arah Mark. Tapi Dahyun melihat jika Mark masih menutup matanya.

Karena tidak ingin membangunkan Mark, Dahyun pun memutuskan untuk tidur di sebelah Mark. Dia tidur disamping Mark di sofa itu.

Untung saja sofa itu cukup luas untuk tidur mereka.
#TBC






Up nih. Jangan lupa vote and comment.
Gomawo bagi yang udah menantikan ff ini.

Never EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang