the true part 4

498 71 4
                                    

Dahyun berpikir jika mana mungkin Mark mengaku. Satu sisi dia kasihan pada wanita itu dan di sisi lain dia khawatir pada bayinya sendiri.

Jika dia melepaskan Mark, lalu bagaimana dengan bayinya dan kehidupan pernikahannya. Dahyun tidak pernah menyangka jika kehidupan pernikahannya penuh dengan rintangan seperti ini.

Dahyun meruntuki nasibnya. Karena baru sebentar saja dia bahagia sudah ada cobaan lain yang membuatnya sedih.

Air mata Dahyun tidak dapat terbendung lagi. Dia mendekap foto bayi itu dan mengelus - elus perutnya sendiri.

Keesokan harinya Dahyun memutuskan untuk mencari tau siapa sebenarnya perempuan yang selalu mengirim surat padanya. Dia pun mulai menanyakan pada kurir yang kemarin mengantar surat itu padanya.

Tapi kurir itu sedang libur, jadi Dahyun tidak dapat menemuinya. Dahyun pun meminta alamat kurir itu.

Disisi lain, Jaebum dan Tzuyu sedang memata - matai sebuah rumah. Entah rumah siapa itu yang pasti mereka sudah mengintai selama tiga hari belakangan ini.

Dari rumah itu keluar seorang wanita cantik yang baik Jaebum maupun Tzuyu tau siapa wanita itu. Wanita itu adalah Nayeon.

Dia keluar bersama seorang bayi yang sedang dia gendong. Nayeon keluar dari rumah dan pergi menggunakan taksi.

Jaebum dan Tzuyu pun langsung mengikutinya. Nayeon turun di sebuah mall begitu juga dengan Jaebum dan Tzuyu yang mengikutinya dari belakang.

Dahyun pergi ke rumah tukang kurir itu yang berada di sebuah apartement kumuh. Dahyun pun mencari dimana kurir itu tinggal.

Setelah mememukannya, Dahyun pun langsung mengetuk pintunya.

Tok, tok, tok
"Permisi apakah ada orang di dalam?" Tanya Dahyun sambil terus mengetuk pintu apartement itu.

Lalu seorang lelaki membukakan pintu dan Dahyun mengenalnya itu adalah kurir yang mengantar surat kemarin.

"Permisi ini saya. Saya adalah orang yang menerima surat kemarin."

"Oh, iya. Saya baru ingat. Silahkan masuk ke dalam!" Kata pria kurir itu bersikap sopan dengan memperbolehkan Dahyun masuk ke apartement nya.

"Ah, tidak usah. Saya hanya sebentar disini. Saya hanya ingin tau siapa orang yang mengirim surat pada saya kemarin. Apa orang itu adalah perempuan?"

"Iya betul. Dia seorang perempuan."

"Kalau begitu boleh saya minta alamatnya. Ini sangat penting bagi saya."

"Baiklah tunggu sebentar saya mencatat alamatnya dulu." Kata kurir itu sambil masuk ke dalam apartementnya.

Setelah beberapa lama, kurir itu keluar dengan sebuah kertas berisi sebuah alamat. Kurir itu pun memberikannya pada Dahyun.

"Terimakasih. Kalau begitu saya pamit dulu." Kata Dahyun menerima surat itu dan pergi.

Nayeon berhenti di sebuah toko khusus peralatan bayi. Dia pun langsung masuk ke sana.

Sementara Jaebum dan Tzuyu mengawasinya di sebuah restoran sambil makan siang. Disana Nayeon membeli beberapa peralatan bayi.

Setelah membeli peralatan bayi itu, Nayeon pun meninggalkan tempat itu. Begitu juga dengan Jaebum dan Tzuyu.

Setelah itu, Nayeon pun masuk ke sebuah super market. Jaebum dan Tzuyu hanya mengikutinya sampai pintu super maket itu.

Disana Nayeon membeli beberapa barang dan makanan. Setelah selesai, Nayeon membawanya ke kasir.

Setelah membayar, Nayeon pun pergi dari sana. Jaebum dan Tzuyu masih mengikutinya.

Dahyun pun berhenti di sebuah rumah. Dahyun langsung memencet bel pada sisi kiri rumah itu.

Sudah beberapa kali Dahyun memencet bel tapi tidak ada yang keluar. Dahyun pun memutuskan untuk menunggu beberapa lama.

Tapi sudah sekitar lima belas menit Dahyun menunggu tidak ada juga yang membukakan pintu atau datang. Akhirnya Dahyun pun memutuskan untuk datang lagi besok.

Tapi pada saat Dahyun baru naik taksi, Nayeon datang. Diikuti dengan mobil Jaebum dan Tzuyu.

Dahyun melihat ke lain arah sehingga dia tidak dapat melihat muka Nayeon. Nayeon pun langsung masuk ke rumahnya.

Jaebum dan Tzuyu pun langsung pulang setelah mengetahui Nayeon juga pulang dan tidak kemana - mana lagi.

Dahyun selalu memikirkan tulisan dalam foto itu. Dia juga teringat terus pada muka bayi itu.

Dahyun tau jika ini akan menyakitinya tapi Dahyun juga tidak mau disakiti. Sudah cukup Dahyun menderita selama ini.

Dahyun berniat menemui wanita itu untuk menjelaskan kondisinya sekarang. Jika dia juga sedang hamil.

Jika mereka berbicara sebagai wanita mereka pasti akan memahami satu sama lain. Lagi pula Dahyun pikir sekarang Mark mencintainya dan memilihnya.

Jadi dia pikir wanita itu akan merelakannya bahagia bersama Mark. Tapi Dahyun belum mendapat kepastian sekarang.
#TBC#



Vomment Juseyoooo!!!!!

Never EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang