" Karena sahabat tidak hanya ada saat kamu senang namun juga ada disaat kamu membutuhkan dia."
Di pojok kantin, Langit sedang tertawa melihat tingkah konyol teman-temannya. Mereka sedang membicarakan mimpi Aji, Aji semalam memang bermimpi aneh. Aji bermimpi jika ia dilamar dengan seorang cewek bule yang tinggi, putih, dan cantik.
"Gini nih kalau kebanyakan nonton drama korea jadi kebawa mimpi." kata Yoga.
"Lo mimpi aneh-aneh aja Bong." ujar Langit sambil tertawa.
Aji sering dipanggil Bong, atau lengkapnya kecebong. Katanya sih Aji mirip kecebong yang ada di kali.
"Padahal kemarin adek gue lagi cuti nonton film korea katanya mau fokus ulangan, jadi gue ikutan libur deh." Kata Aji sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Bodo Bong."
"Bodo Bong 2." kata Langit mengulang perkataan Yoga.
Mata Langit tertuju kearah warung pak Usman, disana ada seorang cowok yang sedang bercerita sambil tertawa namun sang cewek hanya tersenyum menanggapinya.
"Kalian pada tau siapa yang ada di warung pak Usman?" tanya Langit, karena ia penasaran sekali dengan mereka berdua yang sedang duduk diwarung pak Usman.
"Itu kan si Pian." kata Aji.
"Pian? Yang anak sebelas IPS 4?" tanya Langit.
Aji mengangguk membenarkan, Pian cukup terkenal dikalangan anak IPS. Jadi Aji tahu kalo yang ada di warung pak Usman adalah Pian karena Aji anak IPS tapi beda kelas dengan Pian.
"Terus yang cewek namanya siapa ya gue lupa, namanya ada gi gi nya gitu." kata Aji melanjutkan perkataan sebelumnya.
"Pelangi, bego." kata Yoga. Sambil menoyor kepala Aji menggunakan tangannya.
"Nah iya itu."
Oh jadi cewek itu namanya Pelangi, kata Langit dalam hati.
"Kenapa lek?" kata Aji
Jelek, atau biasanya lebih pendeknya Lek. Itu adalah panggilan teman-temannya untuk Langit. Padahal Langit itu kategori cowok ganteng dijurusan IPA. Menempati urutan nomor satu mengalahkan Dimas, yang gantengnya 11 12 sama Langit.
"Lo suka? Kayaknya dia udah punya Pian deh, cakep emang tapi kata temen gue si Rifli yang sekelas sama mereka berdua dia orangnya jarang gaul, mainnya sama Pian mulu." kata Yoga menjelaskan tentang Pelangi.
"Enggak gue gak suka kok." bantah Langit. Memang kenyataan Langit tidak menyukai Pelangi
"Suka boleh lek, tapi kayaknya susah dapetin-nya." kata Yoga.
"Susah?" tanya Langit penasaran.
"Kan tadi gue dah bilang dia itu jarang gaul, mainnya sama Pian mulu. Gue pernah liat dia sama Pian berangkat bareng pulang juga bareng, ke kantin juga bereng. Kata Rifli dia duduk bareng Pian juga. Mereka berdua udah kayak orang pacaran."
"Ohh." Langit hanya menanggapi perkataan Yoga dengan ohh saja, tapi ia tetap masih menyimak perkataan Yoga.
"Banyak yang suka sama Pelangi, tapi dia selalu nolak kalau ada cowok yang nembak dia. Cantik sih kata gue juga, tapi kayak sok jual mahal gitu."
"Heh Rut, gak boleh gitu lo sama orang." kata Aji menasehati Yoga panjang lebar, karena emang Yoga kalo ngomong suka pedes beda banget ama Langit kalau ngomong bisa ngejaga dikit.
Rut atau lebih lengkapnya curut. Itu nama panggilan untuk Yoga dari teman-teman yang otaknya pada gesrek semua.
"Hmm maaf, tapi emang gitu. Dia cuek ke cowok, kecuali Pian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Pelangi Mencintai Langit
Teen FictionPelangi sangat membenci hujan, hujan membawa dirinya kembali mengenang masa lalu. Masa lalu yang membuat ia terpuruk. Masa lalu yang membuat ia menjadi perempuan introvert, jarang bergaul. Bahkan Pelangi hanya memiliki satu teman yaitu Pian. Walaupu...