"Kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan, nyatanya memang susah untuk melupakan sesuatu yang sangat berarti untuk kita. Tapi kita harus bangkit dalam kesedihan itu untuk menjadi manusia yang lebih kuat."
Semilir angin pagi yang berhembus dari luar ruangan membuat Pelangi menjadi lebih segar. Semalam ia sangat tidak berkonsentrasi untuk belajar. Pesan dari Langit membuat Pelangi menjadi binggung.
Kalo emang gue salah, gue bakal minta maaf sama lo besok.
Hari ini Pian akan menjemput Pelangi seperti biasanya, tepat pukul setengah tujuh pagi Pian menjemput Pelangi. Pelangi memasang muka cemberut dan kesal pada Pian. Pian pun menyadari muka Pelangi yang dari awal ia menjemput pelangi hingga sekarang ditekuk mulu.
"Kenapa?" tanya Pian hati-hati.
Pelangi mengacuhkan pertanyaan Pian lalu menaiki motor bebek Pian hingga kesekolah.
Sampai dikelas muka Pelangi masih cemberut, masih ditekuk, Pian tidak tahu apa alasan Pelangi memasang muka cemberut itu.
"Lo kenapa sih Git?"
Pelangi menatap mata hitam milik Pian. "Lo ngasih nomor hape gue ke Langit ya?"
Pian tersenyum cengengesan. "Dia ngechat lo?"
"Lo kenapa sih ngasih nomor gue ke dia?"
"Kemaren dia minta nomor lo ya udah gue kasih. Lo ada masalah apa sih sama Langit?"
"Gue gak ada masalah apa-apa sama dia. Jangan dipikirin."
Pian mengangguk. "Lo udah belajar buat ulangan bahasa Indonesia?"
Pelangi menggeleng pelan, semalaman suntuk Pelangi mencoba untuk bisa fokus belajar tapi tidak bisa.
"Lo tuh ya temen gue yang paling rajin." Pian mengacak rambut Pelangi, ia sangat gemas melihat kelakuan Pelangi.
"Lo bermaksud nyindir gue, iya gue ngaku gue bodoh. Tanpa lo nyindir gue pun udah ngerasa kalo gue gak sepintar lo Yan." Pelangi pergi meninggalkan Pian. Ia sangat kesal dengan perkataan Pian. Ia ngaku ia tidak sepintar Pian, ia ngaku ia bodoh tapi apa perlu pian menyindirnya dengan kata-kata
'Lo tuh ya temen gue yang paling rajin'
Pelangi pergi ke perpustakaan untuk menenangkan diri, pelajaran bahasa Indonesia dimulai setelah istirahat pertama. Masih ada waktu untuk belajar supaya mendapat nilai yang memuaskan.
Pelangi memasuki gedung perpustakaan yang cukup luas, menuju tumpukan buku cetak bahasa Indonesia. Lalu ia mengambil satu buku cetak dan mencari tempat duduk.
Pilihan pelangi jatuh pada tempat duduk yang berada dipojok rak buku bahasa inggris disana ada seorang cowok yang sedang duduk membaca buku. Tapi Pelangi duduk berjauhan dari cowok itu.
Pelangi mulai membaca lembar demi lembar buku cetak bahasa Indonesia, namun sapaan cowok disampingnya membuat Pelangi jadi tidak kembali konsen.
"Pelangi."
Pelangi menoleh kesamping kanan. Ia terlonjak kaget siapa yang tadi menyapanya.
"Lo sendiri? Pian mana?" tanya Langit.
"Gak usah urusin hidup gue."
"Gue nanya baik-baik loh, gue cuma mau minta maaf sama lo kalo kemarin gue salah."
Pelangi tidak menjawab Langit, melainkan beranjak dari tempat duduknya. Ia malas berdebat dengan Langit, namun lengannya dicekal oleh Langit.
"Apa-apaan sih, lepasin tangan gue." Langit melepaskan cekalannya, lalu menatap Pelangi intens.
![](https://img.wattpad.com/cover/110074609-288-k7371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Pelangi Mencintai Langit
Roman pour AdolescentsPelangi sangat membenci hujan, hujan membawa dirinya kembali mengenang masa lalu. Masa lalu yang membuat ia terpuruk. Masa lalu yang membuat ia menjadi perempuan introvert, jarang bergaul. Bahkan Pelangi hanya memiliki satu teman yaitu Pian. Walaupu...