16. Pelajaran

2.2K 90 23
                                    


"Rencana Allah itu indah, rencana Allah itu adalah sebaik-baik nya rencana. Dan kamu harus meyakini hal itu."



Pelangi menatap lembaran kertas didepannya, mulutnya menjadi diam membisu tak bisa berkata apa-apa.

"Papah mau kemana lagi?" Tanya pelangi sambil menahan tangisnya yg sudah ingin tumpah ruah.

"Papah mau ke Malaysia nak, ini tugas dari bos papah, kalo papah tidak melaksanakan tugasnya nanti papah dipecat." Ucap Gito. Gito sedang mengemas baju, mengemas barang-barang yang nanti akan diperlukan.

"Kenapa papah selalu ninggalin aku, papah pernah berfikir enggak sih kalau aku kesepian? Papah selalu sibuk dengan dunia papah sendiri, tanpa mikirin aku yang butuh papah buat semangatin aku."

"Gita, papah ini nyari uang juga untuk kamu, untuk biaya sekolah kamu. Lagian kalau kamu kesepian kamu bisa ajak teman kamu main kesini, lagian dirumah juga ada bibi."

Gito terus memasukan baju, celana dan semua barang yg menurutnya penting. "Papah akan pergi selama 1 bulan, kamu baik-baik dirumah, jangan buat masalah."

Gito langsung menaiki taksi menuju bandara tanpa memperdulikan Gita yang menangis.

"Papah. Jahat."

****

Kamis siang adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh anak laki-laki kelas sebelas IPS 4 karena ada jam pelajaran olahraga, bagi anak perempuan ini namanya musibah, anak perempuan paling tidak suka olahraga karena katanya kalau olahraga nanti kulitnya hitam, panas, keringat bla bla bla masih bnyk alasan lainnya. Tapi karena guru olahraga kelas pelangi galak, mau tidak mau harus olahraga kecuali memang sakit.

Pelangi meminta izin kepada pak Joko karena ia tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga hari ini, sedang kurang enak badan. Setelah meminta izin, pelangi pergi ke taman belakang sekolah yang tempat nya ini sepi karena emang sedang jam pelajaran.

"Kenapa semua nya pergi? Kenapa semua orang yang gue sayangi pergi. Mamah, Gita kangen mamah!" Pelangi bermonolog sendiri sambil menutup kedua wajahnya dengan tangan seakan-akan tidak ada yang boleh melihat wajah Pelangi yg sedang menangis.

"Jangan pernah ngerasa sendiri, Lo punya Allah yang bisa dijadikan tempat Lo curhat. Lo bisa curhat sesuka hati lo sama yang maha kuasa." Ucap lelaki itu.

"Kenapa sih semua orang gak bisa ngertiin gue? Kenapa mereka semua gitu sama gue. Kenapa Lang, kenapa?"

"Git, bukan semua orang yang gak bisa ngertiin lo tapi lo nya juga yang gak bisa ngertiin mereka, Lo gak bisa egois jadi orang. Kalau lo ngerasa semua orang gak bisa ngertiin lo, itu salah besar git."

"Kenapa papah gue gak pernah perduliin gue? Papah slalu mikirin pekerjaan nya. Papah gak pernah ngertiin gue."

Sekarang langit tau bahwa banyak beban yang harus Pelangi tanggung.

"Git, gue bilangin ya, Allah itu masih syang sama lo dengan menghadirkan papah lo. Semua yang datang ke kehidupan kita tuh udah direncanakan oleh Allah. Dan Lo juga harus tau kalau rencana Allah itu indah, rencana Allah itu adalah sebaik-baik nya rencana. Jangan pernah berfikir kalau lo gak punya teman, gue slalu ada buat Lo kapan pun Lo butuh gue."

Setelah mengucapkan itu Langit langsung pergi, Pelangi berhenti menangis dan menatap langkah kaki Langit yang perlahan hilang. Tanpa sadar bibir Pelangi membentuk sebuah senyuman kecil, hati nya merasa tenang saat mendengar nasihat dari Langit.

-0-

Maafkan aku ya, aku sangat sibuk.
Maaf kalo kalian kecewa dengan cerita ini yang mungkin kalian belum puas membacanya, tapi semoga kalian tetap menunggu cerita ini 😄😄😄😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Pelangi Mencintai LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang