4. Hujan

4K 108 5
                                    

"Masa lalu membuatku takut untuk memulai masa depan walaupun dengan suasana yang baru, tapi tetap saja masa lalu itu masih menghantuiku"


"Lo kenapa diem aja digodain kak Arkan?" tanya Pian. Saat ini mereka sedang ada didalam kelas tepatnya sedang duduk bersampingan.

"Gue gak berani ngelawan dia Yan."

Pian membuang napas kasarnya.  "Seenggaknya lo berusaha kabur."

"Gue bener bener takut, lo tau sendiri geng bluesboy gimana." kata Pelangi yang sedari tadi menahan tangisnya.

"Iya udah jangan nangis, jangan takut gue selalu ada disamping lo."

Dan Pelangi tak bisa menahan tangisnya lagi. Ia benar-benar takut dengan anggota geng bluesboy. Geng itu terkenal berandalan yang sering mengodai cewek, membully, pokoknya itu geng berandalan banget.

Untung hari ini bu Rahayu sedang absen tidak masuk kelas dikarenakan sakit jadi Pelangi bisa menangis di bahu Pian sepuasnya.

***

Di belakang kantin udah ada 3 orang jomblo sejati, eh salah 2 orang jomblo sejati karena saat ini Yoga sedang mencari perhatian adik kelas yang namanya Mira.

"Ga, omongan lo bener." Langit yang baru saja datang langsung berbicara seperti itu membuat Yoga dan Aji menatap keheranan. Omongan mana? Kan dari tadi dikelas ama dikantin juga ngobrol. Si Langit tuh ngomong ambigu banget.

"Omongan yang mana Lek?" tanya Yoga.

"Omongan lo kalo Pelangi emang cuek."

"Lo ngebuktiin?" tanya Aji penasaran.

Langit mengangguk, Langit jadi ingat kejadian beberapa menit yang lalu. Pian memang orangnya sangat baik dan sopan. Pian berterima kasih padanya tapi Pelangi? Tidak. Cewek itu hanya diam membisu.

"Tadi gue gak sengaja ngeliat dari jauh kalo Pelangi digodaiin kembaran lo Ji, tapi itu gue masih cuek aja. Si Pian gak terima kalo Pelangi digodaiin kembaran lo, kembaran lo gak terima dinyolotin sama Pian, mereka berdua berantem ya gue lerai lah, sebagai sepupu yang baik." Jelas Langit.

Aji yang binggung dengan perkataan Langit langsung melotot. Aji kan cuma punya adik itu juga gak kembar, adik Aji juga cewek. Langit udah gak waras.

"Maksud lo si Arkan?" tanya Aji sambil mengernyit binggung.

Langit mengangguk.

"Anjing lo Lek." kata Aji sambil menggetok kepala Langit.

"Terus kok lu bisa tau kalo Pelangi jutek dan juga cuek." tanya Yoga kembali.

"Pian kan berterima kasih ke gue, tadi Pelangi malah diem udah kayak patung. Dia gak berterima kasih, jutek amat ya." Langit masih binggung dengan sikap Pelangi.

"Kata Rifli dia emang kek gitu Lek, susah ditebak, susah didapat, susah, susah dan juga susah." kali ini Yoga menggeram kesal. Ia juga penasaran sih dengan Pelangi.

"Jadi susah kan." lanjut Langit lagi.

"Susah apaan Lek?" tanya Aji.

Setelah menyadari bahwa perkataan yang baru saja keluar dari mulutnya salah, Langit buru-buru menggeleng. Takut terjadi kesalahpahaman.

"Jangan bilang-" ucapan Yoga terpotong saat melihat Langit berdiri.

"Gue mau boker dulu." lanjut Langit sambil meninggalkan kedua temannya yang sedang berpusing-pusing ria memikirkan perkataan salah yang keluar dari mulut si jelek.

"Bego."

***

Jam dinding yang menggantung ditembok ruang kelas Pelangi sudah menunjukan pukul 13.59. Satu menit lagi pasti bel akan berbunyi. Pian sudah merapikan buku cetak seta buku tulisnya. Sejak pukul 13 tadi, dikelas Pelangi sedang belajar bahasa indonesia. Pelangi sedari tadi sudah tidak mood lagi mendengarkan penjelasan guru cantik yang ada didepan. Moodnya sudah jelek setelah jam istirahat kedua. Kejadian dikantin kelas 12 tadi membuat ia malu, kejadian tadi ditonton banyak orang. Ini semua salah kakak kelas yang kegatelan minta id Line-nya​. Si bad boy Arkano Putra.

Ketika Pelangi Mencintai LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang