BAB 1

6.3K 312 65
                                    

Ketika kau takut bergerak, takut membuat kesalahan dalam tindakan. Maka satu-satunya yang bisa kau lakukan adalah.. BICARA!

❄❄❄

Bergerak dan terus bergerak. Awan yang gelap tidak akan berhenti begitu saja untuk mendukung musim gugur tahun ini. Pertengahan bulan datang, musim semi baru saja berlalu dua hari. Masih sangat terasa lagu penghantar musim sebelumnya. Tidak terlalu banyak bunga yang menghiasi musim gugur tahun ini.

Banyak yang mengatakan jika musim gugur itu indah, selain gugur yang kau dapatkan tapi juga sedikit kilasan dari musim dingin yang akan datang setelahnya. Tapi pria ini tidak terlalu memedulikan tentang cuaca dan udara. Salju atau air yang turun dari langit, itu adalah hal tidak perlu dipusingkan.

Suara musik jelas sekali terdengar, jelas sekali membuat kegaduhan tersendiri. Ini masih menginjak sore hari, matahari di musim gugur yang hujan tidak lebih condong untuk segera berlalu. Jalanan terasa begitu luas, para pria terlihat mengusap-usap satu persatu rantai emas yang di pegang.

Strasbroug begitu megah jika hanya dinikmati tentang negara yang penuh cinta. Mungkin itu adalah fakta, tapi bukan hanya fakta cinta yang tolol sebagian kaum anak muda. Angin berdesir lebih cepat. Kemeja tanpa kancing yang dikenakan pemuda ini terus bergerak, cerutu yang baru tersulut nampak kokoh dalam balutan kedua bibir.

Suara itu terdengar lagi, benturan percobaan rantai emas dengan kaca yang menahan keindahan saat pemuda ini baru saja masuk ke dalam. Semakin lama bukan hanya itu terdengar, tapi pria ini berdesis dan meludah sedikit tidak suka ketika pelatuk pistol yang ia pegang hampir saja terjatuh dengan gebrakan seorang pria pirang lainnya.

Prancis terkenal dengan rambut pirang mereka, baik itu warga lokal maupun manca negara. Pria ini tidak heran mengapa di tempat dirinya berada saat ini mendominasi para penikmat pirang. Suara lain terdengar lagi, robekan kain para bajingan memulai aksinya.

"Bangsat itu mengalahkanku! Aku pikir si tolol itu sudah terlalu tua untuk berjudi! Keparat!."

Pirang itu meneguk brendi yang baru saja di tuang si pemuda lainnya. Pria yang sedari tadi hanya mengusap peluru emas yang mengkilap mengerutkan keningnya dengan acuh. Ini hari ketiga dirinya diharuskan melakukan sesuatu yang sangat tidak disukainya. Menjadi seorang pasukan anggota gelap sangat tidak menyenangkan.

"Berapa dollar yang kau pertaruhkan? Kau remas saja puting istrinya, dia akan teralihkan."

"Kau tahu? Aku pikir kau buta akan kesetiaan si bangsat itu pada istrinya."

Pria ini hanya mengendikan kedua bahu, sekali lagi dengan perasaan acuh yang luar biasa. Grant selalu tidak suka ketika kawannya itu selalu bersikap terlalu cacuh. Kim Bum bukanlah pria yang suka ikut campur. Pria asia itu selalu suka berjudi diwaktu-waktu tertentu, bukan disore hari bahkan matahari masih sedikit menyembul dipermukaan. Grant menarik kursi dengan kasar, memerhatikan sikap Kim Bum yang selama satu Minggu ini mulai aneh.

"Kau bertengkar lagi dengan Johanna?." Lampu yang tadi redup mulai dihidupkan satu persatu. Tempat yang dijadikan perkumpulan rahasia mulai terlihat berkilauan. Kini Kim Bum bisa melihat apa yang tadi didengarnya. Pakaian sobek, wanita telanjang total, dan adegan mesum, selalu menjadi topik membosankan.

"Wanita tua itu tidak akan berani mengatur kehidupanku. Berap dollar kau kalah?." Kim Bum melepas sejenak cerutu yang ia apit di bibir tadi. Merenggut pistol yang di pegang Grant. Jika lampu sudah terang itu berarti waktu sudah melewati senja dan menuju malam. Tempat ini seperti ruang bawah tanah, sebuah klub yang terdiri dari para pria dan wanita penuh nafsu sampai abnormal. Dan bagi Kim Bum melihat adegan sesama pria bercumbu bukanlah hal buruk, ia pernah melihat lebih dari ini sebelumnya. Inilah risiko jika dirinya memutuskan bergabung dengan grup hitam.

Crysanthemum (COMPLETE) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang