BAB 16 END

6.7K 297 56
                                    

Pliis.. dengarkan dan hayati musiknya. Setiap kalimat dari lagunya mewakili kisah akhir ini. 

Jangan pernah menunggu akhiran yang bahagia. Tapi tunggulah kisah yang penuh makna. Karena dengan adanya makna baru akan terasa indah, dan bahagia akan datang dengan sendirinya.

❄❄❄

Ini bukan tentang siapa yang akan berakhir dengan pilu dan siapa yang akan mendapatkan hadiah di akhir kisah. Semua yang telah terjadi tidak akan membahas sampai sedalam itu. Awan yang terus melaju, seperti melengkapi sajak di hamparan berbatu. Hari ini untuk pertam kalinya awan akan menemani lisan yang bungkam.

Hati manusia bukanlah gumpalan emas yang bersinar saat matahari menyorotnya, bukan pula terbuat dari kaca yang akan pecah ketika terjatuh. Tapi hati terbuat dari segumpalan daging dan darah, di mana bahkan ketika seseorang melepaskan lisan tidak akan pecah. Tapi hati memiliki nurani, di mana hal itu seperti kaca dan emas, yang bisa hancur berkeping-keping saat seseorang merusaknya, dan akan bersinar saat seseorang menyinarinya dengan rasa.

Hari ini satu hal yang harus di pelajari dari semua yang ada, jika air mata itu menyelesaikan masalah. Setidaknya masalah hati yang berat bisa terangkat, walau hanya sedikit. Wanita ini tidak ingin merusak awan yang membawa sajak pada udara di sekelilingnya, tapi dirinya hanya ingin melangkah bersama bongkahan nurani dengan hati-hati. Ini adalah akhir yang terbaik dari semuanya, kembali seperti sedia kala.

Mereka bertemu dengan air mata, maka akan layak dengan air mata pula. Ketika seseorang berbuat baik, maka hasil yang di dapatkan adalah kebaikkan. Begitu pula dengan air mata, ketika seseorang mengawali pertemuan dengan air mata, maka perpisahan tentu akan melengkapi hal itu. Ada banyak arti air mata di kehidupan, dan di sini wanita ini akan memberikan air mata bersama senyuman.

"Papa!! Pa! Maafkan Drac! Papa kembali!." Inilah alasan mengapa wanita mungil ini tidak ingin menghentikan air matanya, alasan mengapa nuraninya hampir berhamburan saat melihat anak itu masih berlari, dan terjatuh berulang kali melupakan lutut yang terluka.

"Drac!! Biarkan dia pergi!."

"Kau pembohong! Kau mengatakan dia papa kandungku! Tapi dia pergi. Dia pergi!!." Awan masih bergerak di atas kepala, tapi langkah mereka sudah terhenti. Lulut itu terluka, berdarah dengan rasa yang diabaikan sedemikian rupa. Drac hanyalah anak normal yang tidak siap dengan perpisahan secepat ini, dia hanyalah satu nyawa yang begitu menikmati kisah.

Sejauh apapun anak itu berlari, hal itu hanya akan mampu menggeser kerikil di atas aspal, tidak akan sampai mengejar ayahnya yang telah hilang. Wanita ini berlari dengan cepat, berlut dan memaksa anak itu masuk ke dalam dekapannya. Hari ini Kim Bum membuat retak nurani, dan itu menyakitkan.

"Drac, Mama—"

"Dia- dia pergi. Kenapa, Ma? Kenapa Mama tidak mencegahnya!! Kau kejam!."

"Drac!! Dia punya keluarga! Papamu sudah menikah dangan orang lain, kau harus ingat itu!."

"Aku tahu. Tapi kenapa dia pergi! Kau juga menikah dengan orang lain, dan Mama tidak pergi. Kenapa dia pergi!!"

"Karena- karena inilah pilihan kami, Drac. Kau menyakiti Mama, Drac. Jika kau seperti ini, aku akan sakit." Bukan karena wanita ini tidak ingin lagi berusaha untuk kuat. Tapi dirinya sudah berusaha sekuat tenaga, tapi pada akhirnya hasil yang di dapatkan rasa sakit kembal lagi. So Eun benar-benar akan sakit ketika Drac terus membahas tentang Kim Bum.

Crysanthemum (COMPLETE) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang