BAB 7

3.2K 228 73
                                    

Semak yang berduri memang berbahaya. Begitu pula dengan mawar, sama berbahaya untuk sentuhanTidak peduli selebat apa warna semaktidak peduli seindah apa warna mawar, Mereka berdua tetap berbahaya. Begitulah dengan manusiaTidak peduli sekeras apa sikapnyamereka tetap akan menangis disaat waktunya tiba.


❄❄❄

Begitu banyak warna di dinding setiap rumah. Tidak satupun orang di dunia ini yang tidak menginginkan warna pada dinding mereka. Mungkin memang bukan warna pelangi yang mereka pilih, mungkin juga warna perunggu yang mereka inginkan. Tapi yang jelas setiap pemilik rumah menginginkan satu warna untuk dinding rumah mereka.

Dan di sini, disaat warna tidak ingin dibahas, seseorang yang begitu gemetar ingin mengapresiasi sebuah warna, ingin menjabarkan warna yang terbelesit melalui retina terbuka miliknya. Sekali lagi bukan warna pelangi, mungkin hanya satu warna dari salah satu hal itu. Sedikit pudar seperti bulan purnama, atau sedikit terang seperti warna jeruk mandarin di sini.

Wanita ini tidak ingin memikirkan apapun, tubuhnya sudah terlalu lelah untuk menjadi kuat. Dia lemah, dan rusuknya sangat tahu akan itu. Di dinding ada warna itu, kelabu yang tidak jelas, atau seperti warna perak yang dipadu dengan warna logam, yang jelas wanita ini ingin memusatkan ke sana. Pipinya yang lembab membuktikan jika dirinya baru saja menangis, membuktikan jika janji yang ia paparkan  dulu menjadi omong kosong yang bodoh.

Tubuhnya telanjang, itu memang fakta. Rambutnya kusut dan patah, itu juga salah satu fakta yang malam ini tunjukan. Wanita ini tahu diluar sedang musim panas, dan ketelanjangan ini tidak akan membuatnya kedinginan. Tapi bukan musim yang beraksi untuk tubuhnya yang menggigil, tapi sentuhan telapak tangan kapalan seorang bajingan mengalahkan dinginnya musim dingin.

Suara-suara ini masih sengat memekakan, membuat getiran air mata belum seberapa untuk sebuah bukti. Tubuhnya memerah, bersatu dengan gesekkan kain-kain terakhir yang baru saja dihilangkan diatas tubuhnya. Dendam itu kini bertambah rumit, membuat kebekuan menanti setiap detiknya. Warna adalah satu-satunya hal membuat sebagian manusia terinspirasi akan apapun. Selain musik, kau bisa mengandalkan banyaknya warna untuk membangun imajinasi.

Tapi malam ini So Eun tidak ingin memilih apa yang ia dengar, wanita ini akan lebih tersanjung jika retina yang dirinya miliki mampu menangkap warna sebenarnya dari dinidng yang ia pandang. Kedua kakinya direntangkan dan diikat, begitupula dengan kedua tangannya. Jika saja tali itu terikat lebih kencang untuk ditarik, maka dapat dipastiakn kedua kaki dan tangannya akan terlepas, dan dalam sekejap namanya akan berganti menjadi, MAYAT.

"Kau masih bisa bernapas, itu bagus. Aku hampir tidak bisa bernapas setelah kebrengsekan yang kau perbuat!." Pria itu masih dapat membuat kalimat panjang setelah hampir memperkosa wanita ini. Kim Bum membuat suaranya lebih tenang dengan dentingan gelas yang membenturkan pada botol kaca air dingin. Malam ini dan malam setelahnya pria ini akan menghindari alkohol, kulitnya yang memerah merusak suasana hati.

Jika saja tubuhnya sudah benar-benar sembuh total, mungkin klitoris yang menonjol dinatara dua belah clit itu bisa dia masuki dengan dorongan kasar. Tapi tidak mungkin dirinya memperkosa dengan kondisi alergi masih memengaruhi diri. Sialan! pria ini beberapa kali menggeram ketika warna merah muda kewanitaan So Eun mengudang, seolah memanggil untuk dihangatkan. Ini musim panas, seharusnya segera dibakar bukan dihangatkan.

Crysanthemum (COMPLETE) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang