Surprise

5.1K 297 25
                                    

“APA?!”  ucapnya dengan suara yang sangat nyaring lengkap dengan mulut yang terbuka lebar serta mata yang berlomba untuk keluar dari tempatnya.

“Tak bisakah kau pelankan suaramu? Kita ada di sarang serigala sekarang!” bisik ku dengan tegas.

“Son Naeun! Tak bisakah kamu bertanya pada gurumu dengan suara normal? Point mu di kurangi 20!”

“ta---“

“Tak ada bantahan!” potong guru killer itu sebelum sahabatku ini menyelesaikan kata pertamanya.

Seluruh siswa kembali fokus menatap persegi panjang besar yang sangat membosankan di depan itu.
Aku hanya tertawa tertahan ketika Naeun mendengus dan melihatku dengan tatapan sebal nya yang terlihat sangat lucu bagiku.

“Kau masih bisa tertawa wahai nona peringkat 2 yang cantik jelita serta menawan?!!” Naeun kembali berujar dengan nada pelan dan kesal tentunya.

Aktivitas tawa tertahan terhenti seketika ketika dia mengatakannya. Wajahku menegang dan mataku tak dapat berkdip delama 3 detik. Aku tahu betul jika Son Naeun sampai berkata seperti itu tandanya dia sangat marah dan kesal terhadapku. Aku butuh waktu sangat lama agar dia memaafkanku. Paling cepat 12 jam dan paling lama satu bulan. Son Naeun adalah sahabat serta saudara bagiku.

Aku benar-benar lupa jika pelajaran fisika adalah pelajaran yang sangat penting untuknya. Dia pintar di semua mata pelajaran kecuali fisika. Dan semester kemarin nilai fisikanya turun 50 point. Otomatis peringkatnya turun menjadi peringkat 6 dan mendapatkan cercaan dari kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya hanya memperbolehkan serendah-rendahnya peringkat 3 tidak lebih.

"Aku harus bagaimana sekarang? Kau benar-benar bodoh Suzy! Kenapa tidak nanti saja aku mengatakannya? Kenapa sekarang?” aku merutuki diriku sendiri karena kelalaianku.

Dengan penglihatan yang semakin kabur karena ada genangan air yang siap terjun ke pipi mulusku, aku memberanikan diri untuk menghadap kesamping agar dapat melihatnya dan memegang lengannya serta mengguncangnya pelan. aku terus seperti itu selama seperempat jam sampai si empunya melihatku dengan tatapan malasnya.

“Maaf, aku tak bermaksud seperti itu” kataku pelan, suasana kelas masih hening dan hanya ada suara sang guru killer yang sesekali terdengar.

“.....”

“Kau akan terus seperti ini sampai kapan? Aku masih ingin bercerita banyak mengenai .....” ucapku menggantung, karena aku sendiri sangat kesal mengucapkan 1 kata itu

“......”

“Bae Suzy!  Menghadap ke depan bukan kesamping! Pointmu berkurang 25!” suara guru killer itu kembali menggelegar membuat seisi kelas bergidik ngeri dan menatapku.
Tapi aku tak bergeming dan tetap di posisiku sekarang.

Masa bodoh, sahabatku lebih penting dari pointku” pikirku.

Karena aku tak kunjung menghadap ke depan suara itu menggelegar lebih keras lagi

“Jika tetap seperti itu pointmu akan dikurangi 70!!”

Seisi kelas kembali di buat horror,suasana mencekam dan tak ada satupun yg menoleh padaku. Mereka melihat buku catatan dan semua bagian tubuh mereka menegang bahkan tak sedikit yg mengeluarkan cairan sebesar biji jagung di dahi mereka. Tak ada yg berkutik sama sekali.

“Kita bahas nanti. Hadap depan.”

Akhirnya Naeun bersuara, walaupun terlihat jika dia masih sangat marah padaku. Aku hanya mengangguk dengan senyum merekah dan menghadap ke depan kembali. Aku sangat berterima kasih pada guru killer itu. Karena ancamannya tadi membuat Naeun bersuara yang artinya dia akan segera memaafkanku.

***

“Naeun, ayo ke kantin. Bel istirahat telah memanggil kita” kataku seraya bangkit dari bangku.

“Jangan lupakan penjelasanmu padaku” jawabnya

“siap nona Naeun !” sahutku sambil mengacungkan jempolku padanya

“Aku belum memaafkanmu. Jangan bersikap kita sudah baikan. Aku hanya tidak mau seisi kelas menanggung perbuatanmu tadi” kata Naeun dengan muka masam dengan nada yang tidak bersahabat sambil berdiri dan bersiap meninggalkan kelas.

“Baiklah” kataku pasrah.
Sambil berjalan di belakang Naeun menuju kantin.

Memang yang di katakannya tadi benar. Jika sampai ada seorang siswa mendapat point fisika kurang dari 80 maka seisi kelas harus mengerjakan tugas yang sangat banyak, hingga berpuluh-puluh lembar soal.

Aku masih terus memikirkan bagaimana cara berbaikan dengan Naeun sehingga membuatku berjalan dengan tatapan kosong sampai aku menubruk punggung seseorang.

Kesadaranku mulai kembali perlahan dan aku langsung membungkuk meminta maaf pada gadis yang aku tabrak tadi.
Gadis itu berbalik dan berkata “Kita beli roti saja”

“Kenapa? Aku lapar. Ingin makan nasi” jawabku

Gadis itu mendekatkan bibirnya ke telingaku dan membisikan

“Pernikahanmu dijelaskan di kantin?” tanya Naeun sangat pelan sambil menekankan setiap suku kata pada kalimat yg keluar dari mulut cherinya itu.

TBC

NEW WRITER
maaf kalo banyak typo. Masih banyak kekurangan dan butuh koreksi dari kalian juga ya^^

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang