Siapa

2.7K 259 43
                                    

Aku dan Naeun sudah berada di dalam kelas yang sepi karena semua penghuninya (kecuali aku dan Naeun) masih berada di surga idaman semua murid, dimana lagi kalau bukan kantin. Bangku kami berada di pojok belakang kelas dan di samping jendela.

Aku mulai membuka bungkus salah satu roti isi coklat kesukaanku, setelah bungkus terbuka dan menampakkan apa yang ada di dalam sana aku langsung menggigitnya. Begitu pula dengan Naeun. Yang membedakan hanya dia membeli 1 buah roti dan aku membeli 4 buah roti.

Suasana kelas sangat sunyi. Sehingga  terdengarlah suara kunyahan roti di dalam mulutku dan sahabatku itu.

"mulailah" ujar Naeun

"mulai apa?  aku sudah mulai memakan roti dari 5 menit yang lalu" tanyaku polos

"Hhh... Dengan otak seperti itu kau bisa peringkat 2?" kata Naeun dengan memutar kedua bola matanya dan kembali mendengus kecil

"Bukankah aku memang pintar dari dulu. Aku bahkan tak pernah belajar" jawabku (masih) polos

"terserah kau sajalah. Sekarang ceritakan tentang pernikahanmu" ujarnya sambil menempelkan punggungnya ke sandaran kursi dan kembali memakan rotinya.

"Tapi janji dulu"

"Janji apa?"

"Rahasiakan ini. Tidak ada yg tau masalah ini kecuali aku, dia, keluargaku,keluarganya, kolega bisnis kami, dan kau"

"iya iya. Apakah kau tak percaya pada sahabat terbaikmu ini, hem?"

"baiklah, akan aku mulai"

Aku menghembuskan nafasku berat. Sebenarnya aku sangat malas untuk membahas hal ini. Bukan hanya sekedar malas tapi aku sangat membenci nya.

Aku mulai menghadap ke sahabat cantik nan setia ini dan bercerita tentang awal dari pernikahan ini. Pernikahan yang harus aku lakukan agar marga Bae tetap kaya raya dan tak jadi jatuh miskin. Dan aku baru di kabari sehari sebelum acara pernikahan. Sebenarnya aku sangat menentang hal ini. Tapi aku juga tak mau jadi orang yang tidak bisa membeli barang apapun yang ku inginkan.

Aku masih 17 tahun guys. Banyak yang ku inginkan. Tas, sepatu, baju, album kpop, lightstick, make up  nyalon, dll. Dari kecil semua kebutuhan dan keinginanku dapat terpenuhi. Mana mungkin aku mau jadi orang yang harus kerja paruh waktu dari pulang sekolah sampai tengah malam hanya untuk sesuap nasi. Di tambah biaya sekolah adikku yang masih kelas 2 sekolah pertama.

Lagi pula hanya menikah saja kan. Hanya mengucapkan janji untuk tetap bersama dan tanda tangan di atas kertas. Mudahkan. Aku tetap menjalani kehidupan ku seperti biasa dan tak ada yang berubah. Yah, walaupun hanya status single yang berubah menjadi seorang istri.

"Jadi, kemarin kau ijin 3 hari untuk menikah?" tanya Naeun

"yup"

"kalian tinggal seatap? Sekamar?"

"Tidak. Aku masih tinggal di rumah dengan ibu, ayah, dan Risty"

"Ohh.. Kenapa pernikahanmu mendadak sekali?"

"Kan sudah aku ceritakan tadi. Aku sangat malas jika harus menceritakannya lagi"

"oke oke. Jadi ini hari ke 3 kau resmi menyandang status sebagai istri?"

"hhh.." aku hanya bisa memutar kedua bola mataku dan menghembuskan nafas pelan.

"siapa suamimu? Kau belum memberitahuku"

"cari tau sendiri, menyebutkan namanya saja membuatku kesal"

"Baekyun!!" sahut Naeun tiba-tiba

"Tck! Kenapa kau menyebut namanya?" sahutku dengan kesal sekesal-kesalnya

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang