Seonsaengnim

1K 143 34
                                    

"Ba...baik...baiklah... aku akan mulai menceritakannya. Sebe...se...sebenarnya a...a...a...aku d...d...da...dan su...sua...su...suam...i...mu t...t....t...t...t...tel...telah...."

"HAH?!!" kagetku.

"Ma...ma...maafkan a...a..aku Suzy."

"Suami!?" ulangku tak percaya

"I...i..iya."

"Heol!!"

"Maaf Suzy. Maaf." bulir-bulir air mata Naeunpun mulai berjatuhan.

Teng Teng Teng

Bel tanda mulainya jam pelajaranpun berbunyi, aku dan Naeun masih berdiam diri dengan pikiran kami masing-masing. Tak ada satupun dari kami yang berbicara atau sekedar berbisik-bisik ria ketika pelajaran sedang berlangsung seperti hari-hari biasanya.

"Kalian kenapa? Bertengkar?" tanya Baekhyun.

Aku hanya menggeleng

"... Lalu kenapa? Kuperhatikan dari tadi sampai sekarang kalian masih saja saling diam satu sama lain."

Kulihat Naeun semakin menundukkan kepalanya dan terlihat tetesan air yang jatuh membasahi kedua punggung tangannya yang sedang meremas rok pendeknya.

"Baek, aku harus bagaimana? Si Kim itu kembali menemuiku. Aku sangat gelisah dibuatnya." keluhku pada Baekhyun.

"Dia kembali?!!!"

"Ya, dan tadi pagi dia mengirimiku video mesum dan memberiku pesan bahwa dia akan melakukannya sebagai seorang suamiku."

"Apa!? Dia benar-benar keterlaluan!" amarah Baekhyun mulai terpancing, sangat terlihat di raut wajahnya dan juga tangannya yang mengepal kuat.

"Apa?!" kaget Naeun dan mengangkat wajahnya seketika. "... Jadi tadi pagi kau terkejut karena mendapat pesan itu?"

Aku hanya mengangguk lesu.

"... Jadi kau tak mendengarkankukan?!"

"Iya, maaf ya Naeun."

"Hm," jawabnya sambil tersenyum sedikit terpaksa.

Krucuk krucuk

"Ayo kita ke kantin. Cacing di perutku sudah berontak nih." ajakku pada Naeun juga Baekhyun.

"Apa kau menonton videonya?" tanya Baekhyun ketika kami berjalan menuju kantin.

"Tentu saja..."

"Apa?!" kaget Naeun dan Baekhyun bersamaan.

"... Heol."

"... Ternyata kau byuntae juga"

"Tentu saja tidak. Kalian ini jangan memotong ucapanku, dengarkan dulu semuanya!" kesalku.

Akupun melangkahkan kaki lebih cepat dari kedua sahabatku itu.

"Sayang, tunggu kita. Jangan cepat-cepat jalannya." cegah Baekhyun dan memegang tanganku.

"Iya tunggu kita dong." ikut Naeun dan berjalan agak cepat agar sejajar dengan kami.

Aku hanya bisa mempoutkan bibirku dan melihat mereka berdua dengan tatapan kesal.

"Gimana kalau nanti malam kita pergi main? Malam ini malam terakhir kita bisa bebas." ajak Naeun.

"Iya, benar kata Naeun. Besok malam kita sudah harus belajar karena ujian. Ayo kita main." seru Baekhyun girang.

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang