Kau!!!

2.4K 224 35
                                    

Sinar mentari mulai menyeruak memasuki setiap milimeter mataku memaksaku untuk membua mata dan mengerjap pelan tak lupa untuk menggeliat dan menguap seraya mencoba bangun dari tempat tidur kesayangan.

Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ku langkahkan kaki menuju kamar mandi dan segera bersiap berangkat ke sekolah.

Sesampainya di lantai bawah aku sudah melihat ayah dan ibuku bersiap untuk duduk di kursi meja makan. Aku hanya mempoutkan bibirku ketika bertatap muka dengan ayah yang keterlaluan itu.

"Kamu kenapa sayang? Pagi-pagi sudah cemberut saja" sapa ayahku di iringi tawa wibawa dan ramahnya itu.

"Ayah masih bertanya?!" jawabku kesal sambil duduk di kursi meja makan

"Itu kan untuk kebaikanmu juga sayang. Kamu amnesia kalau di negara kita ini sangat erat dengan deskriminasi golongan kaya dan miskin? Kamu siap dilecehkan, jadi bahan olok-olokan dan di bully di sekolah? Kamu siap kerja paruh waktu?" Ayah kembali berujar kata-kata yang sama persis dengan 5 hari yang lalu. Hari dimana aku harus merelakan status single ku menjadi seorang istri.

"ta-"

"Sudah-sudah. Ini masih pagi jangan mendebatkan hal yang sudah berlalu, lebih baik kita sarapan dan setelah itu kalian berangkatlah. Nanti telat" potong ibuku dan mencegah peraduan mulutku dengan ayah lagi.

***

Aku mulai melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Semua mata siswa di sekolah melihatku kagum dan terpesona oleh kecantikanku. Yah, aku memang cantik, mempesona, pintar -aku peringkat 2 dari semua siswa kelas 2-, kaya, siapapun akan berpikir bahwa aku memang terlahir sempurna.

Aku berjalan menuju kelas seperti biasa sambil menebarkan senyum menawanku ke semua mata yang memandangku. Ketika sampai di depan kelas aku langsung membuka pintu kelas dan menyapa seluruh penghuninya dengan senyum ramah yang tak pernah luntur dari memasuki gerbang sekolah hingga sekarang

"Selamat pagi semua"

"Pagi juga Suzy"
"Pagi"
"Selamat pagi juga"

Semua teman-temanku menjawab dengan berbagai kalimat dan tersenyum ke arahku. Kecuali seorang gadis yang selama ini tak pernah mau menyapa ataupun tersenyum ke arahku. Dia selalu seperti itu kepadaku. Dingin dan sangat tak bersahabat.

Aku tak pernah tau alasan dari sikapnya terhadapku. Aku acuh dan hanya melewatinya lalu duduk di bangkuku.
Baru saja pantatku menyentuh kursi sudah kurasakan tangan seseorang melingkar di bahuku. Ku palingkan wajahku ke arahnya dan bertanya

"Ada apa?"

"Hanya kangen" jawabnya

"Hanya itu?" Tanya Naeun yang juga di rangkul olehnya

"Tidak juga, aku ingin mengajak kalian main nanti malam."

"Tadi malamkan udah Baek. Besok juga ada ulangan Fisika. Aku harus belajar" ujar Naeun

"Yaudah kalo gitu, aku main sama Suzy aja"

"Gak mau" jawabku

"Kenapa? Jangan katakan alasan yang sama dengan Naeun. Kita sangat tau kalo seorang Bae Suzy tak pernah belajar, kerjanya hanya tidur, main, tidur, main hanya seperti itu"

"Hehe.. Aku ada janji sama Risty nanti malem"

"Janji apa?"

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang