Private

387 66 37
                                    

"Suzy memang istriku, tapi aku tak bisa memiliki tubuhnya, karena perjanjian bodoh yang keluarga kami sepakati. Apa kau mau memiliki tubuh yang kesepian ini? Tapi ingat, kau tak bisa memiliki hatiku." bisikku pada Naeun. Setelah aku mengatakan itu, akupun melepaskan pelukan dan tersenyum sekeren mungkin di hadapannya.

Kim Suzy, ya marga Bae yang di sandang kekasih tercintaku itu telah lepas dan berubah menjadi Kim beberapa bulan yang lalu. Aku sungguh jatuh cinta padanya saat kami bertemu pertama kali. Jika bukan karena perjanjian bodoh itu, aku mungkin saja sudah menjamah tubuhnya ratusan kali.

Son Naeun, gadis cantik nan seksi itu boleh juga menjadi penghilang dahagaku atas Suzy. Malam ini aku akan melampiaskan semua hasratku pada Naeun.

Drrt

From : Beauty Lady
Aku sudah di halte.

Ah, cepat sekali dia. Apakah dia tak tahan ingin segera bertemu denganku? Atau dia sangat suka 'bermain' sepertiku? Siapa peduli, yang penting aku dia harus memuaskan aku malam ini.

Kecepatan laju mobilku mulai  berkurang, terlihat seorang gadis dengan celana jeans hitam panjang di padu dengan t-shirt v neck panjang berwarna putih. Rambutnya di gerai seperti biasa. Hanya dengan pakaian sederhana seperti itu saja sudah membuatku menghayal permainan apa yang akan aku buat nanti, apalagi kalau memakai pakaian yang biasa di pakai Krystal ketika bermain denganku! Aku tak bisa membayangkan akan seliar apa permainanku jika Naeun memakai pakaian seperri itu. Son Naeun benar-benar pasangan yang cocok untuk bermain denganku.

Tin

Kaca mobil mulai menurun perlahan, sehingga menampakkan wajahku pada gadis yang berdiri di samping mobilku. "Cepat naik!" ujarku dingin.
Naeunpun menaiki mobil dan duduk di sampingku, raut mukanya menandakan bahwa dia ragu akan keputusannya ini. Selama beberapa menit perjalanan kami menuju apartemenku, mulut mungilnya terlihat membuka lalu tertutup kembali, sepertinya dia ingin mengucapkan sesuatu. "Ada apa?" tanyaku to the point.

"Apakah aku harus melakukannya untuk memilikimu? Tak bisakah kita melakukan hal lain?" tanyanya.

"Jika kau ingin memilikiku kau harus melakukannya. Karena aku tak mungkin melakukannya dengan Suzy."

"Kenapa tak mungkin? Bukankah dia istrimu?" ragunya.

"Karena dia belum mau melakukannya. Aku tak mungkin 'bermain' dengan orang yang kucintai jika dia tak mau."

"Tapi aku...aku...."

"Ini kesempatan terakhirmu. Jika kau mau melakukannya, aku hanya akan melakukannya denganmu saja. Sama seperti Krystal. Tapi jika kau tak mau, kau takkan bisa memilikiku sampai kapanpun." tegasku.

Hening

Setelah kata-kata tadi terucap hanya keheningan yang ada di mobil. Kurasa Naeun sedang memikirkan apakah ia mau melakukannya atau tidak. Aku tak pernah bermain dengan cara kasar apalagi membuat gadis meronta atau menjerit-jerit minta tolong. Maka dari itu aku selalu menanyai gadis incaranku sebelum bermain dengannya. Jika ia mau so let's do it tapi jika tidak, maka aku akan mencari cara apapun untuk membuatnya mau melakukannya. Entah ancaman, terror atau apapun itu.

Setelah beberapa menit mengwndarai mobil, sampailah kami di apartemenku. Kuparkirkan mobilku dan keluar dari mobil, begitupun dengan Naeun. Dia masih terdiam dan berfikir sepertinya. Jadi, kutarik tangannya menuju apartemenku. Kubawa ia ke dalam kamar dan memberinya waktu untuk berfikir selagi aku membuka kaos yang kupakai, sehingga terlihatlah penampakan dari tubuhku yang mempunyai roti sobek di perut. Tapi ia tak bereaksi. Mungkin ia masih menimang-nimang keputusannya saat ini

Kudekati Naeun yang masih berfikir dalam diam. Kubelai pipi mulusnya dan berbisik "Bagaimana?" dengan suara yang seduktif. Naeun tersentak dan kaget karena belaianku. Sebelum ia sadar, aku langsung mencium bibir mungilnya. Hanya menempel beberapa detik, setelah kurasa ia sadar akupun mulai melumatnya perlahan. Tak ada tanda-tanda penolakan yang diberikannya. Setelah beberapa menit aku melumat bibirnya, akupun melepaskannya dan bertanya sekali lagi, "Bagaimana?" namun Naeun hanya diam dan tak menjawab.

Tak mau menunggu lebih lama lagi, akupun melumat bibirnya kembali dengan agak cepat. Dua menit telah berlalu dan Naeun masih diam, tak ada respon apapun yang di berikannya. Ku tekan tengkuknya agar ciumanku bisa semakin dalam padanya. Semakin lama lumatanku semakin cepat, tiba-tiba Naeun ikut melumat bibirku dan mengalungkan tangannya di bahuku. Cukup lama kami saling melumat dan saling mengabsen gigi. Selama itu pula tanganku bergerilya di tubuhnya. Tangan kananku yang mulanya  mengelus pipi Naeun mulai turun dengan perlahan. Ku hentikan tanganku di belahan lehernya dan mengelusnya disana, setelah itu kuturunkan lagi kearah kanan dadanya, menerobos masuk melalui v neck yang di pakainya. Tangan kiriku berada di dalam t-shirt yang di pakainya dan tak berhenti mengelus permukaan kulit punggungnya yang halus dan lembut itu.

Kurasakan gejolak dalam diriku mulai membuncah dengan tak sabaran ku sobek kaos yang di kenakannya dan mulai menidurkannya di atas kasur. Tangan-tangan kami mulai bergerilya di tubuh satu sama lain. Bibir kami selalu bertemu lebih lama daripada pelepasannya. Ya, kami hanya saling melepas bibir untuk mengambil nafas atau untuk mendesah saja, setelah itu bibir kami akan saling berpagutan kembali. Aku sangat suka bermain dengan Naeun, dia selalu membalas semua permainanku, terkadang dia yang memulai duluan dan aku hanya mengikutinya.

Tak kusangaka Naeun akan terasa senikmat ini. Aku belum pernah merasakan kenikmatan bermain seperti ini sebelumnya. Dan anehnya aku hanya merasakannya dengan Naeun saja. Aku selalu menginginkannya mendesahkan namaku, permainannya juga sangat memuaskanku. Apakah Naeun pernah melakukan ini sebelumnya? Tapi jika dilihat dari sperai yang terdapat bercak darah, kelihatannya ini yang pertama kali baginya. Ah, sudahlah, lagian itu juga tak penting bagiku. Yang terpenting aku telah puas bermain malam ini, berkat gadis yang tertidur pulas dalam dekapanku sekarang ini.

**

Kicauan burung yang berisik tak akan mampu membangunkanku. Kupalingkan wajahku ke samping dan menutup telingaku yang terbuka dengan bantal, ku eratkan pelukan yang kuberikan ke gadis yang masih tertidur dengan pulas. Aku tak pernah memeluk gadis yang telah selesai bermain denganku sebelumnya,  Hyuna dan Krystal yang akan memelukku dengan sangat erat, sedangkan aku hanya telentang dan tak mempedulikan mereka. Tapi apa yang kulakukan sekarang? Aku memeluk Naeun dengan erat. Seakan tubuh ini tak ingin lepas darinya.

Tubuh Naeun mulai menggeliat dan dia mulai bergumam kecil. Kueratkan pelukanku ketika aku merasakan tangannya yang ingin melepas pelukanku. "Diamlah!" titahku.

"Sekarang sudah jam berapa? Kita harus sekolah, minggu depan kita akan ujian."

"Hari ini kita bolos. Sekarang jam 10."

"APA?!!" kagetnya

TBC

Maaf karena telat update. Seharusnya update hari selasa or rabu minggu lalu, terus rencananya juga mau update 2 chap sekaligus -jadi 3 chap sama chap ini- tapi ternyata belum bisa. Jadi dari pada nunggu lebih lama lagi, aku update 1 chap aja dulu ya. Maaf

Semoga suka ya 😂

Terima kasih udah sempetin baca He is My Husband

New writer 😆

He is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang