•••Chapter 1•••

70 6 0
                                    

"Cinta itu sederhana. Aku untukmu, kau untukku. Kalau tidak mampu untuk itu, jangan bicara cinta padaku."

~°•°~

"WOY YANG NGERASA KELOMPOK ABAL-ABAL KESINI" teriak Arneta sambil ngupil. Namun ia langsung memberhentikannya karena kelompoknya sudah datang.

Abal-abal nama kelompok yang diberikan Devon, Arneta benar-benar pundung karena baru saja ia kena hukuman dari cowok yang sok cool tingkat dewa itu, yakali tingkat dewa!! Najisin.

"Gak usah pake teriak kali Net," ucap Naya.

Kelompok abal-abal tersebut terdiri dari Naya, Arneta, Febi, Aldo, Fatir. Kelompot itu diketuai oleh Arneta, mau tidak mau mereka harus patuh atas perintahnya.

"Uda kumpul semua kan!! gue mau nanya, siapa yang melakukan kesalahan?" jerit Arneta.

"Emang kenapa sih Net, salah doang kok!!" ucap Feby

"Salah dikit loh bilang" sembur Arneta.

"Gue tuh bete ama cowok sialan itu!! Baru masuk di putih abu-abu aja udah kena hukuman. Mana yang ngasih hukuman cowok sok cool itu," omel Arneta.

"Emang cool kali Net" ceplos Feby.

"Apa loh bilang cool!!, cowok kayak begituan dibilang cool. Mata loh udah katarak" ucap Arneta sambil tersenyum sinis.

"Jadi siapa yang ngelakuin kesalahan?" tanya Arneta.

"Maaf, gue yang ngelakuin kesalahan" ucap Aldo dengan mengangkat tangannya keatas.

"Aldoooo" jerit Arneta lalu berjalan kesamping Aldo yang menuduk.

"Gue tanya kenapa loh bisa ngelakuin kesalahan?" tanya Arneta lagi sambil menggaruk hidungnya yang teras gatal.

"Etdah Net, loh kenapa sih?" ucap Naya.

"Gue pundung ama cowok sok cool itu"

"Entar loh kepincut lagi Net, baru tau rasa" ucap Naya.

"Kepincut apanya!! Kepincut dari hongkong"

"Benci tuh ujung-ujungnya cinta loh" ucap Feby.

Panggilan kepada Arneta Vanatasya kelas 10-2, silahkan temui Devon Fernandes di ruang osis. Gak pake lama.

"Apaan??"

"Tuh baru diomongin aja udah manggil, cepat Net kesana kangen kali dia" goda teman-temannya.

"Diem loh, urusan kita belum kelar" ucap Arneta lalu berlari kearah ruang osis.

"Napa loh manggil gue?" tanya Arneta sambil berkacak pinggang.

"Loh ketuanya kelompok abal-abal kan?"

"Terus?" ucap Arneta judes.

"Loh gue hukum kumpul daun-daunan yang berada di bawah pohon sebanyak 100 buah" ucap Devon datar.

Apaan coba!! Batin Arneta.

"Oke"

"Napa tuh muka kusut banget?" tanya Naya saat melihat Arneta berjalan kedalam kelas.

"Cowok itu nyuruh gue pungut daun dibawah pohon sebanyak 100 buah, gile apa dia, liat aja kalo udah MOS gue bakal bales" ucap Arneta lalu berjalan keluar untuk mejalankan hukumannya.

"Gaya loh!! Loh kagak takut ama and gank cabe-cabean itu!! Lagian mana bisa loh bales and gank Devon itu punya pengaruh besar" ucap Naya panjang lebar.

"Mending loh bantu gue kumpulin daun daripada lon cerocos mulu, pekak kuping gue dengar suara loh yang cempereng" ucap Arneta.

"Kampret loh Net" umpat Naya

Setelah selesai melaksanakan hukumnya, Arneta dan Naya langsung pulang. Mereka sedang berjalan dikoridor sekolah.

"Net" panggil seseorang. Arneta yang menyadari itu langsung membalikkan badannya.

"Paan?" tanya Arneta setelah melihat orang itu ternyata itu Nando kakaknya.

"Loh deluan aja pulang, tugas gue masih banyak. Oh iya ini kunci mobil!!" ucap Nando dengan memberikan kunci mobil kearah Arneta.

"Lah loh naik apa?" tanya Arneta.

"Gue nanti bisa nebeng ama anak-anak, gue gak bisa lama-lama pekerjaan gue masih banyak, bye" ucap Nando lalu melenggang pergi.

Subhanallah... Cakep bener ya kak Nando, mimin jadi cinta dah ama kak Nando. Batin Naya sambil senyam-senyum.

"Woyyyy" teriak Arneta.

"Paan sih loh" ucap Naya yang telah sadar dari lamuananya.

"Lagi mikirin yang aneh-aneh yah," ucap Arneta.

"Gaje loh" ucap Naya lalu melanjutkan langkahnya.

Arneta terus-menerus menggoda Naya yang sepertinya sudah blutsing.

~~~~~~~~~~~~~~~

Bagi votenya😂👇💝

-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang