•••Chapter 16•••

47 6 1
                                    

"Arneta" panggil seseorang dari arah belakang, saat Arneta tengah berjalan dikoridor.

"Iya" jawab Arneta setelah membalikkan tubuhnya, dan yang memanggilnya Daffa. What Daffa!! Arneta mengingat pembicaraannya tadi siang dengan Kak Nando yang dimana Daffa suka ama Arneta.

"Loh pulang bareng siapa?" tanya Daffa.

"Gue......."

"Bareng gue" potong seseorang dengan merangkul bahu Arneta.

"LOH PENGANG-PENGANG SEKALI LAGI, GUE PENGGAL KEPALA LOH!! AWAS AJA!"

Devon hanya tersenyum dikulum. Sedangkan Daffa hanya diam, sambil menatap Devon dengan tatapan!! Entah tatapan apa itu.

"Ya udah Net, kalau gitu gue deluan" ucap Daffa lalu pergi.

"Ehh,.." Baru saja Arneta ingin mengejar Daffa sebuah tangan langsung menahannya, siapa lagi kalau bukan kutil dungong.

"Apaan sih!" Arneta menghempaskan tangannya dari genggaman Devon, Namun Devon mencengkram tangan Arneta.

"Lepasin tangan gue,!!" teriak Arneta berusaha melepaskan tangannya. Devon melepaskan tangan Arneta. Sehingga tangan Arneta kemarahan akibat cengkraman Devon.

"Sakit" ucap Arneta sambil meniup-niup jemarinya yang memerah.

"Sorry, tangan loh gak pa-pa kan!" kata Devon sedikit khawatir.

"Gak usah, udah puas loh" ucap Arneta lalu melenggang pergi meninggalkan koridor bersama Devon.

Sampainya dirumah, Arneta langsung menghempaskan tubuhnya disofa ruang tamu.

"Udah pulang non!" ucap Mbak Mina muncul dari arah dapur.

"Iya mbak, Arneta kesal banget ama seseorang. Sumpah pengen gue tonjok dah tuh orang" curhat Arneta kesal.

"Non Arneta bisa aja!" ucap Mbak Mina sambil mengelengkan kepala melihat anak majikannya.

"Pasti cowok!" tebak Mbak Mina.

"Iya"

"Ohh...."

"Aghh, udah Arneta mau ke dapur" ucap Arneta lalu pergi kearah dapur. Apalagi kalau bukan makan. Dasar perut karet,

Belum sempat Arneta memasukkan makanan di mulutnya, Mbak Mina berteriak dari arah ruang tamu.

"Non, ponselnya berbunyi" ucap Mbak Mina dengan menyodorkan ponsel kearah Arneta.

Arneta melihat layar ponselnya dengan mencibir.

"Ehm...."

"Loh dimana?"

"Di alam kubur!" jawab Arneta asal.

"Gue serius loh dimana?" ucap seseorang disebrang sana dengan nada mulai naik satu oktav

"Emang kenapa sih?" ucap Arneta yang juga kesal, bagaimana tidak Devon menganggu acara makannya.

"Gue jemput loh," ucap Devon lalu memutuskan sambungan sepihak.

"Bodoh amat" Arneta mencibir, lalu melanjutkan acara makannya.

Tak lama Arneta selesai makan. Mbak Mina mengetuk pintu kamar,

"Non, ada temannya diluar" ucap Mbak Mina sambil mengetuk pintu kamar.

"Siapa......" Arneta baru mengingat pasti kutil dungong.

Arneta terus mengumpat dalam hati, bagaimana tidak Devon membawannya ke salah satu restaurant, mungkin kalian gue cewek norak!!! No. Gue emang gak suka makan direstaurant, tapi tempat favorit gue makan warung yang ada di pinggir jalan. Entah mengapa gue suka aja,

"Sakit loh?" ucap Devon memecahkan keheningan.

"Gue gak suka disini" ucap Arneta judes.

"Cewek juga suka kalo diajak ketempat kek gini?" ucap Devon dingin dan ekspresi datar.

"Gue bukan cewek yang diluar sana, yang senang banget makan diresturan mewah kek gini. Loh salah besar!!!" ucap Arneta lalu pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang