•••Chapter 13•••

23 4 0
                                    

"Arneta"

Naya berlari kearah temannya yang sedang makan.

"Apaan sih Nay, gak liat apa kalo gue lagi makan?" ucap Arneta cuek dan melanjutkan makannya.

Naya yang memanggilnya ter-engah...engah,

"Devon...."

"Devon mati?" potong Arneta.

"Bukan..."

"Ohh, Devon pingsan?" potong Arneta lagi.

"Ishh, bukan Arneta. Dengar dulu jangan asal potong aja," ucap Naya.

"Oke"

"Devon cari loh, dia ada di atas rooftop" ucap Naya sambil meminum jus jeruk milik Arneta.

"Ngapain tuh anak nyari gue" ucap Arneta malas.

"Tau, kangen kali" ucap Naya asal.

Arneta langsung menjitak kepalanya yang asal ngomong aja.

"Aww" teriak Naya.

"Dasar mulut cabe" ejek Arneta lalu pergi.

Sampainya diatas rooftop, ia melihat Devon sedang berdiri disana. Tanpa babibu Arneta langsung berjalan kesana dengan ekspresi datar, seperti biasa jika ia berhadapan dengan seseorang yang bernama Devon.

"Ngapain loh manggil gue?" tanya Arneta ketus.

"Sini loh" Devon menarik Arneta.

"Apaan sih loh? Awas loh, gue bisa aja semprotin merica kemuka loh" ancam Arneta lalu menghempaskan tanganya dari tangan Devon.

"Siapa yang juga mau ngapa-ngapain loh! Ke-geeran banget!" ucap Devon.

"Yaudah, loh mau apa! Gue gak punya waktu ngeladani kutil" ucap Arneta sambil menatap arlojinya.

"Gue manggi loh kesini buat ngomong" mulai Devon.

"Udah dari tadi juga" potong Arneta.

"Nih ya, daripada loh gangguin hidup gue mulu...."

"Yang ada loh gangguin hidup gue" potong Arneta.

"Bacot! Bisa diem gak?" ucap Devon dingin.

"Ehm"

"Gue mau ngasih loh penawaran sama loh?"

"Apaan?" tanya Arneta bingung.

"Kita pacaran"

"BHAK!! itu sih mau loh, soryy. Gue gak mau buang-buang waktu gue buat pacaran ama loh" 

"Yang mutusin deluan bakal kalah, loh berani?" tantang Devon.

"Idih, najisin! Malas banget gue ama loh." Arneta tertawa meremehkan.

"Oh udah, artinya loh udah kalah sebelum perang. Sebelum pulang sekolah bawaiin barang-barang gue" ucap Devon dengan tersenyum mengejek.

Idih, amit-amit banget gue pacaran ama dia. Mending gue pacaran ama Tony!!! Batin Arneta.

"FINE" ucap Arneta.

"Butuh pembantu aja pake ngemis" lanjut Arneta.

Devon hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Arneta yang sudah berubah menjadi pacar seorang Devon.

"Gue gak peduli loh ngomong apa!" ucap Devon datar.

"Nanti loh pulang bareng gue ya,..."

"Sayang" lanjut Devon lalu pergi.

"Najisin"

Sampainya dikelas Arneta langsung duduk di samping Naya.

"Ngapain Devon manggil loh?" tanya Naya sedikit kepo.

"Gak penting" ucap Arneta malas mengingat kejadian itu di rooftop.

"Kenapa loh! Gak diapa-apain kan ama tuh cowok?" tanya Naya.

"Gak lah, gue jitak lah kalau dia berani nyentuh gue" bantah Arneta.

"Oh"

"Kampret cuman oh aja" ucap Arneta sambil menjitak kepala Naya.

Kringgg....

Bel berbunyi menandakan jam istirahat, semua siswa berhambur keluar menuju kantin dan aktivitas lainnya. Sedangkan Arneta malas keluar,

"Net, gak keluar?" tanya Naya.

"Mager" jawab Arneta.

"Gue deluan ke kantin" ucap Naya dan segera pergi menuju kantin.

Tinggal Arneta sendiri didalam kelas. Entah pikiran dari mana ia bisa saja menerima tawaran konyol dari Devon. Ia sedang membaringkan kepalanya diatas meja. Tiba-tiba saja seseorang datang dan memberikan sarapan siang.

"Buat loh," ucap siswa tersebut yang membawa makanan.

"Dari siapa?" tanya Arneta bingung.

"Liat aja, nih" ucap siswa tersebut dengan memberikan surat.

Selamat menikmati, sayang.

Devon si ganteng_

"Norak"





-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang