•••Chapter 7•••

34 5 0
                                    

"Kata orang, benci itu ujung-ujungnya jadi cinta.
Benar gak sih??"

~°•°~

Pagi yang cerah di SMA Merah Putih. Arneta sedang berjalan dikoriodr sekolah dengan langkah yang santai. Saat mata ekornya menemui seseorang yang sudah familiar dimatanya, ia langsung berjalan kearah orang dan yaps!! Itu Sarah.

Pikirannya langsung teringat dengan kejadian kemarin, ia langsung berkata

"Sarah" panggil Arneta saar Sarah pergi dengan langkah yang sengaja dipercepat.

"Loh masih ngambek yaa?" tanya Arneta sambil bersisihan dengan Sarah.

"Gak"

"Boong" kata Arneta

"Oke, sorry. Gue kemarin ama anak-anak cuman becanda" ucap Arneta.

"Iya" jawab Sarah sambil menampakkan senyumnya.

"Gitu dong" Arneta langsung menoel pipi Sarah yang sedikit imut.

"Sakit kutil" ucap Sarah sambil mengacak-acak rambut Arneta.

Sampainya di dalam kelas Naya dan Febi menyambut mereka dengan senyum manisnya.

"Ciee udah baikan" ucap Naya dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

"Udah dong" ucap Sarah.

Kringgggg.....

Kelas hening saat Pak Tono datang dengan kumisnya yang sudah rapi. Pak Tono termasuk guru yang disengani di SMA Merah Putih, guru Biologi. Semua siswa langsung berlari ke bangkunya masing-masing.

"Pagi anak-anak"

"Pagi Pak" jawab mereka kompak.

"Kumpul tas kalian di depan, cepat" ucap Pak Tono.

Semua siswa langsung membawa tasnya kedepan tanpa terkecuali. Arneta dan teman-temannya hanya menatap satu sama lain.

"Mau........"

"Kita hari ini ulangan" belum sempat Naya melanjutkan kalimatnya Pak Tono memotong kalimat Naya.

"What!!" teriak Arneta dan seluruh siswa di dalam ruangan tersebut.

"Gak bisa kek gini dong pak," ucap siswa laki-laki di belakang bangku Randy.

"Kita belum belajar" lanjut Ranti.

"DIAM" bentak Pak Tono.

"Siapa yang ngatur disini?" tanya Pak Tono.

"Pak Tono" jawab mereka kompak.

"Tuh tau kan, sudah naikan kertas kalian" ucap Pak Tono.

"Sial, gue belum buat contekan lagi" ucap Naya.

"Net, tanya gue ya" ucap Naya.

"Gue juga belum belajar kutil" ucap Arneta sambil menaikan kertasnya.

Hening.....

"SIAL" teriak salah satu siswa yang duduk dibagian belakang. Semua siswa menatap kearah siswa perempuan itu dengan bingung.

"Napa loh?" tanya Varah,

"Soalnya susah, mana ada lagi ulangannya dadakan. Kampret emang tuh guru" ucap Sisil kesal.

"Kirain apaan" ucap semua siswa.

"Ada apa ini?" tanya Pak Tono.

"Gak ada pa-pa Pak," jawab Anton, ketua kelas XIPA-II.

"Sudah kerjakan cepat, jangan ada yang ribut" ucap Pak Tono yang sedang mengerjakan sesuatu dimeja guru.

"Net" panggil Naya.

"Paan?"

"Loh udah nomor satu?" tanya Naya.

"Belum" ucap Arneta  berbisik.

Arneta menoleh kebalakang dan ternyata semua siswa sedang asyik melihat contekan. Semuanya saling mengoper jawabang satu sama lain, dan bosnya adalah Randy si biangnya.

"Naya loh gak mau?" tanya Ranti.

"Emangya loh udah nomor satu?" tanya Naya berbisik.

"Iya, loh gak mau!" tawar Ranti.

"Net, mau tidak mau kita harus curang" ucap Naya dengan menatap Arneta.

"Terserah loh" ucap Arneta.

"Ranti" panggil Naya.

Ranti tidak mendengar teriakan Naya ia malah tengah asyik menulis jawaban dikertasnya.

"Ranti" ulang lagi Naya.

"Gak ada cara lain" ucap Arneta sambil melempar kertas kearah Ranti yang kebetulan posisi duduk Ranti berada di barisan kedua dekat meja guru.

"Aduh" Arneta langsung menundukan kepalanya cepat saat melihat kertasnya tidak mengenai Ranti, kertasnya malah mengenai kumis Pak Tono.

"Siapa yang melempar kertas ini?" tanya Pak Tono lantang.

Semua siswa langsung menghentikan aksinya saat mendengar suara Pak Tono.

"Gak tau pak" jawab Ranti.

"Jangan ada nyontek, kalo bapak tau saya bakal hukum" ucap Pak Tono dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Ranti" panggil Naya.

"Paan"

"Nomor satu apaan?" tanya Naya.

"JANGAN ADA NYONTEK" ucap Pak Tono lantang namun pandangannya ke kertas putih yang sedang dikerjanya.

"Bentar" ucap Ranti sambil menulis jawaban di sebuah kertas.

"Cepatan" ucap Naya tak sabar.

Yapss!!

"Net, cepatan tulis" ucap Naya dengan menyenggol lengan Arneta.

Ranti memberikan semua jawabannya ke Naya dan Arneta. Mereka berdua langsung menulisnya tergesa-gesa sambil terus melihat situasi.

"Arneta, Naya apa itu?" tanya Pak Tono.

"Gawat Net" ucap Naya lalu menyembunyikan kertasnya di saku.

"Gak ada pa-pa Pak" jawab Arneta.

"Jangan nyontek" ucap Pak Tono.

"Let's go" ucap Naya lalu kembali menjalankan aksinya.

-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang