•••Chapter 2•••

34 6 0
                                    

"Cinta itu indah, jika bagimu tidak.
Mungkin kamu salah milih pasangan."

~°•°~

Hari kedua MOS, kelompok abal-abal dan kelompok lainnya berkumpul dilapangan untuk mendengarkan arahan dari anak osis.

"Silahkan pilih satu anak osis untuk dijadikan teman kelompok, gamenya keliling lapangan sebanyak 2 putaran, yang kalah bakal dihukum, oke!!" ucap Nando

"Net siapa teman kelompok loh?" tanya Naya yang sepertinya sudah mendapatkan anak osis untuk dijadikan teman kelompok.

"Belum ada" jawab Arneta.

"Kalau gitu gue deluan yaa" ucap Naya lalu berjalan kearah pinggir lapangan. Sedangkan Arneta sedang duduk ditegah lapangan sambil memainkan jari jemarinya.

"Loh udah punya teman kelompok?" tanya seseorang. Arneta mendogakkan kepalanya!!

"Gak" jawab Arneta judes.

"Terus ngapain loh disini?" tanya Devon dengan nada yang dingin dan datar.

"Terserah gue dong mau duduk dimana aja, bukan urusan loh" ucap Arneta penuh penekanan.

"Bisa sopan gak?" bentak Devon, sedangkan orang yang bentak hanya diam. Semua pasang mata menatap kearah mereka.

"Bodoh" Arneta langsung pergi setelah mengucapkan kalimatnya.

Pertandingan pun dimulai, jangan tanya Arneta sama siapa?? Dan jawabannya "Gak ada". Ia sedang duduk dipinggir lapangan menatap anak 10 sedang berlomba. Dan sepertinya itu Naya dengan Fina.

Kini giliran Arneta berlomba, ia langsung beridiri lalu berjalan kearah finish. Semua orang meneriaki namanya, sedangkan orang yang diteriaki malah berjalan dengan santainya. Seseorang memandanginya dari atas dengan tatapan! Entah tatapan apa itu.

"Siapa teman kelompok loh?" tanya Daffa.

"Gak ada" jawab Arneta sedikit sopan.

"Devon," panggil Daffa sambil mengangkat kepalanya keatas lantai 2.

"Iya?" tanya Devon setelah sampai di samping Daffa. Mereka berhadapan,

"Loh lomba ama dia" ucap Daffa.

"Whattt?" teriak Arneta tapi ia langsung menutup mulutnya.

Sedangkan Devon hanya menatap Arneta dengan senyum sinisnya. Mau tidak mau Arneta harus mengikuti permainanya.

Arneta mulai mengumpulkan tenanganya, saat Daffa sudah memberikan aba-aba. Arneta langsung berlari secepat mungkin, sedangkan Devon hanya berjalan dengan santai.

Mana tuh bocah!! Batin Arneta

Saat mulai mendekati garis finish Arneta mulai berlari dengan cepat.

"Net awas" teriak Naya sekeras mungkin.

Arneta yang menyadari itu, ia menoleh kebelakang dan melihat Devon berlari kearahnya. Arneta lebih cepat lagi berlari. Namun keberuntungan untuk menang tidak berpihak kepadanya. Kakinya tergelincir!!

Brukkkkk!!

"Awww"ringis Arneta.

"Kenapa tuh?" ucap salah satu siswa.

"Net" ucap Naya lalu berlari kearah dimana Arneta terjatuh.

"Loh gak pa-pa kan?" tanya Devon yang berada di samping Arneta.

"Pake nanya lagi, ya jelas lah sakit" ucap Arneta kesakitan.

Dan tanpa aba-aba Devon langsung menggendong Arneta. Lagi-lagi mereka berdua jadi pusat perhatian, sedangkan Arneta terus meronta-ronta.

"Turunin gue" Arneta terus meronta di gendongan Devon.

"Gue bil....."

"Berisik!" bentak Devon.

Devon langsung membaringkan Arneta keatas ranjang setelah sampai di UKS. Sedangkan Arneta hanya diam semejak Devon membentaknya, rasanya ingin menagis dibentak  seperti itu!! Hello kenapa gue jadi cengeng kayak gini sih.

Setelah membaringkan Arneta diranjang, Devon langsung pergi tanpa mengucapkan kalimat apa-apa.

"Sial tuh cowok!!" umpat Arneta sambil memijit lengan kakinya. Pintu terbuka dan menampakkan sosok lelaki dan itu Devon dengan membawa minuman.

"Minum" ucap Devon dingin dengan melemparkan minuman kearah Arneta.

"Mana yang sakit?" tanya Devon lagi-lagi dengan nada yang dingin dan datar.

"Gak usah" tolak Arneta.

"Jangan ngeyel" ucap Devon lalu mulai melihat pergelangan kaki Arneta.

"Gak usah, ini udah sembuh" dusta Arneta lalu turun dari ranjang dan segera keluar dari ruang UKS.

Sampainya dikantin Arneta langsung duduk dibangku paling pojok. Ia langsung memesan minuman. Ia mengambil ponselnya yang ada di sakunya untuk melihat ada notif gak dari babang zayn!! Wkwk. Tanpa ia sadari seseoranh duduk didepanya sambil menatap dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Ini neng minumannya" ucap ibu kantin.

"Iya, makasih bu" ucap Arneta namun pandangannya masih tertuju di layar ponselnya.

Haahhhh....

"Kok loh minum minuman gue sih" ucap Arneta yang sudah sadar.

"Gue haus banget Net," ucap Nando santai.

"Terus gue minum apa?" rajuk Arneta dengan mamanyunkan bibirnya lagaknya seperti anak kecil yang merajuk tidak dibelikan lolippop.

"Iya, gue pesan" ucap Nando dengan mengacak-acak rambut Arneta.

"Nando, rambut Arneta jadi rusak nih" ucap Arneta sambil memperbaiki rambutnya yang diacak Nando.

Sedari tadi semua mata yang berada di kantin tertuju kearah mereka berdua, siapa lagi kalo bukan Nando dan Arneta. Apalagi fans-fans fanatik Nando ia mentap Arneta dengan tatapan tajam, sinis, mencemoohkan dan masih banyak lagi tatapan yang ditujukan ke Arneta. Namun mereka menghiruakan tatapan itu.




-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang