•••Chapter 14•••

24 4 0
                                    

Kringg...

Bel berbunyi disetiap koridor menandakan jam pulang. Arneta segera membereskan buku-bukunya yang berantakan dimeja, Naya sudah deluan.

"Arneta ada?" tiba-tiba suara Devon terdengar dari arah pintu. Arneta segera menoleh, dan ia melihat Devon sudah membawa tas. Ia harus segera kabur dari sini. Namun Devon cukup cepat bergerak.

"Yuk balik" ucap Devon.

"Nggak, gue ama Kak Nando" ucap Arneta malas.

Devon menaikkan alisnya, sok ganteng amat. Emang ganteng sih dikit. Dosa apa gue bisa terjebak ama nih cowok?? Batinnya.

"Batalin" katanya memerintah.

"Idih, emang loh siapa!, terserah gue mau pulang ama siapa." disaat itu juga ponselnya berdering dan itu dari Kak Nando.

"Halo"

"Arneta!!

"Loh deluan pulang soalnya ada tugas tambahan" ucap orang disebrang sana.

Arneta langsung mematikan ponselnya, Bete. Arneta melirik Devon.

"Jadi?" ucap Devon dengan senyum menyebalkan. Pengen aja gue tonjok tuh muka! Batin Arneta.

"Gak, gue naik taksi aja" ucap Arneta dan segera pergi menuju halte. Dan alhamdulillah Devon tidak lagi ngikutin gue.

Tapi, ada tapinya!! Sebuah motor sport datang dan berhenti disamping Arneta, Arneta yang menyadari itu langsung menolehkan kepalnya malas.

"Buruan naik!" perintahnya seenak jidat.

"Gak" emang gue mudah dibujuk apa? Malas banget.

"Loh mau pulang gak! jam segini gak ada taksi?" ucap Devon datar.

"Biarin, kalau gak ada taksi naik odong-odong lah" jawab Arneta asal. Dan Devon tertawa kecil mendengar ucapan Arneta.

"Yaelah, ketawa lagi"

"Yaudah, kalau loh gak mau. Gue pulang deluan, capek nunggu cewek jelek" ucap Devon lalu pergi.

Tuh kan, dasar.....

Tinggalah Arneta seorang diri disana. Tiba-tiba motor sport datang dan itu sepertinya Daffa.

"Arneta" panggil Daffa.

"Daffa," kata Arneta.

"Loh bareng siapa?" tanya Daffa.

"Sendiri, gue lagi nunggu taksi" kata Arneta sambil mencari taksi.

"Loh bareng gue aja" tawar Daffa.

"Emang gak ngerepotin?" tanya Arneta ragu.

"Nggalah" ucap Daffa.

Ini baru cowok idaman! Devon, najisin banget. Mustahil kalo Devon bisa kek Daffa. Udah baik, cakep lagi. Calon gue banget itu mah!!

Sampainya dikamar, Arneta langsung menghempaskan tubuhnya kedalam kasur yang empuk. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menandakan panggilan masuk. Nomor baru,

"Halo" ucap seseorang disebrang sana. Dan Arneta makin kesal karena yang menelponya adalah Devon.

"Ehm"

"Loh udah sampai dirumah?" tanya Devon.

"Ehm"

"Ngapain sih loh nelpon gue?" tanya Arneta ketus.

"Loh kan pacar gue, emang nggak boleh!!"

"Siapa bilang loh pacar gue, ahh udah ada keperluan apa loh nelpon gue?" tanya Arneta lagi.

"Loh bareng gue besok, titik" ucap Devon dan memutuskan sambungan sepihak. Dasar emang....

Besoknya.....

Arneta sedang berada di meja makan, sedangkan Kak Nando masih di kamar. Dandan kali dia!!

"Kak Nando, ehh kok gue ditinggalin sih!" teriak Arneta melihat Kak Nando berlari keluar.

"Aduh Net, gue hari ini gue ada janji. Loh naik taksi boleh kan!" ucap Kak Nando dengan mengacak rambut adiknya.

"Ehh Kak Nando!! Arneta ikut" teriak Arneta.

"Aduh Net, gue udah lambat nih, bye" ucap Kak Nando dengan masuk kedalam mobil.

"Ekhem..."

Arneta menatap sinis setelah membalikkan tubuhnya, yang disana Devon sedang berdiri dengan motor sportnya.

"Ngapain loh disini?" tanya Arneta ketus.

"Kan loh pacar gue, emang loh lupa?" kata Devon santai dengan tersenyum dikulum.

"Emang kenapa kalau loh pacar gue?" ucap Arneta.

Devon naik ke motornya dengan memakain helm, lalu menyedorkan helm kearah Arneta yang tengah tari menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kutil dungong" umpat Arneta.

Dari awal Devon penasaran dengan Arneta, kenapa Arneta bisa benci dengannya? Lewat inilah Devon bakal tau penyebabnya.??






-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang