•••Chapter 9•••

27 5 0
                                    

"Perasaan orang bisa berubah
Seiring waktu"

~°•°~

"Kenapa loh?" tanya Naya saat melihat Arneta masuk kelas.

"Udah jangan nanya, pantat gue sakit banget" ucap Arneta lalu duduk di kursi.

"Emang pantat loh napa?" tanya Gladis.

"Nyium lantai" kata Arneta santai.

"What" ucap mereka bersamaan dengan menatap Arneta.

"Tadi gue diatas roftoop terus kutil itu datang, yah seperti biasa gue ribut ama dia...."

"Terus dia nyakitin loh?" potong Febi.

"Gue belum selesai pe'a,"

"Dia nyuruh gue turun, yah gue marah dong emang sekolah ini punya bonyoknya apa! Dasar emang tuh orang. Terus dia ngatain gue balik budek, gue sih yang deluan ngatain dia budek. Nah, pas gue mau jambak rambutnya kaki gue tergelincir. Gitu ceritanya" ucap Arneta secara detail.

"Dia gak nolongin loh?" tanya Sarah.

"Boro-boro nolongin, dasar emang tuh kutil. Liat aja gue bakal bales" ucap Arneta penuh kemenangan.

"Loh mau bantu gue gak?" lanjut Arneta dengan menatap teman-temannya.

"Nolongin apa dulu Net!" tanya Naya.

"Loh juga nanti tau, yuk" ucap Arneta lalu melenggang pergi.

"Sar, loh pinjam lipstik teman loh dong, yang menor tuh" ucap Arneta saat di koridor.

"Sasha"

"Loh mau buat apaan?" tanya Gladis.

"Ini supraise buat dia" ucap Arneta lalu melenggang pergi menuju parkiran.

"Ngapain kita ke parkiran?" tanya Naya.

"Mending loh bantu gue ngempesin nih ban mobil, daripada loh cerocos mulu sakit kuping gue" ucap Arneta lalu menjalankan aksinya. Sedangkan Gladis berjaga-jaga.

"Sarah, cepatan" teriak Arneta saat melihat Sarah berlari kearah parkiran.

Ia langsung mengambil lipstiknya dan langsung menulis sesuatu dikaca mobil dan kap mobilnya. Sedangkan teman-temannya hanya menatap satu sama lain.

"Net, gue gak ikutan ya kalau masuk ruang BK" ucap Naya.

"Gue juga"

"Iya, loh tenang aja"

"Udah yuk, sebelum ada orang yang liat" lanjut Arneta dan melenggang pergi.

Krinnggg......

Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu bunyi juga, Arneta dan teman-temannya langsung mengemas barang-barangnya.

"Cepatan, gue udah gak sabar liat ekspresinya" ucap Arneta lalu segera pergi meninggalkan kelas.

Saat dikoridor sekolah mereka melihat semua siswa berkumpul diparkiran. Disana ia melihat and the gank Devon, dan pastinya ada cabe-cabenya juga.

"Sial" ucap Devon dingin dan datar.

"Gue tau siapa yang ngelakuin ini, pasti cewek centil itu" ucap Valen.

Dasar cewek jadi-jadian!! Batin Devon.

"Ada apa bro?" tanya Nando yang baru datang dan melihat mobil Devon penuh coret-coretan.

Devon mengacak rambutnya, namun ketampananya tetap mampu membuat cewek-cewek berteriak histeris. Saat mata ekornya melihat gadis itu, siapa lagi kalau bukan Arneta. Ia langsung berjalan kearah cewek itu yang sedang berdiri dikoridor dengan penuh kemenangan.

"Net, gawat" ucap Naya dengan berbisik.

"Loh biasa-biasa aja" bisik Arneta dengan mengagkat tangannya keatas dada.

"Gue gak ikutan Net" ucap Sarah.

"Hmm...."

Mereka berpapasan, Devon menatap Arneta dengan dingin dan datar. Sedangkan Arneta juga membalasnya dengan tatapan mautnya.

"Loh yang ngelakuin ini kan!!" ucap Devon dingin.

"Kurang kerjaan banget gue" ucap Arneta dengan ekspresi penuh kemenangan. Dan melenggang pergi, namun Devon langsung bergerak cepat menahan lengan Arneta.

"Apaan sih" ucap Arneta menghempaskan tangannya.

"Ganti rugi gak" ucap Devon seperti biasa selalu terkesan dingin dan datar.

"Emang loh punya bukti!" tanya Arneta judes.

"Gue yakin loh yang ngelakuin!" ucap Devon dengan menarik tangan Arneta menuju ruangan dimana ada rekaman cctv.

"Woy, loh mau bawa gue kemana!" teriak Arneta dengan berusaha melepaskan tangannya. Namun kekuatannya tidak sebanding dengan Devon, Devon semakin mengeratkan genggamannya.


-Denar-#Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang