Remember That

800 46 2
                                    

/Inspired by BTOB - Remember That/

Irene x Ilhoon

||

Hubungan kita terasa begitu singkat. Tapi aku bersyukur.
Aku tidak pernah menyesal telah dipertemukan denganmu. Aku sangat bahagia.

Terima kasih. Aku akan mengingatnya, kenangan indah saat bersamamu.

||

Pagi ini aku berniat untuk jogging di sekitar sungai Han. Aku termasuk orang yang simpel dan sederhana dengan penampilanku. Jadi, aku hanya menguncir kuda rambutku agar tidak terlalu ribet. Aku segera keluar dari kamarku dan berjalan ke arah rak sepatu yang berada di dekat pintu ruang tamu. Aku pun mengambil sepatu sneakers putih itu dan segera memakainya.

Jarak rumahku dengan sungai Han cukup dekat. Jadi, aku mulai berlarian kecil dari rumah sampai sungai han. Kakiku terhenti saat aku melihat pohon sakura. Bunga berwana pink itu telah mekar dengan sempurna dan indah. Dan itu mengingatkanku pada seseorang. Aku hanya tersenyum simpul, lalu melanjutkan aktivitas berlariku.

Aku pun duduk di bangku kayu yang ada di sungai Han dan bersandar pada bangku itu. Biasanya ada seseorang yang menemaniku duduk disini. Tapi kali ini aku sendirian. Aku pun mengarahkan pandanganku ke bawah dan aku melihat ikatan sepatuku terlepas. Aku mengingatnya lagi. Ini mengingatkanku pada seseorang.
"Kuharap kau bahagia." gumamku sambil mengikat tali sepatuku yang terlepas.

Kali ini aku hanya bisa memandangi pohon sakura yang berada tak jauh dari hadapanku. Aku masih memandangi bunga-bunga itu sambil tersenyum simpul. Entah kenapa, apapun yang terjadi dan kulakukan, aku selalu mengingatnya.

___

Flashback.

Seseorang kini tengah menggenggam tanganku lembut. Aku pun tersenyum dengan perlakuannya.

Kini orang itu menarik tanganku sambil berlarian kecil.

"Lihat itu!" ucapnya antusias sambil menunjuk pohon yang ada disana.

Kami yang antusias langsung berlari menuju pohon itu.

"Ilhoon-ah, lihat bunga sakuranya sangat indah." ucapku pada kekasihku Ilhoon.

Kami pun mendongak ke atas untuk melihat bunga sakura itu sambil tersenyum senang.

Ini adalah musim semi pertama yang kami lalui bersama. Dan juga kami sama-sama suka dengan musim semi, apalagi dengan bunga sakura. Kami sangat menyukainya.

"Mari abadikan momen ini." ajaknya.

Ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto bersama dengan latar pohon sakura di belakang kami.

Setelah kegiatan foto-foto kami selesai, kami pun melanjutkan perjalanan kami.

"Tunggu dulu." ucapnya mengentikan langkah kami.

"Ada apa?" tanyaku bingung.

Ia tak menjawab pertanyaanku. Tapi dia langsung berjongkok didepanku dan mengikat tali sepatuku yang lepas. Kapan terlepas? Aku bahkan tidak sadar. Mungkin saat tadi berlari kejadiannya.

"Apa kau tidak bisa mengikat dengan benar, huh?" tanyanya mengejekku.

Entah kenapa tali sepatuku selalu terlepas dengan mudahnya. Padahal aku sudah mengikatnya dengan benar. Dan itu membuatnya terus-terusan mengejekku.

"Yak!" ucapku kesal.

"Kau masih tak bisa mengikat sepatu? Seperti anak kecil saja." ejeknya lagi.

"Berhenti mengejekku!" perintahku.

"Makanya ikat dengan benar."

Flashback end.

___


Saat ini aku tengah berada di balkon kamarku. Aku duduk bersandar pada kursi yang ada di balkon itu sambil memandang langit malam yang gelap. Aku memejamkan mataku menikmati udara malam. Ribuan kali aku teringat dengan orang itu. Aku teringat kenanganku bersama orang itu. Ilhoon.

Meski aku sudah merelakannya. Terkadang aku ingat dan terkadang aku lupa. Meski aku sudah terbiasa dengan ketidakhadirannya disisiku, tapi terkadang saat aku ingat hal-hal yang kulakukan bersamanya, aku merasa sedih. Sedih karena hal itu tidak akan pernah bisa kulakukan lagi bersama Ilhoon. Aku hanya bisa mengingat semua kenangan bersamanya. Akan selalu kusimpan kenangan itu dihatiku.

"Aku merindukanmu." ucapku sambil memandang langit malam.

"Apa yang kau lakukan disana?" tanyaku sambil menunjuk pada salah satu bintang.

"Apa kau bisa mendengarku?"

"Kau pasti sudah bahagia disana? Benarkan?"

"Aku baik-baik saja disini. Jangan khawatir." ucapku masih memandang langit malam.

"Kau tahu? Tadi pagi aku melihat bunga sakura yang bermekaran. Indah sekali." ucapku tersenyum simpul.

"Aku ingat saat kita pertama kali melihat sakura dan berfoto bersama saat itu. Sungguh menyenangkan saat mengingat hal itu. "

"Aku masih tidak bisa mengikat tali sepatuku dengan benar. Haha.." ucapku sambil tertawa garing.

"Dulu saat ikatan sepatuku lepas kau yang mengikatkannya. Sekarang tidak ada yang melakukannya lagi."

"Aku sungguh merindukanmu."

"Apa aku harus menemuimu besok?" gumamku.

Kulihat bintang-bintang di langit makin bersinar terang. Aku tersenyum bahagia. Kuanggap itu jawaban atas pertanyaanku tadi.

- Remember That -

Pagi itu aku sudah bersiap-siap. Aku memakai kemeja putih dengan bawahan hitam serta sepatu senada. Tak lupa memakai make up tipis, karena aku tak suka make up yang berlebihan. Hari ini aku berniat menemuinya. Menemui orang yang selama ini selalu kurindukan.

Aku pun keluar dari rumahku. Kemudian berjalan kaki menuju halte bus.

Kini aku sudah sampai di halte. Aku pun mendudukkan tubuhku pada bangku yang ada di halte itu. Tak sampai menunggu lama, bus pun datang. Aku pun segera masuk ke dalam bus tersebut.

Akhirnya bus yang kutumpangi berhenti. Aku pun turun dari bus itu. Aku masih harus berjalan kaki untuk sampai ke tempat itu. Letaknya tidak jauh, jadi tidak masalah untuk berjalan kaki. Kuanggap saja kegiatan jalan kakiku ini sebagai olahraga.

Cukup 5 lima menit berjalan kaki, akhirnya aku sampai ke tempat yang akan kudatangi. Tempat ini cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang datang ke tempat itu. Suasana tempat ini juga sunyi.

Aku pun melangkahkan kakiku ke arah nisan dengan bertuliskan nama 'Jung Ilhoon' disana. Aku berjongkok di depannya sambil memegang nisan itu.

"Ini aku, Irene." ucapku memperkenalkan diri.

"Aku selalu berdoa agar kau bahagia disana."

Aku selalu berterima kasih, karena aku telah dipertemukan denganmu. Aku akan menyimpan kenangan itu denganku dan tidak akan kulupakan sampai kapanpun.



- End -





Ini absurd banget sumpah
Nggak tau kanapa bisa muncul ide kayak gini

A Story About IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang