Dream

378 15 6
                                    

Didedikasikan untuk choco_ty

Irene x Yoon Jisung

||

Aku bertanya-tanya, apa mimpi hanyalah sebuah bunga tidur?
Ataukah pertanda dari Tuhan?

||


Suatu hari, aku bermimpi. Mimpi yang membuatku bahagia sekaligus bingung. Dan anehnya, mimpi itu terasa begitu nyata bagiku.

Di mimpi itu, aku bertemu dengan seseorang yang sudah lama tak pernah kujumpai sejak 3 tahun yang lalu. Seseorang yang dulunya pernah kusukai, dan sekarang menjadi sosok yang kurindukan.

Dan, di mimpi itu aku berteriak kesal pada lelaki itu. Kemudian lelaki itu berujar, "Jadi begini sifat asli kamu." Aku hanya diam dan tak mengerti apa maksud dari ucapan lelaki itu. Beberapa saat kemudian dia berujar kembali, "Kalau suka bilang aja!"

Deg

Ucapannya yang tiba-tiba berhasil membuatku terdiam untuk kedua kalinya. Dan, setelah itu aku buru-buru mengelak tentunya.

Setelah itu, aku bangun dari tidurku. Dan mimpi aneh itu selesai. Tapi anehnya lagi, aku masih mengingat semua isi cerita di mimpi itu. Biasanya, setelah aku bangun tidur, aku sudah lupa akan semua kejadian di mimpiku. Bukankah mimpi hanyalah sebuah bunga tidur? Kenapa masih saja kuingat?

"Irene! Dicariin temennya tuh di depan!" Ucap Mama memberitahu.

Oh iya, hari ini aku ada reuni dengan teman-teman SMA ku. Untungnya aku sudah siap-siap dari tadi.

Aku pun segera keluar, dan menemukan sosok laki-laki yang kini tengah berdiri di samping motornya. Aku berpikir sejenak. Seingatku, Wendy lah yang seharusnya ada di sana. Dari sekian banyak orang kenapa harus lelaki ini. Lelaki yang beberapa hari lalu berada di mimpiku.

"Loh, Jisung. Ngapain?" Tanyaku bingung.

"Jemput kamu, disuruh Wendy tadi." Ucapnya tenang.

"Ayo! Yang lain udah pada nungguin." Ucapnya lagi.

Aku pun naik ke motor Jisung. Di sepanjang jalan itu, tak satupun dari kami yang berniat membuka suara. Kalau dengan Wendy biasanya suka ngobrol, dari hal-hal yang penting sampai yang tak begitu penting selalu kita jadikan bahan pembicaraan.

Karena saat itu kami datang terlambat, aku pun segera duduk di kursi yang tersisa di belakang. Lalu Wendy menghampiriku. Aku menatap kesal ke arahnya. Bisa-bisanya orang ini tak mengabariku lebih dulu jika memang tak bisa menjemputku.

"Niat banget ya kamu Wen." Ucapku pelan tapi penuh penekanan.

Dan yang membuatku makin kesal adalah, kekehan Wendy sebagai balasan  dari ucapanku barusan.

"Nanti anterin pulang sekalian ya, Sung." Ujar Wendy pada Jisung yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingku.

Sebelum pergi dari hadapan kami, Wendy menatapku sambil mengedipkan mata. Rasanya ingin sekali aku memukul gadis itu.

Aku hanya bisa menghela napas panjang. Pasrah saja dengan ucapan Wendy barusan. Jisungnya juga iya-iya aja.

Akhirnya kusibukkan diri dengan memainkan ponsel. Karena aku orangnya tak begitu suka keramaian, jadi kuputuskan untuk diam tak beranjak dari tempatku. Walaupun saat itu suasana sangat bising. Entah apa saja yang mereka bicarakan.

"Kamu gak banyak berubah ya. Masih jadi Irene yang pendiam." Ujarnya tiba-tiba.

Aku hanya mengangguk membenarkan ucapannya.

"Kamu dulu berisik banget, tapi hari ini jadi diem gini. Aneh." Ucapku.

Dia hanya hehehe aja.

"Rene!"

"Hm?"

"Masih inget gak, dulu aku pernah bilang suka sama kamu?" Tanya Jisung.

Tentu, aku masih ingat. Bagaimana tidak? Waktu itu, tanpa berpikir panjang aku tolak dia mentah-mentah dan setelah itu aku jadi suka sama Jisung. Dan sampai sekarang, kupikir perasaanku masih tetap sama.

"Iya, kenapa?"

"Kalau aku bilang, aku masih suka sama kamu? Apa jawabanmu masih tetap sama seperti waktu itu?"

Aku terdiam. Sangat terkejut, tentu. Jika ini mimpi, siapapun itu tolong bangunkan aku.




Finish

Terkhususkan untuk si choco_ty dan readers yg menumpangi kapal ini. Hope you like it_^

A Story About IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang