Always in My Heart

418 29 6
                                    

Irene x Baekhyun

||

Aku sangat bersyukur
Karena dipertemukan dengan seseorang sepertimu
Terima kasih

||


Hari itu, seseorang bernama Byun Baekhyun datang ke rumahku. Ia selalu datang tanpa memberitahuku lebih dulu, itulah kebiasaannya. Dan dia ini tipe orang yang suka memberi kejutan, dari kejutan yang berujung romantis sampai memalukan,  lebih tepatnya membuatku merasa malu.

Pernah suatu kali ketika dia hendak mengajakku jalan, tapi hari itu aku sungguh lupa jika ada janji dengannya. Jadi di hari minggu itu aku masih memanjakan diriku di atas kasur kesayangankuㅡtidur. Bahkan saat dia datang ke rumahku, aku masih belum bangun dari kegiatan tidurku. Akhirnya orang itulah yang membangunkanku dan itu membuatkan malu. Aku malu karena kondisiku saat itu, rambut berantakan bagai sarang burung, dan ditambah lagi wajahku yang masih lusuh. Lalu, akupun menarik selimut untuk menutupi wajahku. Siapa sih yang tidak malu saat pasangan kalian tiba-tiba muncul di waktu yang kurang tepat kayak gini. Tapi dia bilang gini,

"Sejelek-jeleknya kamu waktu bangun tidur, masih cantik kok bagiku."

Walaupun terdengar cheesy  tapi aku menyukainya.

Baiklah, kembali ke waktu sekarang.

"Kebiasaan, kalo dateng nggak bilang dulu. Mau ngapain?"

"Kangen."

Aku tanya apa dianya jawab apa. Ya begitulah Baekhyun.

"Udah siap-siap sana dulu." ucapnya sambil menyalakan TV.

"Mau kemana sih? Cuaca dingin kek gini juga." ucapku malas.

"Kamu ngga bosen apa di rumah terus selama seminggu ini?"

"Engga tuh."

"Duh.. Sayangku. Emangnya kamu tuh tupai yang lagi hibernasi di musim dingin apa?" ucapnya sambil mencubit kedua pipiku gemas.

"Aaakh." ringisku.

"Udah sana ganti baju. Apa perlu aku bantuin?" ujarnya sambil tersenyum jahil.

"GA PERLU." tolak Irene sambil meletakkan kedua tangannya di atas dada.

"Jangan lupa dandan yang cantik. Eh, ga perlu dandan juga udah cantik kok."

"Ih, gombal." ucapku berdecih.

Kebiasaan lain Baekhyun, tukang gombal.

Ting!

Ting!

Ting!

"Bae, ada pesan nih! Aku buka ya, siapa tahu penting kan." ucapnya setengah berteriak.

"Iya."

Unknown
Hai

Unknown
Ini Bae Irene kan?

Unknown
Ini aku, Mino.

"Mino? Kamu kenal?"

"Oh, dia temen SMA ku."

— Always in My Heart —

Seperti biasa, Baekhyun selalu mengunjungi rumahku. Sayangnya, saat itu aku terlalu sibuk membalas pesan dari Mino hingga lupa akan keberadaan Baekhyun di sini.

Dan yang dilakukan Baekhyun hanyalah duduk sambil sesekali memperhatikanku. Ia terlihat sedikit kesal karena merasa terabaikan.

"Oh, sekarang pacarannya sama ponsel ya? aku pulang nih." ujar Baekhyun.

"Apa sih." Balasku yang masih berkutat pada ponselnya.

"Siapa sih?" tanyanya sambil mengintip ponselku.

"Kepo banget sih." ucapku mencibir.

"Mino siapa sih? Sejak kemarin kamu sibuk banget sama dia, akunya dicuekin." ucap Baekhyun kesal.

Bagaimana ia tak kesal, tiba-tiba sikap kekasihnya berubah sejak si cowok bernama Mino itu terus mengiriminya pesan. Mungkin begitu pikir Baekhyun saat itu.

"Kan udah ku bilang kalo dia cuman temen aku." ucapku menjelaskan.

Baekhyun mengernyitkan dahi, tanda tak percaya.

"Baiklah. Dia mantan aku." ucapku jujur.

Setelah itu terdengar bunyi panggilan masuk dari ponselku. Tertera nama Mino di layar ponsel. Baekhyun segera mengambil alih ponselku dan menggeser tombol merah itu untuk menolak panggilan.

Aku menatap tajam Baekhyun dengan ekspresi bertanya-tanya. Kemudian berdiri sambil berkacak pinggang.

"Aku nggak suka ya sama kamu yang posesif gini." kritikku.

"Oh jadi kamu nggak suka? Jadi apalagi yang nggak kamu suka dari aku?" ujar Baekhyun yang mulai tersulut emosinya.

"Udahlah, aku capek." ucapku asal.

"Baiklah, ayo kita putus. Aku juga capek." ucap Baekhyun berapi-api.

Setelah mengatakan itu, ia buru-buru pergi meninggalkan rumahku. Tapi sebelum itu, aku berhasil meraih tangannya. Mencegahnya pergi.

"Enggak! Aku nggak mau putus." Tolakku.

Ia menatapku sebentar, lalu menghempaskan tangannya.

Aku tak habis pikir, kenapa tiba-tiba Baekhyun menjadi seperti ini. Tiba-tiba menjadi posesif dan berapi-api, ini bukan Baekhyun yang dikenalnya.

"BAEKHYUN!" teriakku sambil mengikutinya keluar.

"BYUN BAEKHYUN!" teriakku lagi.

Ia tak menghiraukannya sama sekali. Ia terus saja melangkah pergi, sampai akhirnya punggungnya sudah tak terlihat lagi.

Aku hanya bisa tertunduk lesu. Dan tanpa kusadari, air mata menetes dari pelupuk mataku.

Kini, aku sadar. Seharusnya aku menghargai keberadaanmu selama ini. Kamu yang selalu membuatku tersenyum bahagia, tak seharusnya aku mengabaikan mu hanya karena seseorang dari masa lalu ku.

Aku minta maaf sekaligus berterima kasih pada mu yang pernah menjadi bagian dari hidupku.


— End —

Maapkeun aku yg baru sempet update hari ini.
Aku sempet bingung alurnya gimana, beberapa kali aku ubah &  finally jadi deh kek gini hehe

A Story About IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang