Stranger

398 29 0
                                    

Irene x Chanyeol

||

Orang asing yang entah muncul dari mana dan berhasil membuatku penasaran sekaligus kesal dengan keberadaannya.

||

Hari ini, masih seperti biasanya, always bangun pagi, mandi, sarapan, setelah itu berangkat ke kampus. Begitulah rutinitas sehari-hari gue. Karena masih semester awal, jadi harus dan wajib bangun pagi kalo nggak mau telat.

Kebiasaan lain gue, yaitu selalu datang 30 menit sebelum kelas dimulai.

Bugh

Gue jatuh pas lagi mau masuk ke kelas. Dan, yang harus kalian ketahui adalah ada orang yang emang sengaja buat gue jatuh tersungkur. Entah apa alasannya, gue nggak tahu.

"Nggak sengaja." Ucap lelaki itu singkat, saat gue mulai berdiri dan kini sedang menatapnya kesal.

Hey! Yang bener aja. Setidaknya minta maaf kek.

Dan, gue masih berdiri di hadapan lelaki yang sejak tadi bersandar pada dinding, di samping pintu masuk. Gue masih diam menunggu lelaki itu untuk minta maaf, setidaknya.

"Kenapa natap gue kek gitu?" Tanyanya.

"Lo nggak mau bilang maaf gitu?" Tanya gue balik.

Dianya malah geleng-geleng kepala doang. Akhirnya, gue pergi dan lebih memilih masuk ke dalam kelas dari pada meladeni lelaki itu.

Akibat kejadian barusan, mood gue jadi gak baik hari ini. Dan gue harap nggak ada lagi orang iseng ataupun cari gara-gara sama gue kek tadi.

"Hey!"

Oh, shit!

Ada apa dengan lelaki jangkung ini? Setelah berhasil membuatnya jatuh, lalu sekarang apa lagi yang akan dilakukannya.

"Hey!"

"Lo ngomong sama gue?" Tanya gue datar.

"Bukan, sama setan. Ya iyalah sama elo, cantik." Balasnya penuh penekanan.

Gue cuma ber'o'ria sebagai balasannya. Setelah itu, gue memilih untuk berkutat pada ponsel gue sembari menunggu sang dosen yang belum juga menunjukkan tanda-tanda kedatangannya.

"Cantik, boleh kenalan nggak?"

"Enggak!" Tolak gue.

"Jutek amat. Nanti cantiknya ilang loh." Kritiknya.

Lama-lama gue kesel sendiri sama ini orang. Berisik. Kalo gak diladeni, dianya ngomong terus bikin telinga gue panas. Tapi gue males kalo harus berurusan sama orang kek dia ini.

"Kenalin, gue Chanyeol. Kalo lo, cantik?"

"Lo bisa gak, berhenti panggil gue 'cantik'?!" Suruh gue kesel.

"Makanya, kasih tahu nama lo dong." Pintanya.

"Irene." Ucap gue singkat.

"Nama lo cantik, kek orangnya."

— Stranger —


Pas istirahat, gue buru-buru ke kantin nyusul temen-temen gue yang udah pada nongkrong sejak lima menit yang lalu. Tapi, feeling gue kok gak enak ya? Kek ada yang ngikutin gue dari tadi. Dan bener aja, lelaki bernama Chanyeol itu kini ngikutin gue dari belakang. Entah sejak kapan.

"Lo ngikutin gue ya?" Tuduh gue.

"Lo mau ke kantin kan? Yaudah sekalian aja gue ikut elo." Balasnya santai.

Gue menghela napas panjang, sebelum menanyakan sesuatu lagi pada orang di hadapan gue ini.

"Mau lo apa sih?"

"Gak ada."

Gue nggak habis pikir dengan lelaki satu ini. Kata-kata yang dilontarkannya selalu membuat gue kesel, entah kenapa.

Setelah sampai di kantin, gue segera menuju ke arah temen-temen gue dan terbebas dari Chanyeol yang ngintilin gue sejak tadi.

"Kemana aja sih? Lama banget." Protes Wendy.

"Sorry, tadi--"

"Lo bawa temen?" Tanya Wendy.

"Siapa ini cowok? Pacar lo?" Kini giliran Seulgi yang bertanya.

"Cowok siapa? Gue dateng sen--" lagi-lagi ucapan gue terputus.

Apa yang barusan dikatakan oleh Seulgi? Cowok? Pacar? Wait, ini perlu diluruskan. Pertama, gue belum punya temen cowok di sini. Dan kedua, gue gak punya pacar atau sejenisnya. Pada ngaco deh temen-temen gue ini.

"Gue boleh gabung sama kalian nggak?" Ucap seseorang tiba-tiba.

Gue pun tersentak. Lalu gue noleh ke sumber suara. Siapa gerangan yang barusan berbicara?

Shit!

Hari ini gue mengumpat untuk kedua kalinya berkat orang ini, Chanyeol. Orang ini masih saja ngikutin gue. Dia ini gak punya temen atau gimana sih?

"Nggak!" Tolak gue buru-buru.

"Pergi nggak lo?!" Suruh gue.

"Tempat duduknya udah penuh, Rene. Sisa di sini doang yang masih kosong." Jelasnya.

"Yaudah biarin aja sih, Rene." Ucap Wendy.

Dengan terpaksa gue nurutin apa kata Wendy barusan. Dan terpaksa juga gue duduk sebelahan lagi sama dia.

"Mau lo apa sih?" Tanya gue untuk kedua kalinya.

"Gak ada." Jawabannya masih sama seperti beberapa saat yang lalu.

"Lo ini siapa sih? Penggemar gue atau gimana?" Tanya gue lagi.

"Kan tadi udah gue kasih tahu, nama gue Chanyeol." Balasnya tenang.

Gue cuma bisa memutar bola mata, jengah. Gue capek sendiri sama ini orang. Because, setiap gue nanya sesuatu, jawaban yang dilontarkannya selalu berhasil membuat gue geram dan kesel sendiri. Karena jawabannya tidak bisa menghilangkan rasa penasaran gue terhadapnya.

Oh Tuhan! Bisakah orang ini berhenti mengganggu ketentraman hidup gue, atau bisakah orang ini pergi saja dari kehidupan gue? Gue risih sama orang semacam Chanyeol ini. Wajah tampannya tidak mencerminkan kepribadiannya sama sekali. Sangat bertolak belakang.

— End —

Part ini terlalu banyak dialog gaes. Sorry, kalo kalian pada bosen baca part ini.
Btw, bentar lagi udah mau end~

A Story About IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang