Why?

533 50 10
                                    

Irene x Sehun

||

Pagi itu, aku tengah berdiri di depan rumah sambil sesekali menatap layar pensel yang sejak tadi kugenggam. Dan sudah hampir 20 menit aku berdiri di sini, menunggu orang itu datang. Tapi nyatanya dia belum juga datang sampai saat ini.

Line

Irene : Sehun-ah, aku udah nungguin kamu dari tadi. Kok kamunya belum juga dateng?

Sehun : Sorry, aku ngga bisa. Kamu berangkat sendiri gapapa kan?

Irene : Yaudah. Aku naik bus aja.
Read

﹏﹏

Sesampainya di sekolah, aku langsung buru-buru masuk kelas karena takut kalau pelajaran udah dimulai dan berujung dihukum karena terlambat.

Dan saat itu aku melihat dua orang yang familiar di ingatankuㅡSehun dan Seulgi.  Mereka berdua tengah berjalan beriringan di. Aku pun berniat menghampiri mereka berdua. Tapi aku langsung mengurungkan niatku begitu mendengar ucapan Seulgi barusan.

"Aku ngga tau deh gimana jadinya kalo ngga ada kamu tadi. Pokoknya makasih karena udah nebengin aku tadi." ucap Seulgi pada Sehun.

"Pake bilang makasih segala, santai aja Seul." balas Sehun enteng.

Tapi aku langsung mengurungkan niatku begitu mendengar ucapan Seulgi barusan.

'Ini baru sekali'

Lalu mereka berdua pun masuk kelas bersamaan, sedangkan aku mengikuti mereka dari belakang sambil menghela napas kasar.

— Why? —

Saat jam istirahat berbunyi, aku berniat mengajaknya ke kantin. Tiba-tiba Seulgi memutar tubuhnya menghadap ke arah Sehun dan mengajaknya mengobrol tentang ini dan itu. Aku yang duduk di samping Sehun hanya bisa menatap mereka bergantian.

Yang membuatku kesal adalah, keberadaanku disini sepertinya tak berarti sama sekali.

"Sehun-ah" panggilku.

'Kedua kalinya'

Sayangnya, laki-laki bernama Sehun itu tak menjawab panggilanku.

"Sehun-ah" panggilku lagi.

"Iya" balasnya tanpa menoleh ke arahku.

"Aku mau ngerjain tugas di perpustakaan." ucapku.

"Iya" balasnya lagi.

Ekspektasi dan realita emang jauh banget. Kukira dia bakal noleh ke arahku dan ikut denganku. Nyatanya dia tetep milih ngobrol sama Seulgi.

'Ketiga kalinya. Dan lebih mementingkan Seulgi.'

— Why? —

Setelah jam pelajaran terakhir selesai, Aku buru-buru keluar dari kelas dan meninggalkan Sehun yang masih mengemasi bukunya.

Dan akhirnya kuputuskan untuk jalan kaki menuju halte bus.

"Bae!" panggil seseorang yang kuketahui itu adalah suara Sehun.

"Apa?" tanyaku tanpa menoleh ke arahnya.

Tak lama kemudian ia memberhentikan motor yang dikendarainya lalu turun dari motor itu.

A Story About IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang