iii. VN001.amr

3.2K 488 106
                                    

VN001.amr

"Jangan kasih tau siapa-siapa soal yang tadi ya."
- June

-
Juni, 2014
F.

"Aduh gue kebelet, kamar mandi di mana deket sini?" Bisik gue. 

"Anjirlah, bus udah mau jalan baru mau pipis lo." Gerutu Jenay yang duduk di sebelah gue. "Itu seberang sana ada."

Gue melihat arah yang ditunjuk Jenay. Gelap, deket hutan-hutan gitu lagi.
For your information, gue dan temen-temen seangkatan baru selesai sejenis kemah gitu di luar kota. Jadi pulangnya malem supaya bisa sampe sekolah besok malem juga.

"Temenin ngapa." Ajak gue. 

"Mager ah." Tolak Jenay. Kalo makhluk satu ini udah bilang nggak susah memutar balikkannya, jadi gue mencari jalan lain.

Gue menoleh ke kursi belakang, pengen ngajak Lisa. Yah, si bocah kecapekan. Udah molor duluan. Kasian gue ngeliatnya.

Gue melirik cewek yang duduk di sebelahnya. Lagi ngunyah chiki sambil melamun.
"Jes." Panggil gue. 

Cewek tersebut merasa terpanggil dan melirik gue. 

"Temenin ke kamar mandi dong."

"Hm?" Sahut Jesi pelan. "Gak denger, pake headset."

"Fak." Gue melempar bantal leher gue dan tepat mengenai mukanya. 

Orang-orang kalo gue lagi butuh kok kabur semua sih Ya Allah untung sayang.

Karena udah ilang mood buat ngebujukin semua makhluk yang ada di bus ini, jadi gue memutuskan untuk jalan sendiri ke kamar mandi umum di seberang sana. Bentar doang juga.

Setelah selesai memenuhi panggilan alam, gue berniat untuk balik lagi ke bus. Tapi sepuluh meter dari tempat gue berdiri, ada sosok cowok yang lagi jalan sendirian ke arah berlawanan dari bus. Gue mengernyit. Jaket yang dia pake itu jaket angkatan, jadi udah pasti dia rombongan gue juga.

Gue memutuskan untuk berjalan mengikuti dia tanpa suara, karena gue males aja teriak-teriak. Sumpah gelep banget jalannya, lampunya hidup segan mati tak mau. Mana kanan-kiri pohon melulu lagi.
Lima menit gue ngikutin si cowok ini jalan entah ke mana. Gak peka banget ya ada yang ngikutin dia dari belakang?

Lama-lama gue mulai berfikiran yang nggak-nggak. Apa gue salah orang? Atau si cowok ini kerasukan dan dipanggil makhluk halus buat jalan entah ke mana?
Saat dia belok ke kanan, ke jalan yang jauh lebih gelap, gue gak punya pilihan lain selain menyejajarkan langkah dengannya.

"WOY!"

Si cowok noleh ke belakang dan menghentikan langkahnya. Gue segera berlari hingga berdiri hadap-hadapan dengannya.

Anjay, tinggi juga ini anak. Gue yang termasuk tinggi di kelas aja kalah sama dia.

"Lo anak Spentu kan?"

"Ha."

Orang tuh jawab iya kek, atau apa kek. Ini jawabnya ha. 

"Lo dari mana?" Tanya gue.

"Kamar mandi."

"Trus sekarang mau ke mana?" Tanya gue lagi.

Lelaki itu melepaskan earphone yang menyumbat telinga kirinya.

"Ya mau balik ke bus lah?"

"Lo salah arah, bego."

"Hah? Masa? Jadi arah yang bener ke mana?" Tanyanya.

[1] If You Listen To This; Junhoe x Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang