vi. Aku Bertahan - Rio Febrian.mp3

2.4K 375 81
                                    

Aku bertahan, ku akan tetap pada pendirianku
Sekeras kau coba tuk membunuh cintaku
dan aku tahu kau hanya untukku

-

September, 2017

F.

Entah kenapa belakangan hari berjalan lebih lama dari biasanya, padahal gue pengennya berakhir secepat mungkin. Belakangan hidup gue gini-gini aja, berputar pada tugas dan tugas. Baru aja naik kelas tiga, udah banyak hal yang gue kangenin. Kangen ikut ekskul, kangen nyanyi, kangen ikut kegiatan, kangen bisa merasa bosan.

Nggak, gue gak kangen dia.

Hhhhh.

Semenjak sore di bulan Juli itu, gue berusaha untuk menenggelamkan diri gue dalam hal-hal penting. Gue rajin dateng bimbel, konsul terus, ngerjain PR, datengin guru buat nanya materi. Kalo kosong gue bakal ngehubungin Lisa buat cuma sekedar minum di Sbux, atau sleepover ditambah dengan Jenay dan Jesi, mesen Chatime dan delivery McD, kemudian ghibah semaleman sambil movie night. Kalo mereka lagi sibuk, gue bahkan yang dulu males banget jadi sering bersih-bersih rumah, nyenengin hati Mama.

Selain melakukan hal-hal yang gak gue lakukan sebelumnya, gue jadi tidak melakukan hal yang biasa gue lakuin. Gue pergi sekolah pagi-pagi, naik bus. Pulangnya naik ojek online. Gue gak pernah ke studio musik sekolah lagi. Gue gak pernah keliling-keliling komplek lagi, paling cuma jogging subuh-subuh pas masih gelap. Gue sebisa mungkin menghindari pojok kamar gue yang dulu tempat favorit gue--yang ada gitar, mic, dan cajon. Gue gak mau lagi merenung di jendela.

Semua itu karena dia.

Waktu itu Lisa pernah bilang, "Dulu gue gak percaya kalo cewek sama cowok itu bisa murni sahabatan, tapi lo sama June bikin gue percaya."

Tapi maaf Lis, salah satu oknumnya menghancurkan rasa percaya lo.

It's funny to realize that best friend could be strangers within a short period, just because a fucking confesion.

"Gue... sayang sama lo Feb."

"Halah kosong mulut lo mah."

"Serius. Sesayang itu, sampe gue rasa gue bakal balas nyakitin orang yang udah nyakitin lo. Sesayang itu, sampe gue takut kalau gue gak bilang, di masa depan gue cuma bisa ada di sisi lo, tapi melihat lo menggenggam tangan orang lain."

"Gue..."

"Feb, percaya cinta itu sesusah itu ya? Semua cowok itu gak sama."

Semua cowok itu sama, Jun.

Mereka akan selalu berharap lebih, dan ketika mereka nggak mendapatkan apa yang mereka harapkan, mereka akan pergi.

Jadi daripada melihat lo pergi, mending gue yang pergi.

Dulu gue kira June gak sama dengan lelaki lainnya. I always can lean on him, count on him. June tahu baik-buruknya gue yang gak orang lain tau. June gak memasang ekspektasi apa-apa sama gue. Tapi gue gak pernah tahu kalau June mengharapkan status yang lebih dari sekadar sahabat, padahal yang gue butuhin sekarang cuma itu.

[1] If You Listen To This; Junhoe x Rosé ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang