Hanin Dhiya - Kau yang Sembunyi
-
Entah di mana dirimu, di mana hatimu
Bicara yang jujur jangan kau larikan diri
Entah di mana dirimu, di mana hatimu
Kau biarkanku menerka tak tentu
-
September, 2017
J.
(chapter ini berada pada garis bulan dan tahun yang sama seperti part v. Aku Bertahan - Rio Febrian, dengan suara dari Juneandra.)
Jam sebelas kurang lima belas menit.
Kalau Febhy pasti bilangnya jam dua puluh dua lewat empat puluh lima menit, yang sudah jelas lebih ribet, tapi gak mengherankan karena dia memang aneh.
Tapi gue lebih aneh, karena bahkan cuma dengan ngeliat jam dinding doang bisa inget hal bodoh yang berkaitan dengan manusia bodoh, karena gue lebih bodoh lagi.
Besok ujian Matematika dan Fisika, gue belom belajar, malah memilih cari angin dari jam sembilan, dan sekarang masih belom bisa tidur dengan siaran radio Prambors berputar besar-besar, menyiarkan lagu sendu yang sama sekali gak menolong luka hati maupun mata terjaga gue.
Tiba-tiba, pintu kamar gue diketuk, kemudian sosok Kak Jey dengan piyama kesayangannya muncul. Gue kira dia bakal mengocehi gue perkara volume radio gue yang menyaingi instrumen classical jazz yang dia putar untuk nemenin dia belajar sepanjang malam. Tapi ternyata dia malah masuk, dan duduk di pinggir tempat tidur gue, tepat di samping gue yang lagi berbaring dengan muka yang gue yakin seolah-olah gue adalah orang paling sengsara di dunia ini.
"Kakak gak tahu ada apa dengan June sama Febhy, tapi yang Kakak tahu adalah Febhy sayang sama kamu."
"June gak tahu kenapa Kak Jey tiba-tiba ngomongin Febhy, tapi yang June tahu adalah yang Kak Jey tahu itu salah." Gue menjawab telak perkataan Kak Jey. Gue benci mengakuinya, tapi emang bener itu kenyataannya.
"Did she ever tell you that she doesn't love you?"
"When I said that I love her, she didn't say anything and avoid me, and that explains everything clearly."
"Juneandra."
Mamih memanggil gue dengan sebutan Juneandra kalo dia udah capek ngomelin gue dan segala kedongoan gue.
Papih memanggil gue dengan sebutan Juneandra kalo dia lagi seneng dan akur sama gue, which means jari-jari di satu tangan bahkan mubazir untuk ngitungnya.
Febhy memanggil gue dengan sebutan Juneandra setiap dia berteriak sebel karena gue berlaku tolol, atau gangguin dia.
Tapi Kak Jey memanggil gue dengan sebutan Juneandra setiap kali dia mau mengatakan sesuatu yang gue yakin bakal gue inget seumur hidup.
Jadi gue menoleh.
"Karena rasa sayang June ke dia lebih besar, bukan berarti dia gak sayang June sama sekali."
Perkataan itu tertancap di hati gue yang paling dalam, tapi mulut dongo gue ini tetap aja membantah.
"Kalo dia sayang, dia bakal ngejawab telfon June, dia gak bakal biarin June setengah jam di depan rumahnya tanpa kejelasan, dia gak bakal ngehindarin June, dia bakal tersenyum ke June kayak biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] If You Listen To This; Junhoe x Rosé ✔
Ficción GeneralKepingan kisah putih abu-abu yang terekam di puluhan voice notes, lagu-lagu random yang penuh kenangan, dan suara serak yang menyuarakan perasaan. . Ini tentang gadis Februari dan lelaki Maret yang sedang mengingat kembali. . [1/4] of Problematic P...