xi. Photograph – Ed Sheeran
-
"We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our hearts are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still"
-
December, 2017
J.
Photography was never my thing.
Hidup gue cuma berputar di musik, Jiujitsu, makanan, Febhy, musik lagi, Jiujitsu lagi, makanan lagi, Febhy lagi.
Hingga semuanya berubah semenjak Febhy datang dengan benda yang mengeluarkan pendaran flash menyilaukan, kemudian mengeluarkan foto yang dicetak.
Kamera polaroid. Lebih tepatnya Instax Mini 25 Hello Kitty.
Karena penasaran, dan Febhy selalu ngamuk kalo gue buang-buang film-nya karena salah setting exposure, gue memutuskan beli sendiri. Instax Wide 300 adalah kamera pribadi pertama gue. Bedanya dengan punya Febhy, film-nya berukuran lebih besar dari film yang dicetak kamera Febhy yang hanya seukuran credit card.
Beberapa bulan kemudian Lisa, belahan jiwa Febhy, membawa benda aneh lainnya. Disposable camera. Kamera analog sekali pakai. Karena gue begitu antusias melihat hasil film yang sudah dicuci dari kamera Lisa, Lisa membelikannya satu buat gue sebagai hadiah gue menang turnamen Jiujitsu awal tahun lalu. Fujifilm Disposable Camera. Semenjak itu gue mulai jajan-jajan kamera analog sekali pakai lainnya, yang buat gue cukup melarat pada jamannya.
Gue tetep make kamera HP kalo sehari-hari sih. Kadang juga minjem mirrorless punya Febhy. Cuma ya... sensasinya beda aja gitu? Kalo kamera digital fotonya langsung jadi, jelek tinggal hapus, bisa liat preview jadi kemungkinan salah jepret lebih kecil.
Sementara kalo main polaroid harus nyesuain exposure sama cuaca waktu itu, filmnya lumayan mehong alias kalo salah jepret rugi bandar. Kamera analog gak bisa liat hasilnya, kudu dicuci dulu.
Mungkin proses menunggunya itu yang bikin beda kali ya?
Momen pas nunggu foto keluar di lembaran film instax, ngibas-ngibasin film-nya supaya cepet keluar gambarnya (which is gak ngaruh).
Momen pas sore-sore ke studio foto trus nyuci film kamera analog, nungguin sambil makan telor gulung sama sosis goreng (yang kalo ketauan Mami bisa disambit spatula gue).
The excitement is different.
Objek foto gue? Karena gue amatiran yang emang gak ada niat buat jadi fotografer beneran, jadi ya objeknya tetep hal-hal yang beputar di sekeliling gue.
Toko CD dan Vinyl favorit gue.
Turnamen Jiujitsu.
Makanan. Makanan. Makanan.
Yang pasti, Febhy. Selalu Febhy.
Gue kalau ngoleksi barang, gak suka disimpen doang karena gue pasti lupa dan buat apa juga kalo nggak diliatin. Jadi hobi gue adalah majang semua hal-hal gak berguna favorit gue, mulai dari case vinyl, poster, action figures, album, dll. Karena gue juga begah ngeliat tumpukan film instax, hasil cetak kamera analog gue, dan beberapa foto dari kamera HP dan mirrorless Febhy yang dicetak, maka gue memutuskan untuk menempel semua hasil jepretan gue di dinding, diurutkan berdasarkan objek dan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] If You Listen To This; Junhoe x Rosé ✔
General FictionKepingan kisah putih abu-abu yang terekam di puluhan voice notes, lagu-lagu random yang penuh kenangan, dan suara serak yang menyuarakan perasaan. . Ini tentang gadis Februari dan lelaki Maret yang sedang mengingat kembali. . [1/4] of Problematic P...