Hai, Nara!
Entah kenapa, lo selalu gengsi buat muji gue ganteng.Hari ini aja, lo ngatain cewek-cewek yang nembak gue itu matanya pada katarak.
Ngeselin banget lo, tapi gue suka.
Dan sebenernya, gue juga nggak jauh berbeda sama lo, Ra.
Gue juga nggak pernah muji lo cantik secara langsung. Mungkin, gengsi. Ya, gue emang cowok narsis yang punya gengsi segede gajah.Maaf. Gue malah sering ngatain lo jelek, padahal ... lo jauh dari kata jelek. Tapi, gue suka aja lihat lo kesal karena ejekan itu. Hehe.
Gue juga sering manggil lo beruang, karena lo lucu kayak hewan favorit gue itu.
Dan anehnya, lo malah bales manggil gue KERA.
Astaga, Nara!
Mana ada KERA seganteng gue?
Lo ada-ada aja, sih.But, it's okay.
Asal lo yang manggil gue begitu, gue nggak akan marah.Apa nanti, saat lo tau gue sakit ataxia, lo akan tetap manggil gue Kera? Kayaknya, nggak.
Karena Kera itu kan aktif banget. Bahkan, bisa manjat pohon.Sedangkan nanti, buat gerakin kaki aja gue nggak bisa...
Saat nanti gue bener-bener lumpuh, gue nggak pantes dipanggil Kera lagi...
Mungkin, nanti lo harus memanggil nama gue dengan benar.
Deeka.
Gue suka setiap dengar lo nyebut nama gue, Nara.Salam hangat,
Kera. Eh, Deeka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letters ✔️
Historia Corta[READ REGRET FIRST, please] Ini adalah kumpulan surat lelaki ceria, yang bernama Deeka. Untuk seorang perempuan yang diam-diam ia cinta. Surat terakhir, yang mengungkapkan perasaan Deeka yang sesungguhnya, sebelum ia pergi jauh. Sangat jauh dari pe...