Nara, gue masuk rumah sakit. Semalem gue jatuh pas ngambil minum, dan gelas yang gue pegang pecah.Abang kedua gue juga sampai panik, dan mau membantu gue berdiri, tapi ... kaki gue mati rasa.
Gue rasanya mau nangis, tapi gue nggak mau abang gue mikir gue cengeng. Yaelah, cuma nggak bisa jalan doang masa nangis?
Dan akhirnya, gue di sini. Di rumah sakit. Lo tau, Ra?
Dokter bilang, mungkin kaki gue udah nggak bisa buat berjalan lagi. Bentar lagi, kaki gue akan lumpuh total. Gila, gue syok banget.
Kenapa harus gue, sih?
Kenapa nggak Bang Andra aja? Eh, bercanda. Gue nggak sejahat itu kok, Ra.Di sisi lain gue bersyukur, karena bukan anggota keluarga gue yang menderita penyakit sialan ini. Mereka sehat, dan gue sangat bahagia.
Nara, gue mungkin udah nggak bisa masuk sekolah lagi. Padahal, baru kemarin gue bagi-bagiin majalah ke semua orang. Gue nggak nyangka, itu akan menjadi hari terakhir gue masuk sekolah.
Kalo gue tau, mungkin gue juga akan bagiin hadiah ke semuanya, untuk kenang-kenangan.
Hah, di rumah sakit itu membosankan, Ra.
Lo jangan sampai sakit, ya.
Saat lo baca surat ini, gue emang udah nggak ada. Tapi, jangan jadiin itu alasan untuk lo nggak makan. Ayo, makan yang banyak!
Kalo lo sakit, nyokap lo pasti akan repot banget. Lo 'kan kalo sakit nyusahin, Ra.
Inget pas kelas sepuluh?
Lo sakit, dan lo manja banget sama gue. Aduh, lo nggak tau betapa senangnya gue hari itu...Terus semangat ya, Ra.
Be strong! I love you so so so much! Hehe...Salam paling hangat,
Deeka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letters ✔️
Kısa Hikaye[READ REGRET FIRST, please] Ini adalah kumpulan surat lelaki ceria, yang bernama Deeka. Untuk seorang perempuan yang diam-diam ia cinta. Surat terakhir, yang mengungkapkan perasaan Deeka yang sesungguhnya, sebelum ia pergi jauh. Sangat jauh dari pe...