•Surat[17]: Ulang tahun

13.8K 2.7K 106
                                    


Makasih, karena lo udah memberi hadiah terindah di hari ulang tahun terakhir gue, Nara.

Lo memilih tetap berada di sisi gue, walau gue udah bersikap super duper nyebelin. Maaf, maaf, maaf. Gue nggak pernah bermaksud membentak lo kemarin. Gue terpaksa, Ra.

Gue merasa sakit banget saat membentak lo. Gue nggak pernah bayangin, gue akan sejahat itu sama lo. Itu semua terpaksa.

Gue cuma mau lihat keputusan akhir lo. Gue nggak mau sok lemah dan dikasihani sama lo. Dan nanti akhirnya lo ternyata terpaksa karena merasa 'nggak enak' sama gue yang penyakitan ini.

Gue nggak mau hal kayak gitu terjadi. Gue mau lo mengambil keputusan yang lo anggap tepat. Jangan sampai ada penyesalan.

Dan ternyata, lo sangat membuat gue lega dengan keputusan keras kepala lo.

Lo emang NARA yang gue kenal. Lo mungkin terlihat jutek, tapi ... hati lo itu seputih kapas. Lo bener-bener tulus sama gue. Cuma lo cewek yang tulus sama gue.
I knew it!

Lo mau terus berada di sisi gue, walau kaki gue udah nggak berfungsi lagi.

Dan gue harap, hingga akhir nanti ... lo akan tetap ada. Gue yakin sih, lo akan terus ada di sisi gue.

Iya, 'kan?

Buktinya, sekarang lo lagi baca surat gue. HAHA.

Makasih, Nara.
Di sisa hidup gue, lo datang dan memberi gue banyak kebahagiaan.
Sekali lagi, makasih.

Jaga diri lo baik-baik.
Makan yang teratur.
Minum air putih yang banyak.
Rajinlah tersenyum.
Selalu bahagia.
Jangan cengeng.
Jangan keseringan menunduk.
Dan ... jangan lupain gue.

All the best,
Deeka.

Last Letters ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang