Gue nggak sekuat yang lo kira, Nara...
Gue pasti pernah menangis.
Gue sebenarnya, selalu menangis.
Tapi, lo nggak pernah tau hal itu.
Gue selalu menangis, kalau merasa terapi gue semakin menyebalkan. Lebih tepatnya, ngamuk sih. HAHA.
Gue selalu menangis, saat gue gagal bangun dari tempat tidur rumah sakit sialan ini.
Gue nggak mau selalu ngerepotin suster ataupun keluarga gue.
Gue selalu nyoba gerakkin badan gue, walau ternyata percuma. Gue tau itu mustahil, tapi gue terus nyoba untuk bisa bergerak, Ra.
Dan saat gue gagal, gue nangis.
Yah, nggak lebay-lebay banget sih. Air mata gue cuma keluar dan kadang gue teriak gitu. Untung pasien kamar sebelah nggak pernah protes. Haha!
Kenapa gue takut banget nangis di depan lo, Ra?
Gue juga nggak ngerti. Tapi, gue nggak mau bikin lo semakin sedih kalau lihat gue nangis...
Gue selalu berusaha tertawa atau tersenyum lebar di depan lo. SELALU.
Karena kalau gue terlihat kuat, lo mungkin nggak akan sedih...
Itulah yang gue kira.
Tapi, ternyata ... lo malah maksa gue untuk nangis. Katanya, biar gue lebih lega. Lo keliatan marah banget karena gue malah tersenyum semakin lebar di depan lo...
Maaf, ya.
Senyuman gue kadang terlihat ngeselin, sih. Gue nggak sadar, lho!
Gue selalu merasa ganteng-ganteng aja. Haha.
Salam sejahtera untuk kita semua,
Deeka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Letters ✔️
Historia Corta[READ REGRET FIRST, please] Ini adalah kumpulan surat lelaki ceria, yang bernama Deeka. Untuk seorang perempuan yang diam-diam ia cinta. Surat terakhir, yang mengungkapkan perasaan Deeka yang sesungguhnya, sebelum ia pergi jauh. Sangat jauh dari pe...
