.
.
"Aku mengerti, Mom. Akan ku usahakan . . . Ini yang terbaik untuk mereka. Aku tidak ingin hal itu terulang lagi . . . Aku akan baik-baik saja, Mom. Aku juga mencintaimu."
"Anda yakin dengan ini, Miss?"
Gadis itu menatap pengawalnya dengan serius. "Ini juga demi kebaikan mereka. Kau tunggu disini saja, biar aku masuk sendiri." Keluar dari mobil mengabaikan bantahan pengawalnya.
Convention itu cukup ramai. Apalagi pertunjukan Kabuki baru saja selesai dan semua orang berhamburan keluar. Tapi di antara keramaian itu dia bisa melihat pasangan yang dia cari baru saja keluar, mereka terlihat bahagia sambil membicarakan acara yang baru saja mereka lihat.
Melihat mereka bebas seperti itu cukup membuatnya iri. Mereka tidak harus bersama, mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Jika mereka melawan takdir maka penderitaanlah yang akan datang pada mereka. Membuat mereka hancur, hati mereka akan mati karena penderitaan.
Sebelum itu terjadi, dia akan menghentikan mereka. Bagaimanapun caranya.
**
"Aku sampai mau nangis lihat mereka." Menyeka matanya yang mulai mengeluarkan air mata.
"Aku bener-bener sudah nonton Kabuki sungguhan."
Azka tertawa melihat kelakuan Amanda yang seperti anak kecil. Sejak acara dimulai, Amanda tidak berhenti kagum dan terus menahan tangis haru. Dia tidak pernah menyangka kecintaan Amanda terhadap budaya negeri sakura begitu dalam.
"Memangnya kau belum pernah menonton Kabuki?"
"Sudah, di Youtube." Lagi-lagi dia merasa ingin menangis.
"Sekarang aku bener-bener nggak tahan ingin ke Jepang. Aku ingin ke Jepang." Sekarang Amanda merengek di tengah-tengah ramainya orang-orang yang keluar.
Tiba-tiba Azka merasa terancam dengan negara impian Amanda. Bisa-bisa negara itu mencuri perhatian Amanda darinya. Sepertinya dia sudah melakukan kesalahan dengan mengajak gadis itu menonton Kabuki.
"Azka, aku ke toilet sebentar."
"Oke. Aku tunggu di pintu keluar." Setelah Amanda pergi, Azka baru menyadari sesuatu. Barusan Amanda memanggil namanya. Tidak. Saat mereka saling merajuk di perjalanan tadi Amanda juga memanggil namanya. Sejak awal pertemuan mereka, gadis itu jarang sekali memanggil namanya. Sekarang Amanda sudah terang-terangan dan berani memanggil namanya.
Azka tersenyum penuh syukur. Apa ini termasuk kemajuan?
**
Perasaannya benar-benar kacau balau. Setelah diliputi rasa malu selama perjalanan tadi, sekarang emosinya sangat terkuras habis setelah menonton Kabuki. Sejak kecil Amanda memang tertarik dengan negeri sakura, bahkan dia bermimpi bisa kesana. Tapi Amanda harus menahan keinginannya yang sangat besar karena kegiatan-kegiatan yang menguras waktu. Amanda juga harus memikirkan baik-baik untuk perjalanan kesana. Dia belum pernah keluar negeri sendirian dan meskipun dia sangat berharap bisa bertemu mafia Yakuza, sepertinya dia memang harus berhati-hati dengan mereka.
Dia sangat berterima kasih dengan Azka yang mengajaknya menonton Kabuki. Dengan mata kepala sendiri! Bukan di Youtube! Tentunya Amanda senang bukan kepalang. Apalagi laki-laki itu mendapat tiket dengan lokasi kursi yang sangat strategis. Sayang sekali Amanda tidak bisa foto bersama para pemain. Tapi dia masih sempat merekam mereka selama beberapa menit.
Pertunjukan Kabuki berlangsung selama satu jam setengah dan seluruh penonton terlihat sangat puas. Cerita yang di angkat dalam Kabuki mengenai legenda Putri Fuse dan delapan Prajuritnya yang berjuang untuk memberantas kejahatan di tanah Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Wind (Arabian Love) || TELAH TERBIT
RomanceTELAH TERBIT . Amanda tidak pernah membayangkan akan dilamar oleh seseorang yang mengenalnya lewat sosial media. Azka, laki-laki keturunan Arab yang merupakan seorang GM di salah satu perusahaan properti terbesar di Amerika. Dengan dukungan orangtua...