.
.
Sudah dua hari sejak pertemuan Rehan dengan laki-laki asing yang bersama Amanda di toko buku. Belum ada perkembangan mengenai siapa laki-laki itu. Rehan juga sudah bertanya pada teman-teman dekat Amanda tapi mereka tidak mengenal laki-laki asing itu. Bahkan mereka tidak tahu jika Amanda punya teman orang asing, seorang laki-laki.
Amanda bukan tipe gadis yang bisa didekati laki-laki dengan mudah. Dia benar-benar menjaga jarak dengan laki-laki. Tapi melihat betapa akrabnya mereka kemarin, Amanda pasti sudah mengenal dan percaya pada laki-laki itu.
Jujur saja Rehan cemburu melihat mereka kemarin. Amanda tidak pernah menceritakan apapun soal teman barunya. Dan gadis itu tidak merasa takut bahkan terlihat nyaman. Persis seperti saat Amanda bersamanya.
Rehan mungkin hanya teman dekat sekaligus tetangga Amanda. Tidak ada hubungan khusus selain Rehan yang menyembunyikan perasaannya pada Amanda. Tapi Rehan menempati tempat teratas dalam teman laki-laki Amanda. Dan sekarang ada orang asing yang tiba-tiba datang dan menyamai kedudukannya.
Jika dilihat dari cara bicara laki-laki itu, dia bukanlah warga asli negara ini. Jadi Rehan bertanya pada temannya yang bekerja di Dinas Perhubungan mengenai orang timur yang masuk ke kotanya. Ada banyak orang timur yang masuk ke negaranya dan temannya tidak bisa mengidentifikasi satu-satu. Minimnya informasi membuat Rehan sulit mecari tahu.
Satu-satunya cara adalah dengan bertanya langsung pada Amanda dan hal itu tidak akan mungkin dilakukannya. Amanda akan curiga dan merasa Rehan terlalu ikut campur urusannya. Rehan tidak ingin membuat Amanda tersinggung dan menjauhinya.
Rehan membelokkan mobil ke supermarket dekat kompleks perumahannya. Tadi Mamanya berpesan untuk membelikan bahan-bahan kue. Saat berkeliling mencari tepung, seseorang memanggilnya dari seberang. Rehan mendongak, cukup terkejut melihat Candra yang menghampirinya sambil membawa keranjang.
"Gimana kabarnya, mas? Lama nggak ketemu ya." Menyalami Rehan bersemangat. Candra beruntung bisa bertemu orang yang dikaguminya setelah kesempatan bertemu sebelumnya kacau karena Kakaknya.
"Baik. Kamu sendiri gimana? Udah siap buat ujian?"
Candra meringis. "Yah, tinggal doa aja, mas."
Sebenarnya Candra cukup pintar dan bisa dibilang lebih pintar dari Kakaknya. Begitulah yang dikatakan Amanda. Tapi Candra anak yang pendiam dan sulit bergaul, karena itu Amanda menyuruh Rehan sering memberi motivasi sekaligus menjadi teman adiknya. Sampai-sampai Candra terpengaruh dan sangat mengagumi Rehan. Awalnya Rehan sempat khawatir karena Candra lebih dekat dengannya ketimbang Kakaknya. Mungkin karena berbeda gender serta Amanda yang sempat jauh dari rumah selama tiga tahun, hubungan mereka tidak begitu dekat.
Rehan tersadar. Mungkin dia bisa menanyakan Candra soal laki-laki asing yang bersama Amanda. Amanda tidak pernah menyembunyikan apapun dari keluarganya. Setidaknya Candra selalu memperhatikan Kakaknya walaupun mereka tidak dekat.
"Ayah sama Ibu gimana kabarnya?" Tanyanya basa-basi.
"Baik, mas. Ibu malah lebih baik lagi." Candra menggerutu sementara Rehan mengangkat alis. Dengan wajah sebal Candra melanjutkan. "Ibu jadi lebih semangat sejak Mbak Manda dilamar orang bule."
"Dilamar?!"
Ups. Candra mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dia keceplosan. Orang-orang kompleks belum tahu soal ini jadi Candra diminta untuk tidak memberitahukan siapapun dulu. Tapi karena dia sangat percaya dengan Rehan, Candra merasa tidak masalah memberitahu laki-laki itu. Tapi ada satu hal yang dilupakan Candra. Dia tahu Rehan menyukai Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Wind (Arabian Love) || TELAH TERBIT
RomanceTELAH TERBIT . Amanda tidak pernah membayangkan akan dilamar oleh seseorang yang mengenalnya lewat sosial media. Azka, laki-laki keturunan Arab yang merupakan seorang GM di salah satu perusahaan properti terbesar di Amerika. Dengan dukungan orangtua...