Kesembilan murid yang tersisa kini terombang-ambing dalam harapan dan keputusasaan. Mengetahui bahwa satu lagi Werewolf berhasil ditemukan—Iman—kiranya cukup membuat para Villager bahagia. Namun bagaimanapun juga, mereka tak tahu kalau di antara delapan murid yang tersisa masih ada satu Werewolf dan satu Alpha, serta satu Fox yang mereka bahkan tak tahu itu apa.
Sementara itu kedua Werewolf menjalani beberapa jam pertama dengan waswas ketika mendengar Yunda menyatakan Iman merupakan salah satu Werewolf. Mereka turut bersorak bersama yang lain, menutupi rasa ketakutan mereka; bahwa malam ini, mereka harus membunuh dua orang tanpa bantuan Desy dan Iman. Melihat Desy yang meminum amonianya dengan pasrah saja membuat mereka kehilangan harapan.
Kemudian di sisi lain adalah seorang Abhista, yang tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kalau benar Iman dibakar malam ini maka ia dan Villager akan memenangkan permainan ini (dan perlu diulang, tidak ada satu pun dari mereka, termasuk ia sendiri, yang mengetahui keberadaan mantan Cursed dan Alpha Werewolf).
Riddle yang ditemukan Tata sesaat sebelum Nesya meneguk amonia sangat jelas membongkar identitas dirinya. Dua paragraf pendek yang menunjukkan kisah Kancil dan Ketimun, namun sebagaimana riddle yang seharusnya, kejanggalan harus ditemukan; dalam kasus ini, Rubah. Modifikasi yang dilakukan pelaku benar-benar kentara. Apabila mereka memperhatikan dari awal, jawabannya sudah pasti merupakan Rubah.
Pelaku mengubah judul dongeng tersebut menjadi Rubah dan Ketimun. Konyol.
Tata langsung menyadarinya, namun tak mengerti apa maksud dari nama Rubah itu sendiri. Abhista mengangkat bahu, membiarkan kertas itu dibawa Tata untuk direnungkan semalaman. Kalau sampai salah satu dari mereka tahu apa yang dimaksud dengan Rubah dan memberitahukannya kepada Seer, mati sajalah Abhista.
Fox mati apabila diserang Werewolf, dibakar, atau apabila ditunjuk oleh Seer.
Terbersit keinginan untuk memberitahu Yunda apa perannya yang sebenarnya, namun sudah pasti Yunda akan bertanya apa tugasnya, dan, kalau iya Yunda berpikir demikian, maka Abhista akan langsung dianggap bagian dari kubu Werewolf. Ia memilih diam.
Di balik kertas itu terdapat satu lagi teka-teki singkat yang menegaskan bahwa pelakunya memang Sugeng: magnet dan tapal kuda. Bentuk kedua benda itu melengkung jelas. Entah Sugeng kehabisan ide atau apa, tapi para murid benar-benar merasa riddle yang ia berikan semakin mudah saja tiap harinya.
Sekarang Yunda dan Tata berada di dalam perpustakaan. Menikmati hawa dingin yang dilepas dari AC, keduanya berusaha tidur setelah malam-malam yang melelahkan dan kurang tidur. Yunda bersama Pipit bangun sampai pukul setengah 1, mendiskusikan siapa yang akan ditunjuk malam itu. Meski kemarin mereka dengan mudah menemukan Iman, Yunda tetap tak bisa memejamkan mata dengan nyaman karena terlampau bahagia.
Tata tak bisa tidur dengan tenang beberapa malam belakangan. Ia bimbang apakah malam itu adalah saat yang tepat baginya untuk memunculkan diri. Ia ingin menyelamatkan para Villager, tentu, namun bagaimana jika jumlah Werewolf melebihi perkiraannya?
"Yun."
Tata merasa tak enak hati membangunkannya, tapi toh sudah terlanjur dilakukan. "Jangan nunjuk aku nanti malem, percuma. Aku bukan kubu Ww."
Yunda mengernyit, masih setengah bangun, namun matanya spontan membuka ketika melihat isi layar Tata. Ketika layar meredup Yunda baru mengerjap, kemudian mengangguk mengerti. Keduanya kembali menaruh kepala di atas meja, siap tidur kembali.
Tapi, baru beberapa detik setelah Yunda menutup matanya kembali, Tata langsung menepuk pundaknya lagi. Tepat pada saat itulah Pipit dan Silvia memasuki perpustakaan dan duduk di sebelah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[completed] CURSED CLASS: WEREWOLF GAME
Mister / Thriller[Highest rank: #37 in Mystery/Thriller] 'Kelas Terkutuk dalam Angkatan Terkutuk' selama ini hanya diucap dalam anggapan konyol; beberapa mungkin menganggapnya serius namun dalam konteks lain, seperti 'Adek kelas wisata kita kok nggak?' atau 'Bangkek...