19

391 28 0
                                    

Siang itu Meike tengah merapikan kardus-kardus yang belum sempat dibongkar semenjak mereka pindah ke rumah baru mereka. Kesibukan berkebun, menjelajahi daerah sekitar rumah tinggalnya menyebabkan Meike sedikit melupakan kardus-kardus itu.

Sebuah amplop coklat meluncur jatuh di lantai. Amplop dengan logo rumah sakit terkenal.

"Apa ini? Sepertinya Andre lupa untuk menyimpannya....," gumamnya ragu. Perlahan diambilnya kertas yang ada di dalamnya. Sebuah hasil test laborat.

Dengan penuh rasa ingin tahu, Meike membaca keterangan yang tertera di sana. Matanya membelalak, air matanya menggenang di pelupuk.

"Andre.....dia.....dia.......ooohh......," Meike mengeluh pelan. Lalu ia tak ingat apa-apa lagi.




***********





"Bu......Bu Meike.....Bu.....,"

Seseorang memanggil-manggil namanya di pintu rumah. Sepi. Tak ada sahutan dari dalam rumah.
Yu Mi, tetangga yang diminta untuk membantu Meike merawat dan membersihkan rumah memberanikan diri untuk masuk.

Ruang tamu sepi, tak ada siapa-siapa. Ruang keluarga juga sama. Sambil celingak celinguk mencari-cari, Yu Mi menjelajah hingga ke ruang belakang yang difungsikan sebagai gudang penyimpanan.

"Astaghfirullah........," teriaknya tertahan. Dilihatnya bu Meike terbaring diam di sebelah kardus yang belum selesai dirapikan.
Dengan panik diteleponnya Pak Andre. Nana sedang pergi berjalan-jalan dengan teman-teman kampusnya.





~~***~








Andre segera melarikan Meike ke klinik terdekat. Beruntung, dokter Hasan yang dicarinya masih berada di sana. Setelah diperiksa dan mendapatkan perawatan secukupnya, Andre boleh membawa pulang Meike.

"Kau kenapa Mei? Adakah yang mengganggu hatimu?" tanya Andre hati-hati. Ia mengemudikan mobilnya pelan-pelan, ia tak ingin guncangan mobil itu membuat Meike tidak nyaman.

"Tidak ada apa-apa mas. Aku hanya kaget saja....," jawab Meike lesu.

"Baiklah. Sekarang kita pulang, kau harus istirahat. Ingat apa kata dokter Hasan? Kau tak boleh terlalu capek dan banyak pikiran....," bujuk Andre lembut. Ia sama sekali tak menyadari bila Meike mengetahui sesuatu yang disembunyikannya.







***********






"Pak Andre......,"

Yu Mi mendekat sambil berbisik. Ia menyorongkan sehelai amplop coklat yang sudah terbuka.

"Tadi Bu Meike memegangi ini saat saya temukan pingsan di gudang."

Andre terkejut. Amplop coklat itu....... Amplop yang dicari-carinya sejak memutuskan pindah ke Kaliurang ini....kenapa ada di tangan Meike? Di mana Meike menemukannya?

"Oh..eh...iya Yu. Terima kasih kau telah menyimpannya," sahutnya pelan. Ia tak ingin membangunkan Meike yang tengah tertidur.

Dada Andre berdegup kencang. Jadi......

jadi Meike sudah tahu rahasia ini? Itulah sebabnya ia jatuh pingsan tadi? Berkali-kali ia merutuki kecerobohannya sendiri.

Ia membiarkan Meike yang membereskan dan mengepak barang-barang sebelum mereka pindah rumah.

Sepandainya kau menyimpan rahasia, suatu saat kelak pasti akan terbongkar juga, entah bagaimana caranya....bisik suara hatinya.


~~***~~





Sambil menunggui Meike yang tertidur, Andre membaca buku-buku tentang bertanam bunga. Sebidang tanah yang disewanya di lereng Merapi itu telah disulapnya menjadi kebun bunga krisan.

Ia mempekerjakan petani yang tinggal di sekitar kebun bunganya, mengundang seorang instruktur yang memberi pelatihan bagaimana cara membudidayakan bunga krisan. Tak lupa, Andre bekerja sama dengan beberapa toko bunga untuk pemasaran hasil kebunnya.

"Paa..... ," Meike mencoba untuk duduk. Wajahnya pias seolah tak ada darah mengalirinya.

"Gimana rasanya? Sudah enakan?" Andre meletakkan bantal di punggung Meike lalu membantunya untuk bersandar.

Meike tersenyum mendapat perlakuan manis dari suaminya. Meskipun jauh di sudut hatinya ada perih yang terasa menusuk di ulu hati.

Ia sedih, kenapa Andre menyembunyikan sebuah rahasia tentangnya sedemikian lama. Lalu kenapa?

Kenapa pula Andre mesti berbohong tentang kondisi rahimnya?

Kenapa pula Andre harus mengakui bila dirinyalah yang mandul?

Lalu, siapa Raina sebenarnya, kenapa ada banyak kemiripannya dengan Andre?

 Pertanyaan demi pertanyaan itu berputar-putar dalam kepalanya.

Meike memegangi kepalanya yang terasa mau pecah.

=====%%%%%%%=====

Tbc

NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang