7. Sikap Dingin

36 5 0
                                        

Berdebat denganmu aku jadi sadar besarnya pengorbananmu lebih dari perdebatan yang bisa saja berakhir ayah.

.
.
.
.
.

Syella mengingat kejadian semalam, karena itu pertama kalinya ayahnya membentaknya sampai seperti itu. Syella langsung menuju kamar mandi, setelah itu syella langsung menuruni tangga untuk sahur. Diruang makan sudah ada bunda dan bik sutri yang sedang menyiapkan makanan.

***

"Mau makan apa sayang?" Tanya bunda.
"Makan indomie aja deh bund, lagi gak mood." Jawab syella

Tak lama kemudian datang mas risyekh. Syella tak mau banyak bicara, lagi pula makanan yang syella santap tadi sudah sedikit lagi.

"Dek, hari ini pergi sama mas aja ya." Kata risyekh.
"Enggak mas, syella di antar pak bejo aja." Jawab syella.
"Pak bejo nanti mau ngantar bunda ke pasar." Kata risyekh.
"Yaudah, syella sama naina. Kebetulan dia bawak mobil hari ini." Jawab syella sambil berjalan ke dapur karena syella sudah selesai makan.

Setelah itu syella langsung menuju ke kamarnya,namun ayahnya memanggilnya.

"Syella, sini makan bareng." Kata ayah.
"Syella udah makan yah, syella mau kerjain tugas. Tadi malam gak sempat." Jawab syella sambil masuk ke dalam kamar.

"Kamu sih mas, marahi syella. Lagian dia itu anaknya mudah sakit hati, ntar kalok dia udah sakit hati. Udah susah mas." Kata bunda.
"Yaudah nantik mas minta maaf ke dia. Oh ya syekh, kamu harus lanjut kuliah kamu di Washington DC." Kata ayah.
"Tapi yah, risyekh menikah dulu dengan nafitra. Nantik di bilang gak bertanggung jawab." Kata risyekh.
"Ayah mau minggu depan ngelamar dia. Berapa maharnya?" Tanya ayah.
"Sekitar 50 juta yah." Jawab risyekh.
"Kan tabungan kamu udah banyak, rumah kamu udah ada di Washington DC. Ntar kuliah kamu ayah yang biayai." Kata ayah.
"Yaudah yah, makasih yah." Kata risyekh.

***

Syella langsung membuka handphonenya. Line nya sudah penuh karena grup. Lalu syella membukanya.

Kemarin

Naina : kalian enggak kenak marah kan?

Fadel : enggak nai, kan udah bilang sama orang tua.

Fikri : sama gue jugak gak dimarahi.

Naina : syella mana nih katanya mau bikin tugas.

Fikri : nah itu yang mau ditanyak.

Fadel : nantik dia kenak marah sama orang tuanya.

Fikri : orang tuanya kan lagi keluar negeri ngurus perusahaan.

Naina : iya, tapi bisa jadi orang tuanya pulang secara tiba- tiba.

Fikri : iya sih, jadi gimana nih?

Fadel : nai, loe translate deh.

Naina : kata-katanya sulit dimengerti. Pakek translate pun agak susah di mengerti.

Fadel : lo tinggal di hutan nai, masa iya kata- katanya sulit?

Fikri : ini ya gue coba translate 'saya seorang pilot yang hambal'

Fadel : what the hambal?

Naina : sambal kali del

Fikri : sejak kapan saya seorang pilot yang sambal, gak nyambung naina. Maybe itu handal kali ya.

Setelah syella melihat semua percakapannya, Syella langsung mengerjakan tugasnya dan mengirimnya di grup.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang