PART 13

9.8K 631 17
                                    

"Sekarang kita ke mana lagi?" Veron menggenggam jemari Anna tanpa ada penolakan.
Sedari tadi Veron terus mencoba menggenggam tangan Anna, namun Anna menolak. Takut dikira anak Daddy katanya. Veron hanya mampu bersabar dengan pemikiran absurd Anna.

"Taman bermain?" Anna menatap Veron dengan mata berbinar-binar. Sekarang ia sudah tidak canggung lagi jika bersama dengan Veron.

"Baiklah, ayo!"

__________

TAMAN BERMAIN

"Menyenangkan sekali hari ini!" Anna memeluk boneka taddy bear jumbonya sambil tersenyum riang. Ia dan Veron sudah mengunjungi semua stand yang ada di taman bermain ini. Bukan hanya mengunjungi tentunya, tapi juga bermain.

"Kita pulang? Hari sudah gelap dan kau belum makan. Aku tidak mau kau makan sembarangan." Veron menarik lengan Anna dengan lembut menuju sebuah bangku kosong, lalu duduk di sana.

"Tapi kita belum menaiki bianglala itu!" Tunjuk Anna ke arah sebuah bianglala raksasa.

Veron tersenyum mendengar nada Anna yang merajuk. "Baiklah. Kau tunggu di sini. Aku akan membeli tiketnya. Ok?"

Anna tersenyum senang dan mengangguk. "Ok. Tapi...aku ingin kita juga ikut mengantri."

"Sesuai keinginanmu sayang."

Sepeninggal Veron, kini Anna duduk sendiri ditemani teddy dipelukannya. Tatapannya tertuju pada penjual permen kapas. Ia menelan salivanya dengan susah payah, lalu bergantian menatap ke arah Veron dan penjual permen kapas itu. Namun akhirnya Anna melangkahkan kakinya ke penjual kapas, dan membeli setangkai permen kapas. Anna tersenyum lebar dan kembali duduk di kursi dan menunggu kembalinya Veron.

__________

Veron's POV

Aku baru kembali dari membeli tiket untuk tuan putriku. Ia pasti kesal karena lama kutinggal.

Tapi...lihatlah! Ia nampak duduk santai, sambil memeluk boneka taddy jombonya dan memakan setangkai gula kapas.

T-tunggu! Gula kapas? GULA KAPAS!!

"Ekhmm!"

"Eh, V-Veron.." Anna nampak kaget dan mencoba menyembunyikan gula kapas itu dibalik badannya. Percuma saja sayang, aku sudah melihatnya!

"Apa kau lama menunggu?" Aku berjongkok di depannya.

"Ti-tidak. Sama sekali tidak lama." Lihatlah! Tuan putri kita tampak gugup sekali.

"Oh~ lalu apa yang ada dibelakangmu itu sayang?"

"Ti-tidak ada apa-apa! A-aku tidak menyembunyikan apa-apa!" Serunya seperti napi yang tertangkap basah sedang melakukan kejahatan.

"Sungguh?"

"Sungguh! Aku tidak memakan permen kapas... nya." Matanya membola. Sepertinya ia kelepasan tadi.

"Kemarikan."

Anna menunduk, namun tidak juga memberikan gula kapasnya. Aku tahu ia sangat ingin memakannya. Tapi ia juga tahu, kalau aku tidak suka jika ia makan sembarangan seperti ini.

"Kemarikan atau aku-"

"Aku janji tidak akan begini lagi!" Ia dengan segera memberikan gula kapasnya padaku. Wajahnya sudah seperti ingin menangis. Maafkan aku sayang, ini demi kebaikanmu.

"Sayang, kau harus katakan padaku jika ingin membeli makanan luar. Aku tidak ingin kau sakit. Ok?"

"Ok." Nadanya penuh penyesalan. Gadisku memang pintar.

"Ini." Aku memberikan kembali gula kapas itu padanya. Ia sempat menatapku tak percaya, namun ia kembali tersenyum dan memakan gula kapasnya dengan lahap.

Aku mengambil taddy daring dan menggenggam tangannya. Ia menurut saja. Kami berjalan beriringan menuju antrian di bianglala. Antrian ini sudah tidak sepanjang saat kami baru datang. Mungkin karena hari sudah malam, jadi tinggalah muda-mudi yang ingib menghabiskan malam bersama. Seperti aku dan gadisku ini.

"Veron." Kenapa tuan putriku ini harus berbisik, padahal ini tempat umum.

"Hmm"

"Itu lihat yang didepan kita!"

Aku mengikuti arah pandangannya dan melihat..

"Mereka sedang berciuman ya." Sontak aku menutup kedua mata gadisku ini. Aku tidak ingin gadisku yang polos ini ternodai oleh orang-orang tak bertanggung jawab seperti pasangan yang sedang berkecup mesra didepan kami ini. Ck. Mereka ini memang tidak tau tempat. Bagaiman jika ada anak kecil yang melihat kelakuan mereka itu?

"Veron..tidak apa-apa. Aku sudah pernah melihat yang lebih dari kecupan!"

Deg.

G-gadis..polosku sudah...dinodai!

"Katakan. Siapa orang yang kau lihat itu? Mengapa kau melihat yang begituan?!" Ah, aku bisa gila!

"Eng..itu..sebenarnya aku tidak sengaja. Aku tidak sengaja melihat Eddy dan Daisy berciuman di halaman rumahku. Mereka bilang mereka hanya sedang melakukan frunch kiss..eh apa namanya ya aku lupa. Tapi mereka bilang itu biasa saja untuk pasangan kekasih."

Oh my!! Lihat saja dua orang itu nanti!!

__________

"Key... bagaimana dengan misimu kali ini?"

"Sangat lancar. Kita hanya perlu menjalankan rencana kita selanjutnya, lalu mencari celah, dan..hup. Kita mendapatkannya!" Key menggenggam gelas yang berisi cairan merah pekat dengan erat. Ia menyeringai membayangkan keberhasilan dari rencananya.

"Kita harus bergegas. Aku sudah tidak sabar untuk melihat mereka menderita." Ujar sang lelaki paruh baya itu.

"Tenang saja kakek. Aku sudah menugaskan anak-anakku. Mungkin sekarang mereka sedang menjalankan tugas mereka. Kita hanya perlu menunggu hasilnya saja, sebelum menjalankan rencana utama kita." Kembali Key menyeringai, mengangkat gelasnya dan kemudian meminum cairan pekat itu.

"Yah. Aku sungguh tidak sabar."






















tbc.

__________

Gotcha!!

Part ini belum direvisi!

Siapa ya yang kemaren salah sangka...😅😅

Haha.. Apa kabar semua!!
Aku kembali lagi dengan babang Veron di sini!!
Gak nyangka aja...ternyata peminat ceritaku ini lumayan juga. Padahal awalnya ngepost cerita ini cuman karena iseng gak ada kerjaan.
Tapi siapa yang tau ya..😅😅

Untuk yang udah baca dan vomment, makasih banyak ya!

Jangan lupa ya untuk tinggalkan jejak dengan vomment!! Supaya babang Veron ama Anna sering muncul.

Masa banyakan yang ngebaca sih..😂😂

Bye-bye di chap depan!! 🙋






Salam hangat

AnjelitaA3

My Cute Mate Is A DJ!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang