PART 23

5K 274 17
                                    

“Haa hah hah ... “

Lagi-lagi aku berada di tempat ini. Apa aku sedang bermimpi? Tapi mengapa dadaku rasanya sesak sekali?

“Hah ... hahh hahh ... “

Aku sudah tidak sanggup lagi, jika ini mimpi mengapa aku sulit bernapas?

Brukkk Brakk

“Ughh ... “

Mengapa tidak ada satu pun orang di sini? Siapa pun tolong!! Tolong aku!!
Ugh, aku tidak bisa melihat apa pun. Aku pingsan? Mengapa jadi begini? Aku kenapa?

“Sayang, jangan takut, ada ibu di sini. Kau aman bersama ibu, ibu akan menjagamu!”

Suara siapa ini? Ibu? Mengapa begitu familiar? Seperti pernah bertemu dengan situasi yang sama.

___~-~___

“Jadi Anna di bawa pergi oleh bocah tengik itu?!” Veron mengepalkan tangannya yang berada di dalam saku celananya. Tampak urat-urat lehernya mulai mencuat, namun ia masih mencoba menahan dirinya walau pun sejujurnya sekarang ia sangat ingin menghancurkan sesuatu.

“Dan buruknya Anna berada di tangan kakek llintah itu sekarang.”

“Kalau begitu ayo kita kunjungi kakek mertuaku! Mungkin ia sudah merindukan cucunya ini.” Veron berjalan ke luar dari ruangan rapat itu, ia menyeringai membayangkan apa yang akan ia lakukan sebentar lagi.

“Alpha, aku sudah mengumpulkan seluruh pasukan yang kita miliki untuk berperang, lalu apa rencana kita selanjutnya?” Tanya sang Beta yang berjalan di belakangnya.

“Rencananya ... kita gempur markas kakek mertua.” Ujar Veron sambil tersenyum manis. Tapi Beta yang berada di belakangnya dan melihat senyumnya merasa bahwa senyum itu begitu mengerikan.

___~-~___

“Tuan, nona baik-baik saja. Tidak ada hal mencurigakan apa pun di dalam tubuhnya.” Ujar seorang wanita yang masih tampak muda, ia memasukkan stetoskop ke dalam saku jaketnya.

“Lalu mengapa ia belum bangun juga jika obat biusnya sudah tidak bereaksi? Dan lihatlah! Ia tampak gelisah di dalam tidurnya.” Ujar seorang kakek yang tak kehilangan karismanya.

“Aku juga baru pernah menemui hal seperti ini, ia seperti dimantrai namun tidak terdeteksi sedikit pun hawa mantra.” Wanita itu menatap lekat ke arah Anna yang sedang terbaring gelisah.

“Lakukan apa pun agar ia bisa sadar!” Titah kakek itu. Ia tidak tega melihat cucu kesayangannya tampak tidak nyaman dalam tidurnya.

“Kita hanya bisa menggunya sadar sendiri, jika dipaksa takutnya ia akan mengalami syock.” Kakek itu hanya bisa menghela napasnya pasrah. Ia akan mencoba bersabar demi cucu kesayangannya ini.

“Kalau begitu kau jaga ia hingga aku kembali! Jangan meninggalkan ia sedetik pun!” Kakek itu beranjak pergi dan keluar dari kamar itu. Hingga tinggalah wanitu itu beasama Anna yang masih menyelami alam mimpinya.

“Aku berharap ia segera menemuimu agar perang ini tidak terjadi.” Wanita itu mengelus puncak kepala Anna dengan sayang.

___~-~___

“Jadi, apa yang membuat kakek dan keluarga Veron sampai berseteru?” Anna mendonggak demi bisa menatap wajah sang Ibu.

“Ceritanya sangat panjang, apa kau siap mendengarkan sebuah dongeng?” Tanya sang Ibu sambil mengelus puncak kepala Anna.

“Perlu Ibu tahu, aku sangat suka dengan cerita dongeng, selain sad ending.” Dan apakah cerita ini akan berakhir sad ending? Semoga aku bisa mendinginkan kepala dua kubu yang sayangnya sangat keras kepala. Aku tidak ingin perang ini terus berlanjut.

“Dahulu, keluarga Ayahmu atau yang kamu kenal dengan bangasa werewolf, dengan keluarga Ibu yang tentunya adalah keluarga vampire hidup dengan rukun. Kami tidak pernah saling mengganggu satu sama lain. Hidup kami tetap tentram dan damai dengan berdampingan. Kami saling bahu membahu dalam banyak hal.”

“Lalu apa yang membuat werewolf dan vampire menjadi saling memusuhi?” Tanya Anna dengan tidak sabaran membuat wanita cantik itu tersenyum maklum.

“Mereka mulai bermusuhan karena ... “

___~-~___

“Ternyata kau bernyali sekali datang ke wilayah musuh tanpa persiapan sama sekali.” Key berdiri di hadapan rombongannya yang mengenakan jubah, ia dan rombongannya telah mengepung pasukan Veron. Sedangkan Veron yang terkepung hanya menyeringai tanpa sedikit pun merasa terancam.

“Kenapa? Kenapa hanya diam dan hanya tersenyum? Atau jangan-jangan kau takut kami bantai?” Key menatap Veron dengan pandangan meremehkan.

“Takut? Sebenarnya aku lebih merasa terhina berhadapan dengan seorang bocah sepertimu dari pada merasa takut.” Ujar Veron sambil tersenyum balas menghina Key yang kini mengerutkan kedua alisnya karena mulai terpancing emosi.

“Jangan sok berkuasa! Kau harusnya melihat situasi sekitarmu dulu jika ingin merasa hebat! Aku dengan mudah menghancurkan semua pasukanmu itu!” Seru Key dengan pandangan menusuk ke arah Veron.

“Hahaha ... Kalau begitu serang kami! Dan kami akan mengoyak tubuh kalian hingga ke tulang!”

Dan pertempuran itu pun tak bisa terelakkan lagi. Kedua kubu itu saling menyerang satu sama lain, mencakar, menebas, mengoyak, tidak ada yang mau mengalah sedekit pun.

Sedangkan Veron dan Key masih pada posisi mereka yang saling berhadapan. Mereka masih saling adu tatap.

“Mengapa menatapku seperti itu? Apa kau mulai ada perasaan khusus padaku?” Key menaikkan sebelah alisnya.

“Kau tahu, sedari tadi aku berusaha menahan wolfku agar tidak berontak keluar dan mencabik-cabikmu!” Seru Veron dengan nada dingin, suaranya mulai memberat dari biasanya.

“Jangan sungkan padaku, aku akan menerimanya dengan senang hati.”

Urat-urat dileher Veron mulai terlihat mencuat, iris matanya pun telah berubah, kuku-kukunya memanjang, dan tubuhnya telah membesar dari asal.

“DASAR BOCAH!! BERANINYA KAU MENANTANGKU!!”

GGGRRRRRRWWWW!!!

___~-~___

“Ugh!” Anna tiba-tiba terduduk dan terbangun dengan wajah terkejut. Wajahnya dihiasi peluh dan napas yang terengah-engah.

“Kau sudah sadar nona? Apa kau baik-baik saja? Minumlah ini agar kau lebih rileks.” Wanita yang menemani Anna itu menyodorkan segelas air ke arah Anna.

Anna menatap wanita itu sebentar, lalu menerima air itu dan meminumnya. Setelah tersisa setengah, ia mengembalikan gelasnya pada wanita itu.

“Kau Mariel kan?” Tanya Anna sengan pandangan menelisik.

Wanita itu tertegun selebum akhirnya mengangguk.

“Kau adalah kunci dari peperangan ini!” Ujar Anna.



























tbc

___~-~___

Salam hanagt

AnjelitaA3

My Cute Mate Is A DJ!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang