6. Ketentuan Nya

19 1 0
                                    

#SLGoupN_Day6 #HannyDewanti #SulisTyowati #ephinnatka

Setelah tiga jam perjalanan, bis yang membawa rombongan Firda dan teman-temannya merapat di desa tujuan. Sebuah desa di tepi aliran sungai bengawan Solo, yang terletak di 50 km dari jalan raya antar provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Desa Margahayu mempunyai jumlah penduduk total 300 orang yang terdiri dari 6 rukun tetangga dengan 150 kepala keluarga. Mata pencarian utama penduduk desa ini adalah beternak sapi perah dan pertanian. Setiap hari mereka menjual susu sapi murni ke Kota. Jarak kota lumayan jauh, untuk sampai ke jalan utama mereka harus naik ojeg selama kurang lebih satu jam perjalanan. Kemudian mereka harus naik bis antar kota selama satu jam baru tiba di ibu kota kabupatennya.

Rombongan Firda berhenti di lapangan terdekat, mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena bis tidak bisa melewati jalan desa yang terlalu sempit. Ketua kelompok memimpin semua anggotanya. Rombongan anggota KKN ini terdiri dari 20 mahasiswa putra dan putri. Dari 15 jurusan yang berbeda. Rombongan ini diketuai oleh mahasiswa teknik mesin yang bernama Satria, sedangkan Firda bertugas sebagai sekretaris, dan Tiar dari jurusan ekonomi sebagai bendahara.
Rombongan kecil itu berjalan kurang lebih 20 menit sampai di gerbang desa. Kemudian mereka melihat dua pemuda desa berdiri dan melambaikan tangan. Nampaknya mereka bertugas menjemput rombongan mahasiswa tersebut.

Setelah mendapatkan pengarahan dari Bapak Kepala desa, mereka menuju tempat tinggal sementara selama KKN. Sebanyak 12 mahasiswa putri tinggal di rumah kepala desa yang hanya di tempati oleh Ibunda Bapak kepala Desa, sedangkan 8 mahasiswa sisanya tinggal di rumah penduduk yang pemiliknya sedang mengadu nasib ke ibu kota negara. Letak tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh sehingga memudahkan mereka melakukan komunikasi dan koordinasi tentang semua kegiatan yang sudah direncanakan selama KKN.

Beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah membantu perbaikan jalan desa yang masih merupakan jalan tanah dengan lebar dua meter, mengajarkan berbagai cara pengolahan susu sapi menjadi bahan makanan atau minuman olahan sehingga peternak bisa meningkatkan nilai ekonomis dari susu sapi yang diproduksi setiap hari, memberikan penyuluhan tentang kewirausahaan dengan harapan penduduk bisa menjadi pengusaha home industri, dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dan membantu mendirikan bibit perpustakaan desa agar menanamkan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja di desa tersebut. Hari ke dua mulailah kegiatan KKN dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Program pertama yang akan mereka laksanakan adalah perpustakaan desa. Ketua program kegiatan ini adalah Firda. Untuk program perpustakaan desa, mereka dibantu oleh kepala sekolah Dasar desa Margahayu, ini Sekolah Dasar satu-satunya yang ada di desa tersebut. Mereka mendapatkan satu ruangan yang kurang berfungsi untuk dimanfaatkan sebagai perpustakaan desa. Mendengar penjelasan dari Kepala desa semua mahasiswa sangat senang, mereka segera bekerja membersihkan dan menyiapkan ruangan perpustakaan desa. Selama empat hari mereka membersihkan dan mengecat dan mempercantik ruangan berukuran 4x4 meter persegi. Mahasiswa outta yang melakukan kegiatan pengecatan, sedangkan mahasiswa putri menyiapkan buku-buku yang akan di simpan di perpustakaan tersebut. Buku-buku tersebut sudah mereka bawa dari rumah masing-masing. Sebelum berangkat setiap mahasiswa diwajibkan untuk membawa minimal 10 buku bacaan fiksi atau non fiksi, juga diperbolehkan membawa buku pelajaran seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pada hari ke lima semua buku sudah tertata rapi di rak buku yang di desain oleh Widi mahasiswa jurusan arsitektur. Melihat hasil kerja seluruh anggota tim nya, Satria sangat senang dan mengucapkan terima kasih program pertama mereka berjalan tanpa kendala yang berarti. Demikian juga dengan bapak kepala desa, rasa bangga dan bahagia melihat mahasiswa mampu mengajak anak-anak dan remaja di desanya meramaikan perpustakaan desa.

Pekan ke dua Firda dan teman-temannya menjalankan program kerja berikutnya yaitu membuat workshop pengolahan berbagai makanan atau minuman dengan bahan dasar susu sapi yang merupakan produk unggulan desa tersebut, dengan harapan bahan makanan dan minuman olahan yang dihasilkan mampu menambah nilai ekonomis susu sapi sehingga mampu meningkatkan pendapatan para peternak. Ketua program kegiatan ini adalah Tira mahasiswi jurusan teknologi pengolahan pangan. Salah satu produk olahan yang akan mereka buat adalah Yoghurt. Untuk membuatnya mereka memerlukan bakteri dalam proses fermentasi. Tira meminta bantuan teman-temannya untuk membeli bakteri ke kota terdekat. Satria dan Firda bersedia untuk berangkat ke kota keesokan harinya.

Dengan menggunakan sepeda motor yang dipinjam dari bapak kepala desa, Satria dan Firda berangkat pada pukul 07.00 page. Mereka memerlukan waktu 2 jam untuk sampai ke kota terdekat. Cuaca yang cukup dingin tidak menyurutkan langkah mereka. Dengan melalui jalan desa yang berbatu dan belum mendapat bantuan pemerintah untuk segera di aspal, serta pepohonan di kanan dan kiri jalan dan kendaraan yang melewati jalan tersebut sangat jarang, menambah sepinya jalan yang mereka lalui berdua.

Tiba-tiba handphone Firda berbunyi, ringtone yang terdengar menunjukkan panggilan suara yang masuk. Firda mengernyitkan keningnya, siapakah yang meneleponnya sepagi ini? Tak membiarkan pikirannya menerka-nerka terlalu lama. Firda terkejut ternyata panggilan suara dari adiknya. "Assalmualaikum kak, bisakah kakak ijin pulang hari ini?" kata suara diseberang. "Ada apa dik? " Jawab firda. 

Tidak ada suara di seberang, Firda mengulang pertanyaannya. Tiba-tiba suara diseberang melemah " bapak sedang sakit kak, ibu minta kakak pulang hari ini". Tak perlu menunggu penjelasan lagi. Firda sudah bisa memahami situasi yang terjadi. Setelah menutup telepon, dia meminta satria menghentikan motornya. Kemudian satria menepikan dan menghentikan motornya. Firda menjelaskan situasi yang sedang terjadi, dia memutuskan kembali ke desa dan ijin ke bapak kepala desa agar diijinkan pulang beberapa hari. Satria menyetujui pendapat Firda, dan mereka memutar arah motornya kembali ke desa. Saat itulah, ketika Satria memutar balik motornya tanpa mereka sadari sebuah motor dengan kecepatan tinggi memotong jalan mereka, akibatnya kecelakaan kedua motor tersebut tidak dapat dihindarkan lagi.

Puzzle Yang Tak BerbentukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang