Pagi seperti biasanya pagi diakhir bulan maret ini masih dingin, ditambah lagi hujan yang belum reda sejak semalam. Firda sudah sampai di kampusnya sejak tiga puluh menit yang lalu. Dia berjanji untuk menemui promotornya guna menyerahkan revisi laporan penelitian yang sudah diselesaikannya selama seminggu ini. Meskipun belakangan ini pikirannya terganggu dengan hadirnya kembali seseorang dari masa lalunya, namun dia tidak bisa terlena dan harus terus melangkah melanjutkan penelitian akhirnya untuk menyelesaikan program doktoralnya. Dua hari terakhir dia merevisi tulisannya agar bisa di serahkan hari ini. Setelah menyerahkan paper nya, Firda bergegas ke Kantin kampus, karena tadi dia tidak sempat sarapan. Karena ini hari senin dimana awal masuk kerja dan sekolah, biasanya akan terjadi antrian panjang di terminal bis ataupun di stasiun kereta. Oleh karena itulah khawatir datang terlambat ke kampus dia memutuskan untuk berangkat lebih awal dan menunda waktu sarapannya sampai urusannya menemui promotornya selesai. Hari ini bukan jadwal diskusi, hanya menyerahkan hasil revisinya jadi tidak membutuhkan waktu yang lama.
Setelah tinggal di Jepang selama empat tahun, Firda belajar banyak hal tentang kedisiplinan, managemen waktu dan etos kerja yang tinggi. Yah ... Firda mulai terbiasanya dengan tradisi masyarakat Jepang untuk selalu datang tepat pada waktunya, jika kita membuat janji dengan seseorang. Mereka akan sangat menghargai apabila kita datang tepat pada waktunya. Namun sebaliknya mereka akan meninggalkan kita jika waktu toleransi menunggu dianggap cukup, dan mereka akan membatalkan pertemuan dan memilih melakukan aktivitas yang lainnya. Mereka sangat menghargai setiap detik waktu yang Tuhan pinjamkan. Hal ini salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan Negara Jepang. Disamping itu etos kerja yang tinggi, setiap penduduk sangat produktif dalam bekerja. Namun satu hal yang belum diketahui oleh masyarakat dunia, bahwa tekanan kerja yang tinggi membuat angka bunuh diri cukup tinggi, yang disebabkan oleh stress menghadapi tekanan pekerjaan. Tak jarang di pagi hari kereta harus berhenti lama bukan karena kerusakan namun karena ada orang yang sengaja menabrakkan diri ketika kerena sedang melaju, akibatnya kereta harus berhenti sampai proses evakuasi korban selesai sekitar 30-45 menit kemudian, kereta akan berjalan normal.
Dengan berbagai kelebihan dan tentu saja kekurangannya, Jepang merupakan negara kedua bagi Firda, rasa memiliki negara ini juga cukup besar, Firda sudah mengunjungi hampir sebagian wilayah negara Jepang, tempat favouritenya adalah Gunung Fuji yang Indah dengan bunga sakura yang bermekaran di saat musim semi. Firda akan mengunjungi saat Cherry Blossom nanti, bertepatan dengan libur awal musim semi di kampusnya.
Coklat panas yang dinikmati Firda hampir habis, tiba-tiba Firda melihat seseorang baru saja masuk ke kantin, tidak mungkin Firda berteriak, karena jarak meja tempatnya duduk tidak cukup dekat, dan kantin ini terlalu sepi sehingga apabila Firda memanggil temannya akan sangat menarik perhatian. Firda memutuskan berdiri dan mendekati laki-laki perperawakan kurus itu, "Ohayo Gozaimas" sapa Firda, " Hai, Good morning" yang disapa menjawab dengan menggunakan bahasa inggris yang fasih. Daisuki adalah teman mahasiswa brillian satu program studi dengan Firda. Diusianya yang cukup muda Daisuki sudah mengambil program doktoral. Usia mereka terpaut enam tahun, Daisuki lebih muda dibanding kan Firda, namun wajah mereka terlihat sama, ditambah dengan wajah Daisuki yang selalu serius membuat orang mengira usianya sudah diatas tiga puluh tahun. Mereka berdua cukup dekat, karena mereka mengerjakan proyek penelitian bersama. Jika Firda mengalami kesulitan maka Daisukilah yang membantunya.
" How is your paper ? ", Daisuki memulai percakapan. Firda menjelaskan bahwa dia baru saja mengumpulkan perbaikan paper nya pagi ini. Kemudian terlihat mereka terlibat pembicaraan seputar penelitiannya. Firda sudah menambah gelas kedua coklatnya, berbicara dengan Daisuki terkadang membuat Firda lupa waktu. Dia mengagumi cara laki-laki itu memaparkan ide-idenya. Meskipun terkesan cool dan angkuh, namun jika seseorang sudah mengenal Daisuki akan merasa nyaman berada bersamanya. Itulah yang dirasakan Firda selama dua tahun terakhir mengenalnya.
Selain pandai secara keilmuan, Daisuki juga pandai mengambil hati Firda. Terbukti dialah satu-satunya laki-laki yang mampu mendekatinya. Sejak tujuh tahun lalu, Firda sudah menutup rapat pikiran dan hatinya untuk makhluk yang berjenis kelamin laki-laki. Sekedar berteman boleh saja, namun untuk mengenal lebih dekat dia selalu saja menghindar. Namun saat bersama Daisuki perasaan nyaman yang dia rasakan, membuat Firda membiarkan laki-laki itu menemani hari-hari. Walau mereka tidak selalu bersama namun saat musim liburan tiba mereka akan menghabiskan waktu berdua.
Satu hal yang terkadang membuatnya khawatir, Daisuki mempunyai beberapa kemiripan sifat dengan ... .Setelah dua jam berbincang mereka berpisah untuk melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Sore itu kereta yang membawa Firda pulang terasa berjalan lambat, dia membiarkan pikirannya berkelana.
Daisuki lahir di bulan yang sama dengan dia. Sedikit banyak mempunyai sifat yang sama, hal ini terbukti setelah mereka berteman selama empat tahun ini, mulai terlihat sifat-sifat asli masing-masing.Pada awal bertemu dengan Daisuki, lelaki itu terkesan angkuh dan sombong. Tatapan matanya tidak menawarkan persahabatan, belum pernah dia melihat lelaki itu tersenyum di ruang kuliah. Tetapi setelah mereka berteman cukup dekat, Firda merasakan ketulusan yang diulurkannya. Banyak hal yang sudah terjadi dan membuatnya bahagia saat mereka bersama. Ada perasaan aman dan terlindungi.
Walau terkadang Daisuki sangat dingin dan kaku, namun dia tetap menikmati setiap waktu bersamanya.Bukankah kita harus menerima kelebihan dan kekurangan seorang teman. Jika kita bisa saling memahami dan menghormati maka setajam apapun perbedaan yang ada selalu bisa diselesaikan dengan indah.
Mengingat tentang kata teman, dia tersadar bahwa sudah lebih dari satu minggu Adie selalu memberinya pesan setiap hari. Komunikasi mereka mulai lancar. Namun Firda tetap menjaga jarak, agar semua yang sudah dikuburnya tetap ditempatnya. Dia tidak ingin terjebak dengan masa lalu. Sudah waktunya dia menata masa depan.
Pernah terbersit dipikirannya bahwa Daisuki adalah seseorang yang dikirim Tuhan untuk menghentikan musim hujan dalam kehidupannya.
Tuhan memberikan Matahari agar dia bisa mencairan kebekuan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Yang Tak Berbentuk
RomanceAdie dan Firda adalah sepasang sahabat yang akhirnya saling jatuh hati, Namun jalan hidup yang dituliskan oleh Tuhan tak sejalan dengan keinginan mereka.