That Day

2.3K 198 11
                                    

~flashback~
-2nd Person POV-
"Kita putus."

Kamu merasa jantungmu berhenti berdetak. Kamu hanya diam membisu membiarkan setitik peluh jatuh dari ujung matamu membasahi pipimu.

"Jangan tangisi aku. Aku harus pergi. Kamu akan menemukan yang lebih baik dariku."

Ia menghapus air matamu. Kamu merasa terluka tapi kamu berusaha untuk memberikan senyuman padanya untuk yang terakhir kalinya.

"Biarlah, asal kamu bahagia."

"Terimakasih atas semuanya," lanjutmu dan ia mengambil kopernya. Ia pergi keluar dari apartemennya. Kamu hanya bisa terdiam menyaksikan semuanya.

Kamu ingin berteriak memanggilnya tapi entah kenapa suaramu tertahan. Kamu merasa tubuhmu melayang.

Perlahan ia menghilang dari pandanganmu dan seketika kamu merasa gelap.

Kamu terjatuh tak sadarkan diri.

-end of flashback-

2 bulan setelah hari itu
Lagi-lagi kamu memulai hari itu dengan kekosongan hati. Kamu tidak bisa merasakan apapun lagi sejak saat itu.

Sekarang, kamu tengah terdiam di salah satu sudut apartemenmu sambil menangis. Matamu memerah. Sudah 2 bulan kamu mengalami depresi.

Kamu melihat kembali foto bersama antara dirimu dengan Levi yang kamu ambil waktu itu. Seketika, semua memori terlintas lagi di pikiranmu.

-flashback-
Saat kamu turun, seorang resepsionis menemuimu dan memberikan sebuah surat titipan dari Levi

Maafkan aku, tapi aku akan pergi.
Jangan cari aku, sebab aku takkan kembali.
Jangan hubungi aku, tapi percayalah kalau masih ada kamu dihatiku.

Levi Ackerman,
27 Maret 2017

-End of flashback-

Kamu hanya bisa terus menangis. Kamu mengambil obat penenang dan meminumnya. Sudah tak terhitung sudah berapa banyak obat penenang yang sudah kau minum semenjak hari itu.

Dengan langkah gontai, kamu keluar dan berjalan menuju sebuah taman di dekat situ, sebuah taman dimana kau dan Levi bertemu untuk pertama kalinya. Kamu duduk di kursi taman.

Kau teringat kalau dulu kau selalu duduk disitu untuk menikmati cerahnya hari bersama Levi. Kamu duduk di tempat yang sama, namun kali ini tidak bersamanya.

Taman memang sedang ramai, tapi itu tidak bisa mengisi kekosongan hatimu.

Seketika kamu merasa suara Levi bergema di telingamu seolah-olah apa yang ia ucapkan dulu terulang lagi dalam pikiranmu. Kamu mengalami halusinasi.

"[Name], berjanjilah kalau kita akan hidup bersama."

Airmatamu mulai menetes lagi.

"[Name], aku sungguh mencintaimu. Aku berjanji akan selalu bersamamu, selamanya."

Kini, kalimat itu hanyalah sebuah janji yang teringkari.

It's a cold and it's a broken promise.

broken promise [ levi x reader ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang