Note : Memang bagian awal-awal terkesan biasa aja dan mungkin agak monoton atau kurang seru. Soalnya mulai serunya tuh tengah-tengah
.
Bakal banyak revelation (pengungkapan misteri2) juga di tengah dan akhir2 ya meski cuma dikit2 karena masih belum mau ending.
.
Happy reading! ^^
.
.
~Third Person POV~
Setelah menutup telepon, Levi membuatkan teh hangat untuk (y/n) dan memberikan sebungkus roti."Makanlah," ucapnya.
(Y/n) langsung memakan roti dan meminum teh itu tanpa ragu. (Y/n) kemudian meminum obat-obat yang diberikan oleh sang dokter tadi.
Levi duduk di samping (y/n) di kasurnya itu. Ia mulai mengelus rambut (y/n) dengan lembut dan memeluknya erat.
"(Y/n)?"
Ia menoleh ke arah Levi.
"Ma-maafkan aku. Aku dulu meninggalkanmu demi sebuah perintah. Aku tidak menyangka kalau kebodohanku ini hanya akan menjerumuskan dirimu sendiri." Ia terus berkata hingga matanya pun berlinang air mata, membiarkannya mengalir ke pundak (y/n). Ia memeluk (y/n) makin erat.
(Y/n) membalas pelukan dari Levi dan menepuk-nepuk pelan punggung Levi, mencoba menenangkannya.
"Maafkan aku.. aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi." (Y/n) tersenyum dan berkata, "Sudahlah, Levi... semua sudah terjadi. Apa yang telah terjadi, biarlah berlalu. Yang terpenting sekarang kita telah dipertemukan kembali."
Levi pun ikut tersenyum.
"Aku... memaafkanmu," ucap (y/n) sambil mencium kening Levi.
"Te-terimakasih.." ucap Levi seraya (y/n) menyeka air mata Levi dengan ujung jarinya.
"Aku sungguh tidak layak untuk menerima pengampunan i-"
Ia belum selesai bicara, tapi (y/n) langsung menginterupsinya dengan mencubit pelan pipi Levi sambil berkata, "ssshhh.. kubilang cukup, Levi."
"Ya sudah, beristirahatlah. Karena kau akan tidur di kasurku, maka aku akan di sofa."
Baru saja Levi ingin beranjak pergi, (y/n) langsung melingkarkan pergelangan tangannya itu di pinggang Levi, menahannya untuk pergi.
"Levi~ aku tidak mau sendirian. Kau disini saja ya~temani aku~" ucap(y/n) sambil memberikan tatapan puppy eyes yang pastinya membuat hati Levi pun meleleh dan terlihat jelas bahwa pipinya pun mulai berubah jadi merah merona.
"Baiklah," Levi pun membaringkan tubuhnya yang diselimuti rasa lelah itu di sebelah (y/n).
(Y/n) memeluk erat Levi seperti seolah takut kehilangannya lagi untuk yang kedua kalinya.
Levi membalas pelukan erat dari (y/n) yang kini membaringkan kepalanya di atas dada Levi. Levi mengelus rambut (y/n) dengan lembut menggunakan jari-jari tangannya.
Tak berapa lama kemudian (y/n) pun tertidur di dalam pelukannya. Levi dapat melihat wajah (y/n) yang kelelahan akan tetapi dipenuhi dengan kelegaan juga. Wajahnya terlihat begitu manis untuk Levi, polos dan penuh kedamaian.
Levi tersenyum dan mengecup (y/n) dengan cepat. Selepas itu, ia berkata kepada (y/n), "I'm sorry, for I've been disgraced by my broken promise. I'll do a redemption of my culpability against you."
(Terjemahan : Maaf, aku telah ternodai oleh janjiku yang teringkar. Aku akan melakukan penebusan atas kesalahanku terhadapmu)
Levi menghembuskan nafasnya, "I love you (y/n)."
Setelah mengucapkan demikian, tertidurlah Levi dengan tenang, wajahnya sangat damai karena akhirnya ia bisa berbalikkan dengan (y/n).
KAMU SEDANG MEMBACA
broken promise [ levi x reader ]
Fanfiction[2015] "[Name], aku sungguh mencintaimu. Aku janji bahwa aku akan selalu bersamamu, selamanya." - Levi Ackerman, 2015. [2017] "Kita putus," ujarnya. Now, it's just a broken promise. Credits : IVORY KIEHL